Rabu, 21 April 2010

Susah siapa takut??

Jemaat pemuda meyakini bahwa dengan mengandalkan Tuhan, segala kesulitan dan kesusahan dapat diatasi tanpa mengesampingkan bahwa ada usaha yang tetap harus dilakukan
Kis 5:26-32
Maz 118: 14-29
Wah 1:4-8
Yoh 20: 19-31

Siapa sih yang mau hidup susah???? Pasti nggak ada kan manusia yang mau hidup susah!!! Apalagi remaja dewasa ini yang lebih suka kehidupan yang instan, sehingga tak heran banyak dari kita yang kerap kali mengatakan: “Pake dong teknologi yang namanya email, facebook, twitter, ngapain juga susah2? Hari gini masih pake mesin ketik? Apa kata dunia, pake komputer dong? Hari gini masih pake 1250? Pake BB dong ato E 90..” Sebelas , duabelas engan pemudanya yang juga suka berkata...”Hari gini ngak pake pembantu...cape!! ngapain susah2 buat bubur saring untuk anakku kalo udah ada bubur MILNA yang gizinya juga udah mencukupi kok”

Tanda2 apakah itu? Apakah tanda manusia semakin modern, semakin berbudi dan berbudaya? Semakin maju?? Atauuuu... suatu kemunduran luar biasa?? Teknologi memang banyak menolong manusia dalam melakukan banyak hal, bahkan hal2 tersulit yang pada awalnya tidak tergapai, kini dapat dikerjakan dengn begitu mudah... Namun sadarkah kita bahwa teknologi secara tidak langsung menjadikan manusia semakin lemah dari hari ke hari.

Coba saja bandingkan kualitas hidup manusia masa kini dengan manusia yang hidup pada masa lalu (paling tidak 25 tahun yang lalu). Bila dahulu seorang perempuan paruh baya masih dapat memikul beban di bahunya dan berjalan belasan hingga puluhan kilometer bagaimana dengan generasi sekarang? Mungkin baru saja ½ kilo sudah mulai berkata :” Ah cape...malas...panas...” dan segala macam keluhan. Bagaimana tidak?? Bila setiap pergi dan pulang sekolah dijemput dengan mobil pribadi lengkap dengan AC, atau paling tidak dijemput oleh bis sekolah dan minimal angkutan umum yang dapat dengan mudah ditemukan di perempatan2 jalan.

Kini...bagaimana dengan hasilnya? Bukankah kualitas hidup, kerja dan karya manusia dulu (yang tidak mengenal teknologi) juga patut diacungi jempol? Lebih dari itu bahkan banyak karya2 mereka yang hingga kini tetap dihargai, dihormati hingga diberi sebutan “Masterpiece”? Mengapa itu semua dapat terjadi??? Karena mereka menjadi orang 2 yang tangguh, yang dibentuk dari kesusahan dan ketekunan!! Seorang penulis besar seperti Shakespere tentunya akan menulis karyanya dengan sangat teliti, tiap kata menjadi perhitungannya, tiap bait menjadi perenungannya, mengapa?pa;ing tidak pertama-tama,karena ia tidak memiliki sebuah konputer yang dapat diprogram untuk mencari kesalahan kata, hingga untuk merombak seluruh karya itu bukan?

Bagaimana dengan kita sebagai pengikut Kristus? Adakah kita takut susah?? Takut menghadapi masalah dan pergumulan? Takut menghadapi dan menyelesaikan segala tantangan? Orang 2 yang takut susah dalam menghadapi tantangan jaman akan menjadi orang2 yang tidak punya kualitas!! Cepat naik..seperti roket dan cepat pula turun seperti bintang jatuh! Mereka akan menajdi orang2 yang tidak berai keluar dari keamanan dan kenyamanan mereka, keluar dan mengembangkan kapasitas mereka!

Saya ingat perkataan seorang rekan remaja saya: “Orang yang ingin kapasitas hidupnya bertambah adalah orang yang berani ditarik dan dirobek” Hingga ila kita tidak berani membiarkan diri kita dirobek ataupun ditarik hingga secara tidak langsung kita menaikkan kualitas hidup, pekerjaan, karya ndan kerja kita, maka kita bukanlah orang yang cukup besar untuk menerima pekerjaan2 besar dengan kapasitas yang jauh lebih besar. Padahal ketika kita mau ditarik dan dirobek kita akan menjadi lebih indah dan berguna dari sebelumnya...coba saja lihat sebuah balon, adakah ia indah bila tidak terisi oleh angin? Ia hanyalah seonggok karet berwarna-warni..tidak mampu memberikan keceriaan kepada anak2, tidak mampu memberikan keindahan pada dekorasi sebuah pesta, dan ia tidak akan berguna, walau sesungguhnya ia memiliki potensi untuk menjadi lebih.

Tapiiii....bukan berarti kini ketika kita mau berkomitmen untuk menghadapi kesulitan dengan sukacita, maka kita alih2 langsung mejadi manusia yang tahan susah... ini ga bisa instan... butuh latihan dan proses... sama seperti balon yang sudah lama tersimpan di pasar swalayan, harus ditarik2 terlebih dahulu sebelum kita meniupnya. Mengapa? Karena bila kita lansung menghembuskan angin dengan cepat dan dengan jumlah yang besar maka kita akan mendapati balon itu pecah sebelum menjadi berguna. Kini apa aja sih latihan dan prosesnya bagi kita agar kita dapat mengembang seperti balon dan menjadi berguna?
1. Kis 5:29. “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” Mengapa? Karena ketaatan kepada Allah membuat kita mendapatkan segala kekuatan untuk menghadapi segala kesusahan dan tantangan yang ada di depan mata kita. Ketaatan kepada Allah mendatangkan kehidupan, keselamatan, kemenangan...apa lagi yang kurang??? Ngak ada!!! Apapun Allah sediakan bagi kita yang mengasihi dan mentaatiNya. Segala sesuatu akan ditambahakan bagi siapa yang mencari kerajaan Allah, yaitu mencari dan melakukan kehendakNya!! Karena Dia lebih dari sekedar Tuhan yang suka memerintah ataupu Tuhan yang hanya memilih untuk dihormati, namun Ia telah menjadi Allah yang memberikan kita keselamatan kekal. Maz 118:14
2. Wahyu 1:5. “Belajarlah untuk setia”. Apakah bentuk kesetiaan kita? Cukupkah dengan datang ke gereja setiap hari, menjadi pelayan ibadah, atau menjadi pengurus hingga panitia sepanjang tahun?? Itu bukan bukti kesetiaan...tapi sebuah cara untuk menunjukkan eksistensi, bukti sebuah profesionalisme kerja! Kesetiaan adalah lebih dari itu....kesetiaan tidak nampak dari hal besar, namun dari hal kecil. Apa yang kita anggap hal kecil sering kali Tuhan lihat sebagai hal yang besar dan sebaliknya. Mulailah dari setiap perkataan yang keluar dari bibir, setiap pekerjaan yang dilakukan oleh setiap anggota tubuh kita...sudahkkah kita menunjukkan kesetiaan kita kepada Tuhan melalui itu semua?? Atau kita lebih memperhatikan apa yang dapat kita lakukan dengan otak kita yang luar biasa ini dan mengabaikan hal2 besar yang sesngguhnya dilakukan oleh lidah kita yang kecil dan tak bertulang ini??
3. Yoh 19:30. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.!" Sambutlah tantangan dan tanggung jawab yang Allah berikan dan lakukanlah itu hingga selesai!! Jangan lakukan setengah2, jangan lakukan bila kita terpaksa, jangan lakukan bila kita hanya ingin melakukan apa yang sebisanya dan bukan memberikan yang terbaik.... Susah???? PASTI!!! Karena untuk itu kita akan diremukkan, dilumatkan dan dibentuk kembali dengan cara yang tak akan pernah kita bayangkan sebelumnya. Yesus sudah menjadi telaan bagi kita..Ia menerima tanggung jawab yang besar itu bagi kita...

Tujuan Hidup

Mat 22: 36-40

Fokus
Remaja mulai menyadari bahwa mereka membutuhkan tujuan hidup. Dengan kesadaran ini mereka akan lebih mempu menjalani hidup ini karena tujuan hidup itu menolong mereka mengetahui apa yang harus mereka kerjakan dalam hidup ini. Dalam penghayatan iman Kristen, tujuan hidup ini harus diselaraskan dengan kehendak Allah.

“Orang yang tidak memiliki tujuan hidup adalah seperti kapal yang terombang ambing di lautan, tanpa tahu kemana harus berlabuh, ia akan ikut kemana ombak membawanya, dan ia akan hancur karena terhempas ombak dan karang, karena sekalipun ia tahu akan ada ombak dan karang menghadang di hadapannya, ia tidak akan pernah menghindar dari karang dan ombak tersebut.”

Orang tua saya berkata kepada saya waktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar: “untuk apa kamu sekolah kalo kamu tidak mau belajar dengan rajin, main terus kerjanya! Kamu musti sekolah pinter biar bisa naik kelas!” Di saat itu saya bertanya pada orang tua saya: “ untuk apa naik kelas?” “Untuk bisa sekolah terus, biar mama papa ga malu, tar bisa kerja terus cari uang!” ujar orang tua saya saat itu. Dalam benak saya berpikir, kalo ujungnya Cuma untuk cari uang untuk apa sekolah tinggi2? Kan bisa aja cari uang dengan berdagang! Tinggal belajar hitung2an saja, tidak usah belajar IPS, sejarah, geografi, biologi juga!

Rekan-rekan remaja sekalian, tentu banyak dari kita yang bertanya untuk apa sih sebenarnya kita sekolah, hidup? Dan jawaban yang sering kali kita dapatkan sama semua, yaitu untuk bekerja, cari uang, menikah dan punya anak. Apakah itu sesungguhnya tujuan hidup manusia? Pun karena kita merasa bahwa itulah yang wajar dikerjakan oleh manusia, maka tidak perlu lagi menetapkan tujuan hidup kita sendiri, Toh ujungnya juga sama aja....mati!

Itulah pandangan yang salah! Setiap manusia diciptakan bukan hanya untuk beranak cucu! Tuhan menciptakan manusia dengan tujuannya masing-masing! Tuhan memang sudah merancangkan hidup kita yang paling sempurna itu, namun kita juga wajib mencari kehendak dan rencana Tuhan, agar hidup kita ngak flat, yaitu dimana kita terjebak dengan rutintias kita tanpa ada waktu sedikitpun untuk mencari visi hidup kita sesungguhnya!

Masalahnya kini, pertama: mencari visi hidup bukanlah sesuatu yang mudah untuk kita lakukan, visi hidup bukan semata-mata cita-cita, hasrat atau sebatas keinginan saja. Tapi sesuatu yang lebih daripada itu, yaitu sesuatu kekuatan yang mendorong kita untuk melakukan ini dan itu, misi! Selain itu visi itulah yang akan menentukan pilihan dan langkah2 hidup yang akan kita ambil sebagai manusia! Kedua: karena walau hidup ini adalah anugerah, pemberian dari Tuhan, bukan berarti terserah kita mau buat hidup kita jadi seperti apa, layaknya sebuha hadiah yang boleh kita simpan ataupun kita berikan kepada orang lain. Hidup yang adalah pemberian ini tetaplah milik Tuhan dan bukan milik kita sendiri, hingga untuk menjalaninya kita harus menggunakan aturan2 Tuhan dan bukan hanya aturan kita sendiri! Visi hidup manusia haruslah berkaitan erat dengan visi Tuhan terhadap manusia itu sendiri. Jadi? Jadi manusia harus memiliki hubungan yang baik dan erat dengan Tuhan agar visi Tuhan menjadi visi kita. Agar Visi Tuhan terlular kepada kita menjadi visi kita.

Yang jaadi pertanyaan kini adalah: Apa visi Tuhan bagi kita? Apa yang utama bagi Tuhan untuk kita lakukan? Apakah mengejar cita-cita? Menjadi orang terkenal? Menjadi orang kaya? Atau apa???
Matius 22 menyatakan visi Allah itu kepada kita!
1. Mengasihi Allah. Banyak anak muda, ketika ditanya apa tujuan hidup mereka, akan memberikan jawaban klise seperti: “memuliakan Tuhan”. Apa sih yang sebenarnya maksud dengan memuliakan Tuhan? Mari kita perlebar cara pandang dan pikir kita. Biasanya memuliakan Allah dikaitkan dengan bernyanyi, mengatakan kata-kata pujian bagi Allah. Nah....itulah pendapat dan pandangan yang salah. Memuliakan Allah bukan sekedar pujian, ucapan syukur, atau nyanyian belaka. Memuliakan Allah haruslah lahir dari motivasi mengasihi Allah. Bila memuliakan Allah tidak didasarkan pada rasa cinta kepada Allah, maka memuliakan Allah hanya akan menjadi pepesan kosong, bualan, dan rayuan gombal. Tentunya mengasihi Allah, bukan berarti kita semua menjadi pendeta, masuk sekolah teologi. Kasih adalah bahasa yang paling kaya... oleh karena itu, banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengekspresikan kasih kita kepada Allah, bukan semata-mata dengan pemberian persembahan, waktu, menjadi panitia, pengurus, dan lain sebagainya. Lalu apa?? Mulailah dengan keseharian kita....hidup kita yang kita jalani 24 jam setiap harinya!! Tujuan hidup kita adalah mengasihi Allah, maka pikirkan apa yang dapat kita lakukan untuk mengasihi Allah. Pemberian diri secara utuh; perilaku yang menunjukkan kesetiaan kita kepadanya. (bila sama pacar saja kita menunjukkan kasih melalui komitmen, apalagi sama Tuhan!!)
2. Mengasihi Sesama. Mengasihi Allah tanpa dapat mengasihi sesama adalah suatu omong kosong besar!! Kita tidak akan pernah dapat mengasihi Allah yang tak nampak, bila yang nampak saja tidak kita kasihi. Kasih kepada Allah harus dapat diwujudnyatakan melalui kasih terhadap sesama...dan itulah yang Yesus tunjukkan melalui inkarnasinya menjadi manusia. Yesus menunjukkan solidaritasnya kepada manusia. Ia ingin meyelamatkan manusia, namun Ia tidak hanya menjentikkan jarinya atau menganggukkan kepalaNya. Ia datang untuk menyentuh manusia itu sendiri dengan tangannya, karyanya dan ucapannya. Dan kedatangannya ke dunia bukan hanya untuk kaumnya yahudi, namun untuk setiap orang yang disebut sesama manusia.
Nah rekan 2 kalo kini kita sudah tahu apa yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan dalam mengisi hidup kita, maka...apapun cita2 kita, harapan dan jalan hidup yang harus kita lalui, gunakan 2 tolok ukur tersebut untuk menguji cita2, harapan dan keinginan kita tersebut. Agar visi yang telah Tuhan siapkan untuk kita dapat kita wujudkan dalam misi agar, visi tersebut menjadi kenyataan dan bukan angan belaka!~!

Hidup bukan semata2 waktu yang kita jalani di dunia... hidup sekarang juga bukan semata mengejar keselamatan Akherat. Tapi hidup dalam kekinian harus dapat dimaknai dengan kualitas dan bukan hanya kuantitas!! Manusia dapat hidup 100 tahun, tapi bila ia meninggal tak seorangpun perduli karena hidupnya tidak memberi arti, untuk apa ia hidup? Hidup bukan persoalan kita saja,namun apa yang kita dapat lakukan untuk memberi nilai bagi hidup orang lain di sekeliling kita...yang artinya bagaimana hiduo kita dapat menginspirasi hidup orang lain. Dannnnnn kita tidak akan pernah dapat menginspirasi hidup orang lain bila hidup kita tidak kita arahkan kepada Dia yang empunya inspirasi....

Jadi buatlah hidup anda berarti, buatlah hidup anda menjadi hidup yang menginspirasi banyak orang, dan buatlah hidup anda menunjukkan kualitas sebagai ciptaan baru dalam Allah!!

Menjadi Tua? Pasti, Menjadi Dewasa? Pilihan!

Mazmur 119:9-27

Fokus: Bertambah usia adalah bagian tahapan kehidupan manusia yang tidak dapat dihindari. Umumnya orang berpendapat bahwa bertambah usia berarti bertambah pula kedewasaan seseorang. Tak heran orang yang lanjut usia biasanya dianggap dapat memberikan nasihat yag bijaksana kepada orang yang lebih muda. Namun realitanya, pertambahan usia tidak dapat dijadikan patokan bahwa seseorang bertamabah dewasa. Ada orang yang usianya sudah lanjut namun bersikap seperti kanak2, sebaliknya ada orang muda yang bertutur layaknya orang dewasa.

Mana ada sih manusia yang suka diremehkan? Rata2 dan kebanyakan, dan mungkin hampir semua manusia ingin diakui eksistensinya. Dari kanak2 hingga orang dewasa ingin dipandang oleh manusia lain. Hal tersebut merupakan hal yang normal ko! Ngak ada yang salah dengan kebutuhan akan pengakuan. Hanya saja, cara untuk menunjukkan eksistensi diri itulah yang keliru atau kurang tepat dan tentunya rekan-rekan sekalian dapat menemukan bentuk2 kekeliruan itu dalam teknologi yang namanya Facebook. Banyak anak, remaja, pemuda hingga orang dewasa menjadi tidak bijak menggunakan fasilitas tersebut. Up date status digunakan untuk menunjukkan kemarahan, kekesalan dan kebencian pada orang lain. Up Load foto dijadikan ajang untuk mempermalukan orang lain dan lain sebagainya. Tak mengherankan Facebook juga menjadi sarana untuk saling melempar tudingan, tuduhan palsu, dan menjadi ajang untuk unjuk kekuatan melalui rubrik ‘dukunglah’.

Mengapa itu semua dapat terjadi? Bukan teknologinya yang salah, namun orang yang menggunakannya yang kurang bijak dan berhikmat dalam menggunakannya, yaitu ketika mereka tidak menjadi manusia yang dewasa dalam bertutur, termasuk dalam menuangkan pikiran mereka dalam jejaring sosial tersebut. Apa aja sih ciri2 orang yang tidak dewasa?
Menurut ilmu psikologi, seorang yang belum dewasa adalah seorang yang:
- self centered, alias mengutamakan dirinya, kesenangannya, kebutuhannya, keuntungannya diatas yang lain. Apa yang ingin dilakukan, dikatakan, dituliskan adalah sesuai dengan kesenangannnya sendiri, tanpa memikirkan kebutuhan dan seringkali mengbaikan perasaan orang lain. Itulah yang kerap kali di lakukan oleh anak yang belum dewasa, yang dipikirkan itulah yang dilakukan, apa yang diinginkan harus diberikan, kalau tidak diberikan maka si anak akan marah dan ngambek. Apa kata Firman Tuhan? Manusia yang dewasa di dalam Tuhan tidak akan mengutamakan dirinya sendiri, karena Ia akan belajar untuk pertama-tama mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Lebih lagi, ia akan belajar untuk berkorban bagi orang lain, sebagai wujud kasih yang paling nyata. Kebahagiaan orang lain menjadi tujuan hidupnya, tentunya bukan asal kebahagiaan, namun kebahagiaan yang sesuai dengan keinginan Tuhan bagi manusia.
- Belum dapat membedakan yang baik dan yang buruk. Namanya juga anak kecil, ia akan bertingkah berdasarkan naluri anaknya, bukan berdasarkan atas penilaian akan yang baik dan yang tidak baik untuk dilakukan. Jadi mereka yang tidak dewasa adalah mereka yang sudah tahu bahwa itu adalah perbuatan yang tidak baik, namun tetap dilakukan. Apa kata Firman Tuhan? Manusia yang dewasa di dalam Tuhan juga akan menjadi manusia yang sudah dapat membedakan yang baik, yang berkenan, dan yang memuliakan Tuhan, mengapa? Karena hidupnya sudah berada di dalam ‘Terang’ ia ada di dalam dunia namun tidak serupa dengan dunia. Ia ada bagi dunia, namun tidak menjadi seperti apa kata dunia. Manusia baru, dan bukan lagi menjadi manusia lama.
- Belum dapat menerima keberadaan orang lain sebagai sahabat yang melengkapi. Persaingan adalah hal yang manusiawi, namun bagaimana menyikapi persaingan itulah yang perlu dicermati dan diperhatikan. Orang yang belum dewasa akan melihat sesamanya sebagai ancaman, hingga ia dapat menggunakan apa-saja untuk melenyapkan sesamanya. Bukan menjadi berkat malah menajdi serigala bagi manusia lainnya. Apa kata Firman Tuhan? Kita diciptakan bukan untuk memberi masalah kepada orang lain loh! Tapi untuk menjadi garam dan terang untuk membawa sukacita, kedamaian bagi orang lain dan bukan kemarahan, dan iri hati. Tuhan menciptakan kita bukan untuk saling membenci, menganggap diri kita yang paling baik ataupun menganggap keberadaan orang lain membahayakan pamor kita, mengurangi pengakuan orang lain terhadap kita dan lain sebagainya. Manusia diciptakan untuk saling melengkapi sebagai kesatuan Tubuh Kristus. Jadi sebagaimana seharusnya tubuh Kristus, maka kita pula harus saling membantu dan menerima baik kekurangan dan kelebihan anggota tubuh yang lain bukan?

Nah, kini mari kita cari tahu apa sih yang sesungguhnya membuat kita tidak menjadi dewasa?
1. ay 9. salah memilih apa yang masuk ke pikiran, tubuh, dan hati kita. Seorang anak yang seharusnya sudah belajar mengkonsumsi makanan yang tingkat gizinya lebih tinggi sesuai dengan pertambahan usianya, namun terus2an diberi bubur dan susu, akan menjadi anak yang mengalami kurang gizi atau bahkan gizi buruk. Begitu juga dengan anak-anak Allah, yang lebih suka berada dalam zona aman dan nyaman, yang membuatnya tidak belajar apapun yang baru, akan senantiasa berada dalam tingkat kedewasaan yang segitu2 saja, tidak berkembang, bertumbuh! Jadi kalau ingin tumbuh dewasa, pilihlah apa yangbaik bagi pertumbuhan itu sendiri, bukan hanya yang kita inginkan, atau yang dirasa enak saja. Konsekuensinya: a. belajarlah melihat Firman Tuhan bukan hanya sebagai sesuatu yang menguatkan, namun juga menegur dan menghajar kita, agar kita berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. b. memilih segala sesuatu yang baik dan benar dan bukan enak dan sedap di pikiran, di hati, dan di mulut saja, baik itu makanan, bacaan, tontonan, hingga pergaulan. Apa standar kebaikkannya? FIRMAN TUHAN....tidak ada yang lain.
2. ay 10-11. bersedia menerima kritik dan hukuman, bila kita memang pantas menerimanya. Hukuman diberikan kepada seseorang bukan karena orang tersebut dibenci, namun untuk memperbaiki kelakuannya yang kurang tepat! Jadi bila kita dihukum oleh Tuhan terimalah dengan hati yang besar. Karena hukuman Tuhan diberikan bukan karena Tuhan membenci kita, namun karena Ia mengasihi kita lebih dari apapun, dan karena Ia ingin anak-anakNya menjadi anak2 yang kuat dan punya nilai. Belajarlah juga untuk menerima kritik, karena dengan mengabaikannya kita akan kehilangan untuk banyak kesempatan untuk menjadikan diri kita 100 hingga 1000x lebih baik, lebih pandai, lebih bijak, dan lebih berguna dari sebelumnya.
3. ay 28. bersedia untuk merasa ‘sakit dan susah’. Siapa coba yang mau sakit? Semua manusia tentu ingin merasa sehat dan tidak kekurangan apapun. Namun ternyata sakit memberikan kita banyak pelajaran tentang bagaimana mengatasi penyakit, dan bagaimana mensyukuri keadaan tubuh yang masih sehat. Sakit disini, tentunya bukan hanya sakit penyakit, tapi sakit hati karena dikecewakan, ditinggalkan oleh orang yang dikasihi, dibiarkan bekerja sendiri, dan rasa sakit yang lain....dengan rasa sakit itu kita belajar melatih diri untuk menjadi lebih sabar, lebih arif. Dengan mengalami rasa sakit itu, kita dapat membantu meringankan beban orang lain yang merasakan kesakitan yang sama, dan menjadi semangat bahkan inspirasi bagi mereka, bukan semata-mata belajar bagaimana cara membalas rasa sakit yang kita alami kepada orang lain. Kesakitan, kepahitan dan kesedihan dapat menjadi alat Allah untuk memoles, mengasah, menjadikan kita semakin indah setiap harinya...jadi jangan mengeluh ketika rasa ‘sakit dan susah’ itu datang. Di dalam Tuhan tidak ada kesusahan yang terlalu susah, dan tidak ada kesakitan yang terlalu sakit, semuanya akan diubahkanNya menjadi sesuatu yang bernilai dan berharga bagi kita di kemudian hari kelak.

Mengenali Talenta untuk Bekerja

Matius 25:14-28
Roma 12:1-18

Tujuan Sasaran:
Jemaat pemuda menyadari bahwa talenta adalah anugerah dari Tuhan, sehingga perlu direspon dengan baik
Jemaat pemuda diajak untuk peka mengenali kemampuan diri sehingga timbul kepercayaan diri


“Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini” tentu anda akan setuju dengan pernyataan ini, tapi apakah anda setuju dengan “Semua manusia diciptakan dengan talenta yang sempurna”? mungkin banyak dari kita setuju, namun banyak juga yang tidak. Namun yang menjadi penting adalah alasan kita mengatakan setuju, dan sebaliknya mengatakan tidak setuju. Mungkin, ketika kita merasa bahwa talenta yang Tuhan beri adalah talenta2 yang sederhana, maka kita mengatakan bahwa talenta kita tidaklah sesempurna mereka yang memiliki talenta2 luar biasa.Begitu juga sebaliknya. Kini, bagaimana dengan pendapat kita? Apakah memang benar bahwa talenta yang Tuhanberikan ada yang tidak sempurna? Atau jangan2 hanya pikiran kitalah atau bahkan kemanusiaan kitalah yang menjadikan talenta yang sempuran itu menjadi tidak sempurna. Adakah yang tidak sempurna dari Allah?

Jangan buru-buru menjawab ya! karena kita harus memahami dengan benar apa itu apakah talenta itu sesungguhnya, dan untuk apa Tuhan memberikan kita talenta yang berbeda satu dengan yang lain, apakah hanya untuk membuat iri satu manusia dengan yang lain atau apa?

Pertama2, kita perlu menyepakati besama terlebih dahulu beberapa Fakta umum tentang talenta:
1. Bahwa Tuhan memang memberikan talenta dengan jumlah yang berbeda kepada tiap manusia. Ay 15.
2. Bahwa Tuhan ingin kita menggunakan talenta kita dan menggandakannya hingga ada labanya. Ay 27
3. Bahwa Tuhan akan mengambil talenta, milik siapa yang tidak menghasilkan laba. Ay 28

Bila melihat pernyataan2 tadi, sebagai manusia yang egois, asusmsi yang mungkin tercipta adalah asumsi negatif dan bukan positif, terhadap Tuhan Sang pemilik dan pemberi talenta bukan? Itulah yang nampak dari pernyataan Si Pelayan “Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.” Tapi sungguhkah Tuhan kita adalah Tuhan yang kejam dan mengambil untung yang tidak halal? Hohoho, jangan juga terburu2 untuk menjawabnya. Tapi untuk dapat menjawab dengan tepat, kita perlu mencari landasan yang tepat pula bukan?

Mari kita lihat apa yang sesungguhnya yang Yesus inginkan. Hal Pertama yang harus kita perhatikan adalah bahwa perumpamaan ini dimulai dengan perkataan: “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti...” Apa artinya kerajaan sorga bagi Yesus? Tentunya bukan kastil yang megah dikelilingi taman yang indah, dengan sungai yang berkilauan karena batu-batu permata yang tertempa sinar matahari di bawahnya. Tapi dimana ada Kristus yang bertahta dan berkuasa atas seluruh hidup kita. Berkuasa disini tentunya bukan berarti Kristus diperkenankan untuk berlaku semena2 layaknya kita manusia yang suka mempergunakan kuasa untuk menghancurkan. Kristus bukan manusia!! Ia adalah Tuhanyang walau punya kuasa yang luar biasa namun tidak pernah menyalah gunakan kuasanya dengan melakukan tindakan yang semena2 terhadap ciptaanNya.

Yang menjadi masalah adalah, manusia lebih suka untuk menyamakan dirinya dengan Tuhan,dan memakai pengertiannya sendiri untuk menilai tindakkan kasih Tuhan yang sesungguhnya tidak dapat dipahami oleh nalarnya. Hasilnya? Tanpa mengerti secara utuh maksud Tuhan,manusia menghakimi Tuhan.

Roma 12:2 mengatakan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
tahukah kamu setara dengan berapa 1 talenta itu? 6000 dinar, dan itu bukanlah jumlah yang sedikit pada masa perjanjian baru. 1 dinar adalah jumlah uang yang diperoleh oleh seorang pekerja selama 1 hari, jadi 6000 dinar adalah jumlah yang diterima seorang pekerja selama 6000 hari atau kurang lebih 24 tahun (360- (54 x 2)= 252 hari kerja/ tahun). Kita bukan berbicara soal berapa rupiah 1 talenta itu pada masa ini, tapi bahwa pemberian Tuhan adalah sesuatu yang begitu berharga. Mau bukti lebih?

Adakah dari sekian banyak anda, yang nanti ketika sudah menjadi pengusaha sukses dan memiliki perusahaan yang luar biasa bertaraf internasional bahkan interplanet, mau memberikan uang kepada seorang karyawan teladan anda, sebesar 24 tahun gajinya (yang tentunya sudah ditambahkan kenaikkan gaji tiap tahunnya, THR dan bonusnya)? Anda pasti menjawab TIDAK! Itulah pemberian Tuhan kepada kita...Talenta jangan kita samakan dengan upah yang dibayar dimuka, karena si pemilik perusahaan akan pergi ke luar negri dalam jangka waktu yang tak terkira. Talenta bagi manusia adalah modal dasar yang Tuhan berikan kepada kita untuk dapat hidup, berkembang dan menjadi manusia yang utuh.

Ketika manusia belum jatuh ke dalam dosa mungkin manusia tidak membutuhkan talenta, karena untuk hidupnya manusia tidak usah bekerja dengan peluh. (baca: kerja keras hanya untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan, dipakai, dan melindungimu ketika kamu tidur). Tapi tokh Tuhan tetap Tuhan yang mengasihi ciptaanNya, diberikanNyalah kepada kita modal besar untuk melanjutkan hidup dan berkarya bagi sesama, bahkan untuk berkembang menjadi manusia yang lebih berkualitas!!! Maksudnya???

Maksudnya talenta kita itu bila kita kembangkan dan gunakan bukan untuk Tuhan untungnya, tapi untuk kita. Bayangkan ...dari yang hanya dapat bernyanyi...dan karena ia harus belajar menyanyikan nada2 dengan tepat, memaksanya untuk mempelajari alat musik Keyboard.... melalui tuts keyboard ia menjadi seorang pemain keyboard handal,... dan karena ia mau belajar semakin tekun dan berani mengembangkan kunci2 tangga nada yang bervariasi,...perjuangannya itu menjadikkannya seorang pemain musik yang luar biasa ditambah dengan suaranya yang merdu...jadilah ia seorang penyanyi terkenal yang diburu dengan harga bayaran selangit.

Rekan2 yang Tuhan beri adalah kepercayaan yang luar biasa, oleh karena itu jangan kita menghitung banyaknya, aqtau dari signifikansinya bagi kehidupan orang lain. 1talenta saja sudah merupakan kepercayaan besar, apapun bentuk dan macamnya, dan tentunya bukan berarti 10 talenta lebih berarti dari 1 talenta, atau bernubuat lebih baik daripada mengajar. Firman Tuhan mengatakan ”Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.” Tuhan tidak akan memberi sesuatu yang akan kita sia2kan, karena itu akan seperti gelas kaca yang sudah tidak mampu menanpung air, namun terus dituang air... hasilnya air terbuang karena kapasitas kita memang tidak mampu menampungnya. Namun tidak seperti gelas kaca, yang kapasitasnya tidak akan bertambah, kapasitas kita akan Tuhan tambahkan bila kita setia pada perkara2 yang telah Ia percayakan. Jadi seiring melakukannya, menggunakan talenta yang Tuhan beri tanpa sadar kita telah memperbesar kapasitas kita sebagai ciptaanNya.

“Bagaimana bila aku ngak percaya diri, bukannya gak mau memakai talenta dari Tuhan?” tanya seorang anak remaja kepada saya. Kira 2 apa ya jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini? Mungkin pertama2 kita cari tahu dulu bagaimana kita memandang suatu kepercayaan diri? Apakah kepercayaan diri timbul karena seseorang merasa memiliki nilai lebih dari yang lain, atau sesungguhnya karena manusia tahu bahwa ia tidak pernah bekerja sendiri, karena selalu ada Yang Maha berada di belakangnya dan memperlengkapi dia dengan segala sesuatu yang ia butuhkan untuk mengembangkan diri? Dengan kata lain, percaya diri bukanlah percaya pada kompetensi diri untuk berbuat ini dan itu, namun percaya bahwa kita telah dan akan selalu dilengkapi untuk mengerjakan ini dan itu oleh Dia yang telah mencipta kita dengan sempurna. Mari kita kenali bekal dan modal apa saja yang telah diberikan Tuhan kepada anda dan saya.

Tidak ada talenta yang lebih berharga dari talenta yang lain...semuanya sama berharganya. Talenta paling sederhanapun tetap menjadi talenta yang luar biasa bila kita percaya bahwa Sang pemberinya mampu membuatnya menjadi luar biasa, asal kita juga mau menggunakan kepercayaan tersebut. Percayalah, tidak ada satupun manusia yang lahir dan hidup tanpa diberi modal oleh Tuhan. Masa sih? Ya!! Mau bukti adakah manusia yang lahir tanpa otak?

Jadi bila kita kembali ke pertanyaan di awal renungan ini apakah anda setuju bahwa setiap manusia telah dilahirkan dengan talenta yang sempurna? Apa jawab saudara sekalian? Manusia memang terbatas namun didalam keterbatasan, Tuhan mempercayakan talenta2 yang sempurna.
Mengembangkan talenta bukanlah tanggung jawab yang memberatkan kok, lebih besar dari itu, mempergunakan kepercayaan dari Sang pemilik hidup!!