Minggu, 08 Februari 2009

Kepenuhan Hidup

Markus 2: 1-12

Pertanyaan:

  1. apa makna kepenuhan hidup?
  2. hidup seperti apa yang dikatakan penuh?
  3. apa yang bisa menjadikan hidup ini sungguh dapat dikatakan penuh?

Banyak orang berpendapat bahwa hidup akan menjadi penuh bila segala yang dibutuhkan terpenuhi, terutama kebutuhan jasmani. Hidup menjadi penuh ketika manusia sudah dapat segala sesuatu yang diinginkan. Tapi apakah itu sungguh yang dinamakan kepenuhan hidup?

Ketika berbicara soal kepenuhan hidup kita juga diperhadapkan dengan pertanyaan apa itu hidup dan apa tujuan kita hidup. Apakah hidup hanya sesuatu yang memang harus kita jalani tanpa dapat mengelak atau menolak hidup? Apakah hidup hanyalah rutinitas dan formalitas tanpa makna? Atau hidup sesungguhnya lebih dari semua itu?

Pertama-tama, Tuhan memberi kita hidup bukan untuk membuat kita sengsara, membuat kita susah...; tapi sesungguhnya untuk menyatakan kasihNYa yang besar kepada kita. Ia menciptakan kita dengan maksud membuat kita dapat menikmati kasihNya, karena Ia adalah kasih itu sendiri.

Kedua, walau hidup kita berada dalam genggamanNya, bukan berarti kita hanyalah aktor dan Tuhanlah sutradaranya. Kita diberikan kesempatan dan hak untuk menentukan kemana kita mau membawa kehidupan kita. Kita diberikan kesempatan untuk menentukan tujuan hidup kita di dunia. Tujuan mempengaruhi cara kita menjalankan hidup. Ketika kita hanya melihat hidup sebagai sesuatu yang biasa saja, maka kita juga akan menjalankan hidup dengan biasa saja. Sebaliknya, ketika kita melihat bahwa hidup adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan, maka kita akan menjalani hidup dengan sebaik mungkin, melakukan segala sesuatu yang berguna dan yang dapat meningkatkan kualitas hidup itu sendiri.

Hidup memang tidak akan pernah lepas dari kesulitan, dari masa-masa sulit dan penuh tantangan, tapi hidup juga akan selalu diwarnai dengan keindahan dan kebahagiaan, tawa dan canda. Hidup itu bagaikan roda yang berputar untuk terus maju ia harus berputar, walau kadang perputaran itulah yang membawa kita di atas dan di bawah roda kehidupan. Itulah hidup tetap indah, apa adanya...

Apa kata Markus tentang kepenuhan hidup?

  1. ay 2. hidup yang penuh adalah hidup yang memiliki arah yang pasti. Bukan sekedar ikut ikutan. Banyak orang yang hidupnya dipengaruhi oleh orang lain dan bukan oleh dirinya sendiri. Bahkan banyak orang yang hidupnya ditentukan oleh orang lain. “Satu lawan banyak” bukanlah sekedar realityshow yang ditayangkan di salah satu televisi swasta kita, lebih dari itu, satu lawan banyak telah menjadi budaya dalam dunia yang dianggap telah modern ini. Manusia dengan mudahnya terbawa arus. Ketika arus membawanya ke kiri maka ia akan ikut berbelok ke kiri, begitu juga sebaliknya. “gue mah ga mau masuk ke dalem cuma mau liat aja, tadi ikut sama tetangga, katanya ada Yesus yang bisa menyembuhkan itu, pengen liat aja gimana sih orangnya” orang orang seperti ini tidak hanya akan menyumbat jalan namun bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain, sehingga menghalangi mereka untuk mengenal Tuhan

  1. ay 5. hidup yang penuh adalah hidup yang diampuni. Mengucapkan kata maaf akan jauh lebih mudah dari pada memaafkan dengan ketulusan. Bahkan memaafkan jauh lebih mudah dari melupakan. “ Aku memaafkan kamu tapi, aku tidak akan melupakan apa yang telah kau lakukan padaku.” Hidup kita akan menjadi hidup yang penuh kebahgiaan, kedamaian ketika kita sudah mengalami pengampunan Tuhan yang sejatu dan total, dan ketika kita juga mau belajar mengampuni orang lain dengan pengampunan yang sungguh

  1. ay 9. hidup yang penuh adalah hidup yang mau bangun, mengangkat tilam dan berjalan. Bangun; Bangun adalah ketika kita sadar selama ini kita terikat dan tertawan oleh dosa. Sadar dan mulai memiliki keinginan untuk berubah. segala sesuatu dapat kita lakukan masalahnya bukan bisa atau tidak tapi mau atau tidak ? tanpa kemauan, kemampuan yang kita miliki hanya akan menghasilkan sesuatu yang nol besar. Mengangkat tilam; mengangkat tilam adalah sesuatu yang sulit dilakukan sebagian besar orang, mengapa karena tilam adalah godaan terbesar yang dapat menghambat kita maju. Ketika seorang pemuda mendengar jam wekernya berbunyi, ia melihat bahwa masih ada waktu untuk tidur sejenak, apa yang akan dilakukannya selanjutnya? Tentu mematikan weker dan berharap dapat kembali tidur barang lima menit saja. Dan begitu selanjutnya hingga ia menyadari ia sudah terlambat untuk pergi kuliah. Tilam harus diangkat sehingga kita tidak tergoda untuk kembali duduk atau berbaring. Berjalan; berjalan berati maju dan bukan mundur. Ketika orang berani berjalan maju seharusnya ia juga telah menjadi orang yang berani meninggalkan masa lalunya, manusia lamanya. Paulus berkata: “ aku meninggalkan apa yang ada di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di depanku” masa lalu tidak akan pernah diubah, namun masa lalu selalu dapat menjadi pelajaran yang berguna bagi manusia. Namun hidup manusia bukan untuk masa lalu bukan? Hidup adalah untuk masa depan, yang tentunya ada di depan dan bukan di belakang. Berani maju berarti juga berani berubah, berubah menjadi lebih baik.

Hidup yang penuh bukan berarti hidup berkecukupan, bukan berarti hidup berkelimpahan, namun ketika kita bisa mengarahkan hidup pada Allah yang adalah sumber hidup itu sendiri. Hanya IA yang dapat mencukupkan dan memenuhi segala yang kita butuhkan dan bukan yang kita inginkan.

Oleh karena itu kepenuhan hidup adalah ketika kita memenuhi seluruh kehidupan kita dengan Allah.. membiarkan Allah terlibat dalam segenap bidang dan segi kehidupan kita.

Selamat mengalami kepenuhan hidup bersama Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar