Selasa, 10 Februari 2009

Berperang Lawan Dosa

Kejadian 24:34-38

Mazmur 45; 11-18

Roma 7:15-26

Matius 11:16-19, 25-30

GKI Kavling Polri, 6 Juli 2008

….

Anda suka film perang? Saya suka sekali, apalagi bila actor utamanya adalah idola saya Bruce Willis. Wah mau diputer berulang ulang juga tetap saja nonton hingga titik darah penghabisan alias sampe tamat..mat..mat. tidak peduli mata sudah 5 watt, tidak peduli besok harus bangun pagi. Ada beberapa hal yng membuat saya suka sekali dengan film perang. Pertama karena biasanya film perang itu seru. Lalu karena film perang itu biasanya banyak intrik baik di dalam diri, maupun dari luar diri yang tidak mudah untuk dipecahkan, jadi makin seru dan juga membuat kita yang menonton berpikir keras bagaimana caranya agar bisa keluar dari intrik. Alasan yang lain adalah ketika musuh kalah, saranya senang sekali, puas dan wah tak terbayangkan deh, apalagi kalo musuhnya tuh yang memang keji dan kejam wah pasti bahagia sekali. Dan terutama bila pemain utama yang biasanya nyaris mati ternyata pulang dengan membawa kemenangan yang gemilang juga dengan mendengungkan misi kemanusiaan, wah mengharukan…tapi biasanya dalam film perang yang baik selalu menang. Kalau yang jahat menang bisa ga laku tuh fim!! J

Berperang lawan dosa juga dapat dijadikan film yang luar biasa bagus, luar biasa seru dan bahkan jangan-jangan malah dapat berbagai penghargaan loh!! Hanya saja dalam pertempuran melawan dosa yang sesungguhnya, kita belum tentu menang, karena berperang melawan dosa lebih sulit dari berperang melawan suatu Negara atau musuh manusia. Berperang lawan dosa menjadi semakin sulit karena lawannya adalah diri kita sendiri dan bukan orang lain. Selain itu berperang melawan dosa juga berarti melawan si Iblis yang selalu menggoda kita untuk mesuk ke dalam jeratnya. Iblis bukan makhluk yang pantang menyerah. Ia akan mencari celah dimanapun untuk dapat menggempur, dan mengalahkan kita. Ia akan selalu menjadi singga yang mengaum-ngaum di sekeliling kita, dan siap untuk melahap kita. (1 Pet 5:8)

Tapi sebelumnya tentu kita perlu tau mengapa kita perlu untuk berperang melawan dosa? Karena:

  1. dosa itu hakekatnya merusak gambar dan citra Allah di dalam kita.
  2. dosa itu juga mengancam hidup dan keselamatan kita.

Dosa adalah apa yang tidak dapat diterima oleh Allah atau umat manusia. Dosa juga adalah apapun yang salah dalam hubungan dengan Allah, segala sesuatu yang tidak didasarkan pada iman (Roma 14:23)

Oleh karena itu semua pengikut Kristus juga dipanggil untuk bersama sama berperang melawan dosa. Dengan berperang maka kita menjadikan dosa sebagai musuh dan seteru kita, bukan sekutu, atau teman kita. Dengan berperang juga berarti harus ada yang kalah dan yang menang, ada yang hidup dan yang mati. SUSAH? YA SUSAH BANGET….

Kenapa? Karena pada awalnya dosa adalah teman kita. Kalo pada awalnya kita bersahabat erat dengan dosa, lalu kini kita harus melawannya, tentu rasanya seperti melawan saudara sendiri. Dan karena dosa itu juga ada di dalam diri kita, di dalam daging (anggota-anggota tubuh kita) maka melawan dosa menjadi sesuatu yang jauh lebih sulit.

Kenapa dosa selalu dikaitkan dengan tubuh? Karena pada hakekatnya tubuh itu lemah, sifatnya fana dan tidak kekal, bisa mati, bisa sakit, perlu istirahat. Coba rasakan, bila anda memakai tubuh anda seharian penuh untuk beraktivitas, apa rasanya? Lelah, penat, pegal dan lain sebagainya. Dan kadang dalam keadaan lelah tersebut anggota tubuh jadi kurang terkontrol, ia menjadi lalai, seperti iklan Mizone yang slogannya adalah “ jadi orang-orang anti kecolongan”. Tapi yang namanya tubuh, akan selalu menjadi letih dan lemah ketika diperhadapkan dengan beragam aktivitas dari pagi hingga malam bukan? Ada saatnya manusia akan ‘kecolongan’ walaupun sudah minum Mizone. Saat saat kecolongan itulah yang biasa digunakan oleh si jahat untuk memperdaya hidup kita dan membawa kita jatuh ke dalam dosa. 2 hari kemarin, saya juga baru habis berperang bapak ibu sekalian. Saya berperang melawan rasa kantuk di persidangan Klasis Jakarta Selatan. Dan karena saya bukan peserta melainkan notulis persidangan maka peperangan saya makin seru!! Kalo beberapa peserta sidang bisa kalah tempur yang akhirnya tidur dengan pose berpikir, kalo saya berperang hingga mengeluarkan beberapa senjata andalan, yang antara lain adalah kopi 4 gelas, snack, yah nyomot aja yang ada, permen kopiko, bahkan serangan jurus cubit-cubitan, dan itu semua bapa ibu sekalian nyaris ngak mempan sama sekali. Tapi nyatanya saya dapat memenangkan peperangan dan menyelesaikan tugas saya mengetik dari awal hingga akhir persidangaan dengan baik.

Karena manusia tau bahwa kecenderungan mereka adalah jatuh dalam dosa, maka manusia membuat apa yang disebut undang-undang, peraturan dan hukum baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Itulah yang juga disebut Paulus sebagai hukum Taurat. Taurat bukan mengatur sesuatu yang bersifat rohani, tapi yang bersifat jasmani. Sesuatu yang membuat manusia semakin ‘aware’ waspada terhadap hidupnya.

Namun karena manusia memang lebih tunduk pada daging dan bukan pada Allah, maka tidaklah mengherankan ketika banyak manusia yang melanggar peraturan yang ia buat sendiri. “Peraturan itu dibuat untuk dilanggar”. Manusia taat pada hukum hanya karena takut, takut di hukum, takut dipotong tangannya, takut dicongkel matanya. Sama seperti kita pakai helm hanya supaya tidak ditilang, kalo hanya dalam komplek saja ya ga apa ga pake helm walaupun kecepatannya 80 KM/jam. Alasan “ deket ko!”, atau “ kan bukan di jalan raya” kerap kali menjadi alasan kita untuk melanggar peraturan yang sebenarnya dibuat untuk keselamatan dan kepentingan diri kita sendiri dan orang lain di sekitar kita.

Hidup sebagai pengikut Kristus, bukan berarti kita hidup dengan bebas merdeka, bebas yang sebabas-bebasnya dan tidak ada lagi yang dapat menghalangi kita dalam melakukan segala apapun yang kita ingini. Oleh karena itu, kini kita yang menyatakan diri sebagai pengikut Kristus dituntut juga untuk dapat hidup menurut Roh Kristus dan bukan keinginan daging yang dapat membinasakan kita. Dengan hidup mengikuti Roh, maka sebenarnya kita telah mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan yang sesungguhnya. Yaitu kebebasan dan kemenangan atas hukum dosa.

Menjadi pengikut Kristus juga bukan berarti kita kebal hukum seperti para pejabat yang kebal hukum karena tebal kantong. Kita memang sudah dijamin dengan kematian dan kebangkitan Kristus tapi bukan berarti kita bebas melakukan dosa apapun, karena toh sudah ada yang menjamin. Sebaliknya dengan menyadari bahwa kita telah menjadi orang-orang yang dimenangkan oleh Kristus dengan karyaNya di dunia, maka Kristuslah yang seharusnya menjadi tujuan kita dan bukan lagi dosa. Kristuslah yang seharusnya memegang kontrol atas hidup dan perbuatan kita dan bukan lagi diri kita apalagi dosa. Karena sesungguhnya kedudukan baru kita sebagai anak-anak Allah adalah sudah jadi milik kita(Roma 7:25.)

Nah sekarang bagaimana caranya kita dapat berperang melawan dosa? Karena dosa hanya dapat dikalahkan dengan cara hidup (way of live), kematian manusia lama, dan kebangkitan manusia baru bersama Kristus, jadi ikutilah apa yang Yesus lakukan selama Ia hidup. Karena Ia datang ke dunia terutama untuk memberi kita teladan hidup yang Ia lakukan dalam setiap karyaNya selama kurang lebih 3 tahun.

Tapi untuk dapat melakukan apa yang Kristus lakukan tentu kita harus melengkapi diri kita. Sama seperti seorang prajurit yang mau terjun ke medan perang, ia harus mempersiapkan segala galanya hingga ia benar-benar siap untuk berperang.

SO:

1. Kita harus siap menyerahkan diri, secara utuh, ga pake setengah, seperempat, seperdelapan, tapi penyerahan yang total. Ayah saya adalah anggota GARUDA 8, Batalion 12 yang dikirim ke timur Tengah, sebelum ia pergi, ia diharuskan untuk menandatangani surat yang menyatakan ia siap mati sekalipun. Penyerahan diri secara total berarti kesungguhan. Orang yang memiliki kesungguhan akan menjalani segala tantangan dan rintangan dengan sungguh-sungguh pula. Bukan yang baru latihannya saja sudah mundur. Baru kaget karena suara tembakan saja sudah ciut. Co/ BE A MAN.

2. oleh karena itu seorang yang siap menyerahkan diri, dan memiliki kesungguhan, ditandai dengan sikap pantang menyerah, never give up. Apapun tantangannya, apapun medannya, apapun yang terjadi, saya tidak akan pernah mundur karena Tuhan tidak pernah mundur buat menyelamatkan saya.

3. tentu penyerahan diri secara total dan sikap pantang menyerah tidak akan cukup untuk membuta kitra bertahan dalam kancah peperangan melawan dosa. Mat 11:25, kita perlu juga menyediakan hati dan pikiran kita untuk terus belajar, terus menerus membekali diri dengan pengenalan secara pribadi dengan SANG KOMANDAN ABADI, SANG GURU BESAR ABADI yaitu Yesus sendiri. Tuhan akan menyembunyikan hikmatNya pada orang yang sudah merasa pintar, sudah merasa bijak dan tidak perlu lagi masukan apapun, tidak mau berubah, sudah merasa cukup atas apa yang sudah dimilikinya. Tapi Tuhan akan membuka pintu hikmat selebar-lebarnya bagi orang’ kecil’. Orang kecil disini bukan berarti orang miskin, oerang yang kita anggap bodoh dan lain sebagainya. Matius mengginakan kata Nephiois yang artinya adalah anak kecil. Bagaimana sifat seorang anak? Rasa taunya besar, semua ditarik, semua diambil, semua digigit, semua ditanya, dicoba, dipelajari. Mereka tidak pernah takut untuk mencoba, tidak pernah takut untuk belajar dan terjatuh, tidak pernah takut untuk belepotan. Rinso” berani kotor itu baik” karena berarti ia belajar. Tidak seperti orang tuanya yang suka bilang “jangan naik-naik, nanti jatuh, jangan main kotor-kotoran, nanti banyak kuman” seorang anak memiliki mental yang tahan banting, mental yang tidak pernah menyerah, dan mental yang terbuka terhadap sesuatu yang baru. Tidak piicik, tidak berwawasan sempit. Jadi jangan pernah merasa sudah cukup punya bekal untuk menjalani hidup. Teruslah belajar sepanjang hidup kita. Jangan merasa sudah cukup kenal sama Tuhan, karena jadi Kristennya juga bukan baru kemarin, sudah puluhan tahun. Eiittt... jangan salah, orang yang sudah menjadi Kristen puluhan tahunpun tidak akan pernah maju dalam iman bila ia tidak pernah mau belajar dan mengembangkan diri. Lama kita menjadi Kristen tidak menjadi patokan kedewasaan dalam iman.

4. dan yang terakhir adalah sikap siap sedia yang unconditional. Alias siap sedia kapanpun, dimanapun, kondisi apapun, kita siap untuk maju ke medan peperangan melawan dosa

Ingat menjadi Kristen bukan berati bebas- sebebas-bebasnya. Masih ada kuk yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Jangan jadikan kuk sebagai beban, jangan jadikan kuk sebagai hambatan bagi kita untuk berekspresi. Jangan juga jadikan kuk sebagai borgol yang membelenggu hidup kita. Karena sebenarnya kuk bukan seperti hukum Taurat yang bila dilanggar maka akan dapat membawa hukuman bahkan malapetaka dalam hidup. Tapi jadikanlah kuk sebagai sarana pembelajaran. Jadikan kuk sebagai sekolah, dimana kita dididik, belajar agar semakin pandai, semakin terampil, semakin disiplin, semakin bertanggung jawab.

Jadikan kuk sebagai tanda ketaaatan kita kepada SANG GURU ABADI. Coba bayangkan bila seorang murid tidak pernah menaati apa kata gurunya, apa yang akan terjadi? Ia akan menjadi anak yang bodoh terus, tidak berguna, yang kerjaanya cuma bisa nyontek mulu dan lain sebagainya. Kuk itu enak, dan ringan. Sama saat kita bersekolah, kita belajar, diajar, diberi ulangan oleh guru kita. Kuk menjadi enak dan ringan karena kita dibantu dan diajar secara langsung oleh sang pembuat soal. Dan tentu soal ujiannya tidak akan jauh dari apa yang telah diajarkan. Masalahnya kita mau terus berlatih ga? Kita mau terus belajar ga? Dan untuk dapat melakukan semuanya itu kita perlu 1 hal lagi, yaitu menjalaninya dengan SYUKUR.

Sekolah yang dibilang menyenangkan, sekalipun bila tidak dijalani dengan syukur akan menjadi hambatan terbesar. Oleh karena itu syukuri, bahwa kita masih punya Tuhan yang mau hadir mendampingi dan mengajar kita. Kita masih diberi kesempatan untuk belajar, mengenal dia, dan bagaimana menjalani hidup.

Dan pada saatnya kelak kita bersama bisa berkata: WE ARE THE CHAMPION MY FRIEND, COZ WE KEEP ON FIGHTING TILL THE AND. WE ARE THE CHAMPION, WE ARE THE CHAMPION, WE ARE NOT A LOOSER COZ WE ARE THE CHAMPION OF THE WORLD.... kitalah para pemenang yang mengatasi dunia, karena kita bukan pengecut, dan kita terus berperang hingga akhir hayat kita!!!

SELAMAT BERPERANG!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar