Minggu, 08 Februari 2009

Kiat Menyikapi Uang dan Harta

2 Kor 6:10

1 Tim 6:10

Gal 6:10

pertanyaan refleksi:

  1. apakah uang dan harta itu?
  2. apa fungsi dari uang dan harta?
  3. tindakan sepeti apa yang dikategorikan sebagai penyalah gunaan uang dan harta benda?
  4. apa maksud “ menggunakan uang dengan bijaksana dan untuk kemuliaan Tuhan?”

uang dan harta:

uang adalah alat tukar atau standar pengukur nilai baik itu berupa lembaran kertas, emas dan perak atau perunggu. Fungsi awalnya sebagai alat tukar, namun sudah mengalami pergeseran uang menjadi tanda atau alat ukur prestise. Semakin banyak uang yang dimilikinya semakin tinggi harga diri seseorang dimata orang lain. Tak mengherankan uang menjadi sesuatu yang dicari bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok lagi, lebih dari itu uang dicari agar orang semakin dihormati dalam komunitas.

Harta adalah barang yang bernilai, berharga dan menjadi kekayaan yang dimiliki seseorang, tidak melulu uang bentuknya, dapat berupa perusahaan, barang bergerak ataupun tidak seperti baik itu baju, buku, perusahaan, pabrik bahkan juga tubuh kita dan kemampuan yang kita miliki. Tidak mengherankan banyak orang yang juga mengasuransikan anggota tubuh mereka, apalagi bila anggota tubuh itulah yang memberikan pemasukan bagi kehidupan mereka. Namun ternyata pengertian harta tidak hanya sebatas itu, bahkan lebih dari itu banyak hal di dunia dapat dikatakan atau disebut sebagai harta. Misalanya pengetahuan, budaya, bahasa, keluarga (anak, orang tua, sanak saudara) kesetiaan, kebahagiaan, ketulusan, cinta (tidak sekedar sesuatu yang sentimentil kedengarannya => rasul Paulus dalam 1 Kor 13, tentu bukan cinta yang sembarangan tapi cinta atau kasih yang sungguh, termasuk kasih Tuhan yang Priceless!!! Dan satu lagi yang bisa kita sebutr sebagai harta: Alkitab kita!!!

Mengapa Alkitab disebut sebagai harta? Karena hanya Alkitab kitalah yang mampu menunjukan seluruh karya dan bukti cinta kasih Allah bagi manusia. Bahkan ia merupakan buku terpopuler sepanjang masa, dicari oleh setiap generasi. Tapi pada kenyataannya banyak orang tidak menganggap Alkitab sebagai harta. Coba kalo rumah anda kebakaran, yang diselamatkan apa dulu? Harta yang lain dulu kan? Karena banyak orang berpikir bahwa suatu barang dianggap bernilai bila ia memiliki nilai tukar yang besar. Semakin mahal harganya, semakin bernilailah barang itu. Padahal tidak semua yang ada di dunia ini dapat diukur dengan uang bukan?

Sumber:

Untuk itulah kita perlu paham benar dari mana sebenarnya uang dan harta kita bersumber. Banyak orang mengatakan harta atau uang yang dimiliki mereka adalah hasil kerja keras mereka, salahkah? Tidak. Sebagai manusia adalah sesautu yang menusiawi bila kita berpikir seperti itu, karena banyak orang bekerja untuk mencari uang sehingga saya dipaksa untuk bekerja sebaik mungkin agar uang yang saya dapatkan lebih banyak. Akan berbeda dampaknya bila setiap kita bekerja karena bersyukur diberikan berkat oleh Yang Kuasa dalam bentuk pekerjaan dan tanggung jawab, dan saya dibayar pula. Dapat dikatakan saya mendapat anugerah dobel. Dan itulah yang sebenarnya terjadi. Kita lahir ke dunia tidak membawa apapun juga seperti lagu Jonathan Prawira: “ Ku tak membawa apapun juga saat kudatang ke dunia” yaaaa memang benar bahwa tidak ada satupun dari kita yang membawa uang dan harta dari rahim ibu kita. Yang benar benar dapat dikatakan sebagai harta kita hanyalah tubuh dan kemampuan kita, walau itupun bukan milik kita, tapi milik Tuhan, karena talenta yang kita milikipun itu dari Tuhan dan bukan milik kita pribadi Jadi apa maknanya bagi kita? Bahwa apapun milik kita sekarang, baik itu uang, harta bukan karena kita layak memiliki itu semua, tapi karena Tuhan berani mempercayakannya kepada kita. Manusia hanya mengubah bentuk dari apa yang telah Tuhan sediakan dari alam yang diciptakanNya=> uang dari kertas, logam: emas, perak, perunggu. Itu bukan ciptaan kita tapi Tuhan yang telah menyediakannya bagi kita.

Dengan kesadaran bahwa apapun yang kita miliki sekarang ini bukanlah milik kita tapi milik Tuhan, maka kita diajak untuk dapat menggunakan apapun yang Tuhan percayakan ini sebaik dan sebijaksanan mungkin. Selain itu karena ini semua adalah milik Tuhan maka sudah selayaknya kita menggunakannya untuk memuliakan Tuhan

Bagaimana menggunakan uang dan harta kita dengan bijaksana? Apa arti bijaksana? Bijaksana memiliki arti menggunakan akal budi dan bukan nafsu, arif , teliti dan hati-hati (termasuk dalam menggunakan uang milik ‘gereja’ karena ini bukan uang jemaat juga tapi uang Tuhan yang dipercayakan jemaat untuk dapat digunakan sebaik mungkin dan bertanggung jawab dan tentunya bukan untuk berfoya-foya. Bila kita masih menggunakan konsep :” uang punya saya, hasil kerja saya,,, ya terserah dong mau saya beliin apa aja” maka tidak mengherankan bila banyak orang menjadi tidak arif dalam menggunakan uang mereka, dari yang menggunakannnya untuk membeli barang yang dianggap haram seperti obat-obatan, perempuan atau hanya untuk memuaskan nafsu kedagingan (lapar mata=>penimbun)

Memuliakan Tuhan: menjunjung tinggi Tuhan, mengganggap Tuhan yang paling tingii, paling utama. Dengan memahami arti memulikan Tuhan maka kita akan mengutamakan kehendak dan keinginan Tuhan sebagai yang utama dan bukan kesekian. Dengan memberikan perpuluhan misalnya (hati-hati bukan soal berapa banyak uangnya tapi kasih, kesetiaan dan keadilannya, Mat 23:23) memberi apa yang berhak dimiliki Tuhan dan memberi apa yang berhak diterima oleh sesama kita manusia.

Untuk dapat melakuykan itu semua kita harus membekali diri dengan paling tidak 3 sikap berikut ini:

2 Kor 6:10

Belajar merasa cukup. Hidup tidak akan pernah cukup, cukup buat kita masih ada buat anak, cukup buat anak masih ada cucu, cicit dan lain sebagainya. Belajar merasa cukup berarti belajar bersyukur. Belajar menerima hidup apa adanya, mencukupkan diri dengan apa yang ada, bukan apa yang tidak ada. Tentunya belajar merasa cukup bukan berarti kita tidak usah memikirkan masa depan, tapi seperti doa bapa kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, berikanlah kami makanan kami pada hari ini yang secukupnya, tidak kekurangan maupun kelebihan. Sesuatu yang berlebihan dan kekurangan tidak ada gunanyadan keduanya dapat menimbulkan penyakit sosial. Sesuatu yang berlebih dapat menimbulkan ketergantungan. Sedangkan kekurangan dapat menimbulkan kejahatan

1 Tim 6:10

Tidak Tamak. Semakin banyak yang didapat semakin banyak pula yang ingin didapat, sebaliknya selalu merasa kurang akan selalu mencoba mencari yang lebih dengan jalan apapun. Apa sih yang membuat manusia ini bersikap tamak ? cinta yang tidak sehat kepada uang. Cinta harusnya diberikan kepada Tuhan dan sesama manusia dan bukan kepada uang. Karena cinta kepada uang akan menimbulkan perbudakan bukan kebahagiaan, karena uang sesungguhnya tidak akan pernah dapat membeli kebahagiaan an kedamaian sejati yang sejatinya hanya dapat kita peroleh dari ketaaatan dan kecintaan kepada Tuhan

Gal 6:10

Apa dampak dari cinta kepada uang? Semakin kita cinta kepada uang semakin kita sulit untuk dapat memberi. Uang telah menguasai dunia bahkan hati dan pikiran manusia => waktu adalah uang. Waktu itu memang berharga tapi tidak dapat disejajarkan dengan uang. Karena waktu adalah kesempatan yang Allah berikan bagi kita untuk saling berbagi kasihNya, dan kapan waktu itu akan habis tidak ada yang tahu. Berbeda dengan uang. uang dapat diprediksi dan diatur penggunaannya sedemikian rupa, sehingga kita tidak akan pernah kehabisan uang, kecuali dicuri. Waktu kita bukan kita yang mengatur tapi Tuhan. Bila kita memahami waktu hanya sebatas uang maka kita akan menjadi manusia yang menggunakan waktu untuk mencari uang dan tidak lebih dari itu. Memberi adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan, tapi itulah inti Kritianitas, ketika seseorang memampukan dirinya untuk memberi, bukan dari kelimpahannya namun dari hati dan ketulusannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar