Selasa, 10 Februari 2009

Jagalah Hati

Amsal 4: 23

Hati KKBI

- (kedokteran):Hati adalah organ berwarna kemerah-merahan di bagian kanan atas rongga perut, gunanya mengambil sari makanan di dalam darah dan menghasilkan empedu.

- Sesuatu yang ada dalam tubuh manusia dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian dll.

Lagu: “ jagalah hati jangan kau nodai, jagalah hati lentera hidup ini ” tentu bukanlah lagu yang asing di btelinga kita. Lagu ini adalah buah karya serang ustad muda bernama Gimnastiar yang lebih populer dipanggil Aa Gym. Lagu ini menjadi begitu populer pada sekitar tahun 2006 yang lalu, walaupun di kemudian hari lagu ini menjadi bumerang bagi sang penciptanya, ketika diplesetkan menjadi : “ jagalah hati jangan kau nodai, hai kau pa haji mengapa kawin lagi. ” secara tiba-tiba lagu yang pada awalnya menjadi berkat karena mengingatkan umat untuk senantiasa menjaga hati, menjadi batu sandungan bagi banyak perempuan, yang merasa dikhianati, dizolimi, dan lain sebagainya.

Makna lagu ini tentu tidak berubah, lagu ini tetap mengajak umat untuk menjaga hati, apa yang berubah? Kita yang berubah, ketika kita yang mendengar tidak sanggup menjaga hati. Ketika hati kita mulai terpengaruh pada sang pencipta lagu yang memutuskan untuk berpoligami. Mengapa itu bisa terjadi? Karena menjaga hati tentunya bukan hanya sekedar lagu, namun seyogyanya nampak dalam perilaku sehari-hari. Ketika sang pencipta mengatakan jagalah hati, namun ia dinilai sebagai orang yang tidak mampu menjaga hati oleh karena keputusannya itu maka, rusaklah semua image baik. Sama ketika orang Kristen, yang sering berseru jagalah hati namun ternyata tidak mampu membuktikannya dalam kehidupan sehari-hari, maka rusaklah semua image baik yang selama ini disandang oleh orang Kristen. Pentingkah kita mempertahankan image sebagai gambar Allah itu? Tentu, karena itulah sebenarnya misi agama Kristen, untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan bukan hanya dengan pengajaran namun juga dengan perilaku. Seorang sebesar Mahatma Ghandi yang begitu kagum kepada tokoh Yesus, memutuskan untuk tidak memeluk agama Kristen hanya karena ia melihat orang Kristen tidak sanggup melakukan apa yang Yesus ajarkan, suatu ironi bukan??? Untuk bisa menjadi berkat dan bukan menjadi batu sandungan maka, menjaga hati adalah hal yang perlu kita lakukan pertama kali. Tentu sebelumnya, kita harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan menjaga hati dan bagaimana kita melakukannya.

Hati adalah organ yang amat penting selain jantung dan ginjal pada manusia. Disinilah kadar gula dalam darah diatur, begitu juga empedu dihasilkan guna mencerna lemak dalam tubuh. Betapa besarnya peranan hati bagi tubuh manusia. Untuk menjaganya, manusia tidak hanya harus makan dengan teratur, namun juga mengkonsumsi makanan yang seimbang kadar gizi dan mineralnya. Tentu dengan juga diiringi dengan oleh raga yang teratur. Apa yang akan terjadi bila hati ini rusak? Maka organ tubuh yang lain juga tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yang akhirnya dapat juga berujung pada kematian.

Sama halnya dengan menjaga hati sebagai organ tubuh kita, menjaga hati sebagai pusat kehidupan juga adalah hal yang perlu dan penting untuk dilakukan. Karena hati kita menentukan juga bagaimana kita menjalani hidup kita. Hati adalah pusat dari segala perilaku kita sebagai manusia, baik itu yang jahat seperti pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat, maupun yang baik, yang dapat menjadi berkat.

Menjaga hati yang ditulis dalam Amsal memiliki kekuatan yang sangat luar biasa pada masa itu. Kitab amsal adalah hasil kumpulan hikmat yang paling tua, kitab ini merupakan suatu kumpulan buah pikiran dan pengalaman macam-macam orang yang berbakat. Amsal ditulis sesudah masa pembuangan, dan memiliki fungsi untuk senantiasa mengingatkan umat untuk dapat hidup kudus di hadapan Tuhan. Tidak hanya sampai disitu, kitab ini memiliki fungsi sebagai panduan untuk kehidupan yang berhasil (kebahagiaan, hidup panjang, kemewahan dan kehormatan), yaitu dengan menunjukkan bagaimana iman memiliki pengaruh kepada keseluruhan kehidupan umat Israel.

Hati yang dimaksud di sini adalah tempat dimana segala tindakan ditimbang dan direnungkan. Hati dianggap sebagai tempat kedudukan emosi, ingatan dan kebijaksanaan. Dalam amsal hati dianggap sebagai pusat kehidupan, yang menentukan kehidupan makhluk adalah hatinya, bukan dagingnya, bukan lemaknya, bukan juga otaknya, tapi hatinya, jantungnya. Oki tidak mengherankan pada masa PL hati menjadi bagian dari binatang korban yang dibakar. Tidak hanya di bangsa Israel hati dianggap sebagai sesautu yang penting, bahkan di Babel, hati digunakan untuk mendapat petunjuk Ilahi. Orang Ibrani berpikir dan berbicara tentang keseluruhan manusia dengan segala sifatnya, jasmani, intelektual, dan jiwanya sebagai suatu kesatuan. Mereka tidak menganalisisnya secara terpisah satu dengan yang lain. Bagi mereka pusat segala perintah dari manusia adalah lev atau levav. Bisanya kata ini diterjemahkan juga menjadi rahim atau jantung, yang menjadi pusat kehidupan manusia. Lev inilah yang membentuk seorang adalah manusia atau binatang. Dan lev juga yang memerintah segala perilaku.

Ketika kita diminta untuk menjaga hati, maka kita diminta untuk dapat menjaga seluruh komponen yang membentuk manusia, jiwa, jasmani, intelektual dengan segala sifatnya. Dampaknya bagi kita, yaitu kita diminta untuk menempatkan Tuhan dalam setiap bagian yang membentuk kita sebagai manusia, baik itu mind, body and soul, yang sering kali dinilai terpisah satu dengan yang lain. Inilah yang disebut integritas, yaitu ketika apa yang kita katakan adalah juga yang kita imani dan yang kita lakukan. Menjaga hati bukan berarti semata-mata menjaga yang ada di dalam, namun juga yang diluar.

Bagaimana caranya?

  • pertama, kita perlu sadar terlebih dahulu, bahwa yang bertugas menjaga hati kita bukan Tuhan, tapi diri kita sendiri. Mengapa? Karena kita bukan robot, yang baik hati maupun pikirannya diprogram oleh yang menciptakannya. Kita diberikan kebebasan dan wewenang untuk bertindak oleh Tuhan, oleh karena itu kita jugalah yang wajib bertanggung jawab atas segala yang kita lakukan dan bukan Tuhan. Namun yang sering kita lakukan adalah menyerahkan tanggung jawab kepada Tuhan, apa dampaknya? Ketika kita tidak mampu menjaga hati, alih-alih kita menyalahkan Tuhan, atau membela diri kita, dengan mengatakan bahwa kita kan cuma manusia biasa yang penuh dengan kekurangan. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya 1 Pet 5:8.
  • Walupun kita yang memiliki kewajiban menjaga hati, namun bukan berarti standar yang digunakan juga standar kita. Kita tetap perlu menggunakan standar Tuhan. Oleh karena itu kita perlu belajar untuk mendengar didikan Tuhan, karena hanya Tuhanlah yang sanggup membawa kita ke jalan yang lurus. Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus. Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung. (11-12) Bagaimana cara mendengar didikan Tuhan? Sediakanlah waktu untuk membaca, yang bukan hanya sekedar membaca, namun juga merenungkannya di dalam hati dan pikiran.Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.” Ams 4:13
  • Membaca dan merenungkan saja juga tidak cukup, apalagi bila setelah di baca didikan Tuhan hanya mampu bertahan 1-2 hari. Oleh karena itu kita perlu juga memeliharanya. Ada yang mengatakan: “Mempertahankan lebih sulit dari pada meraih” . begitu juga ketika kita mempertahankan didikan Tuhan, jauh lebih sulit ketimbang mendengarkannya. Memang bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, namun dimulai dengan cara mengingat. Seperti sebuah lagu di Kidung Jemaat yang berkata “Ingat akan nama Yesus, Kau yang susah dan sedih, nama itu menghiburmu, kemanapun kau pergi.” Belajar mengingat nama Yesus di setiap kondisi dan situasi, karena dengan mengingat nama Yesus, kita belajar mengutamakan Yesus, apapun kondisi kita, apapun masalah kita yang menyebabkan kita sulit untuk menjaga dan memelihara hati kita. Dengan mengingat nama Yesus, kita juga belajar untuk meminta kekuatan dan bukan ketakutan karena Yesuslah sumberi kekuatan kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar