Selasa, 10 Februari 2009

Menjadi Seperti Bapa Bagi Sesama

Yos 3: 7:17

Maz 107: 1-9

1 Tes 2:9-13

Mat 23: 1-12

Pertanyaan:

  1. Siapakah yang disebut Bapa dan apa fungsinya?
  2. mengapa harus Bapa? Mengapa bukan Ibu?
  3. bagaimana menjalankan fungsi sebagai Bapa itu?

  1. Bapa adalah sebutan untuk leluhur berjenis kelamin laki-laki, ayah dalam Tradisi Ibrani. Dimana memiliki kuasa penuh terhadap anak-anaknya, baik untuk melamar, untuk merancangkan pernikahan, untuk menjual, bahkan untuk memiliki kuasa atas hidup mati anak-anaknya. Seorang Bapa adalah seorang yang punya kuasa untuk menginstruksikan, memimpin, menguatkan, memelihara, membahagiakan, sadar akan kebutuhan dan permintaan anak-anaknya, mengetahui kesalahan anak-anaknya, menjadi teman bagi anak-anaknya dan lain sebagainya...
  2. memang pada awalnya peran bapa adalah peran yang berkaitan dengan gender => namun pada Alkitab sebutan bapa beralih ke fungsi, peran. Dan bapa disini memang diidentikan kepada bapa yang adalah Tuhan yang tentunya memiliki fungsi yang lengkap.
  3. tentu dalam menjalani fungsi sebagai bapa yang benar-benar lengkap adalah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan, karena kita bukan Tuhan tentunya. Dengan begitu kita harus meminta hati bapa bagi kita agar kita bisa menjadi bapa juga bagi sesama. Dengan juga mengenal sosok seperti apakah sosok seorang Bapa bagi anak-anakNya. Dengan juga menggunakan standar bapa di sorga dan bukan bapa di dunia.

Dasar pemikiran:

Peran seorang bapa telah berubah dan telah merosot seperti pagar makan tanaman, atau seperti hubungan atasan dan bawahan. Serang bapak masa kini sering kali menganiaya dibanding melindungi. Dan kita diajak untuk menjalani fungsi sebagai seorang bapa

Yos 3: 7:17

Yosua dan Musa dianggap sebagai bapa , karena mereka membawa bangsa ISRAEL ke tempat yang lebih baik, tidak hanya sampai disitu, Musa dan Yosua memberi diri untuk ikut serta dalam rencana Allah untuk bangsa Israel. Dengan penuh kesabaran Yosua dan Musa menuntun, mendidik, melatih bangsa yang dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk itu. Tidak mungkin musa dan Yosua tidak mengetahui bangsa seperti apakah Israel itu, dan tentunya keduanya dapat menolak panggilan Tuhan dalam hidup mereka. Tapi karena mereka sungguh dikarunia hati bapa oleh Allah, sehingga memampukan mereka untuk memimpin umat yang bermental budak ini sampai pada tanah perjanjian

1 Tes 2

(9)1 Tesalonika menggambarkan sisi lain dari peran dan sifat seorang bapa, yaitu ketika seorang bapa, bekerjan siang malam untuk menafkahi dan memberi yang terbaik untuk anak-anaknya. Seorang bapa bekerja tanpa mengeluh dan tanpa meminta balas dari anaknya. Ia hanya memberi dan tidak menerima.

10. Kedua seorang Bapa haruslah menjadi panutan, teladan sama ketika Paulus mengatakan hidpunya yang tak bercacat, adil dan saleh. Tentunya dalam pelayanan kita, kita tidak ingin menjadi batu sandungan orang lain yang ingin mengenal Tuhan bukan? Kita tidak akan membiarakan Tuhan dicela oleh karena pelayanan kita, bukan kita dicela. (karena kalo kita dicela, berarti kita ingin pelayanan kita membuat kita dipuji, padahal pujian dan sembah hanya kita berikan untuk Tuhan semata dan bukan yang lain

11. Ketiga, seorang bapa itu menasehati dan menguatkan bukan hanya memarahi bahkan menyakiti hati anak-anaknya. Dalam kehidupan berjemaat juga sering kali kita tidak menasehati malah membuat gosip, yang digosok semakin sip. Saudara seiman yang dianggap salah (kita sama sekali tidak berhak mengatakan mereka salah dan kita yang benar, karena manusia di dunia ini tidak ada yang 100% benar, karena kita semua sudah dirusak oleh dosa) tidak ditegur dalam kasih malah dipojokkan bahkan dikucilkan dari komunitas.

12. Keempat, seorang bapa hendaknya membawa anaknya mengenal Tuhan, melakukan kehendak Allah dan bukan \kehendaknya sendiri. Pada kenyataannya, dalam mendidik anak-anak kita, sering ucapan : papah ingin kamu... bukan Tuhan ingin kamu..., menyadarkan saya sering kali berkata kepada remaja: JANGAN JADI APA YANG KAKAK MAU, MAMAH MAU, PAPAH MAU GURU SAYA MAU , TAPI JADILAH YANG Tuhan mau!!!!oki ia akan bersyukur kepada Tuhan atas semua yang dapat ia lakukan, karena ia dimampukan oleh Tuhan untuk melakukannya. Semua ini bukan karena kemampuannya tapi kasih Karunia Tuhan hang hadir di dalamnya

Mat 23:1-12

Sikap buruk seorang bapak ditunjukkan oleh para orang farisi dan ahli taurat. Mereka dapat disebut juga sebagai bapa bagi orang YAHUDI, karena merekalah yang mengajarkan Taurat. Masa itu Taurat hanya dipegang oleh ahli taurat dan jemaat tidak satupun yang memiliki salinannya. Betapa berharganya kitab pada masa itu, masa kini orang tidak lagi menghargai Alkitab, sudah banyak perubahan budaya, lebih lagi ketika Alkitab kini sudah dapat dibawa kemana-mana di dalam PDA atau Hanphone. Kesakralannya telah lenyap dimakan peradaban yang semakin menjunjung tinggio teknologi..

3. Di sini orang Farisi dianggap sebagai bapa-bapa orang YAHUDI yang NATO!!!! Mereka hanya berani mengajar tapi tidak mau melakukannya. Mereka pintar berkata tapi 0 dalam hal praktek. Tentunya kita tidak ingin anak kita berkata” katanya jangan ngebohong, ko papa ngebohong sih?

4. orang farisi digambarkan juga sebagai orang yang hanya suka menaruh beban di pundak orang lain, namun ia sendiri tidak mau menyentuh beban itu.

5-... mereka suka dipuji. Tapi tidak suka dikritik. Mereka ingin dihormati, tapi tidak mau belajar menghormati anak-anaknya. Mereka hanya ingin dipuji-puja, namun tidak pernah memberi pujian kepada anaknya yang telah berhasil berbuat baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar