Sabtu, 14 November 2009

Sukacita Kemenangan Orang Percaya di Akhir Jaman

Daniel 12: 1-3
Mazmur 16
Ibrani 10:11-14, 19-25
Markus 13: 1-8


Hampir setengah tahun ini saya memperhatikan pekembangan buku-buku yang terbit di berbagai toko buku, khusnya Gramedia. Sesuatu menarik perhatian dan menggelitik nurani sayA, yaitu ketika saya menemukan berbagai macam buku yang berusaha menggambarkan apa yang terjadi pada tahun 2012. Lebih dari itu, kini telah ditayangkan di Bioskop Film bertajuk 2012 yang menggambarkan kengerian yang akan terjadi pada hari Kiamat.

Berbagai macam agama manusia, berusaha mendefinisikan, menjelaskan, meluruskan, hingga menubuatkan akhir dunia yang menurut beberapa orang, telah diramalkan oleh Suku Maya ratusan tahun yang lalu yang akan terjadi pada 21 Desember 2012. bagi Suku Maya sendiri tahun 12 Desember 2012 bukanlah hari kiamat, namun tahun kejayaan bagi bangsa dan bagi umat manusia... yaitu peradaban baru dimana bumi kembali sempurna, dan murni.


Banyak dari kita, yang menyangkal dengan Firman Tuhan yang berkata: “Hari Tuhan akan datang seperti pencuri, tidak ada seorang pun tahu bahkan Anak Manusia sekalipun.” Ya... itu memang benar....menurut iman kita tidak ada yang akan dapat meramalkan dengan pasti tentang akhir jaman, itu adalah rahasia Allah, bukan manusia. Namun tentunya bukan berarti hari itu tidak akan penah datang... bahkan Kiamat dapat hadir lebih cepat dari yang diramalkan. Kini apa dampak semua tulisan, film dan pemberitaan tersebut bagi kehidupan kita sebagai anak-anak Allah? Adakah anda dan saya merasa takut? Bila ya...maka dapat dipastikan anda tidak siap menanti kedatangan Tuhan!!!

Lah!! Mengapa begitu?
Karena seharusnya sebagai anak-anak Allah, orang percaya yang telah dipanggil dari gelap menuju terang yang kekal, kita tidak sepatutnya merasa takut!! Alih-alih perasaan takut itu kita ganti dengan perasaan sukacita! Semakin dekat waktunya semakin sukacita pulalah hati kita, karena akan berjumpa dengan Dia yang adalah pemilik hidup, dan bersamaNya menuju kemenangan sejati! Jadi bila kita masih merasa takut: jangan-jangan kita belum hidup berkemenangan bersama Tuhan, jangan-jangan kita masih berkutat dengan dosa, belum dapat hidup sesuai dengan jalan Tuhan? Belum layak dipanggil sebagai anak-anak Allah
dan disebut sebagai orang percaya?

Memang akhir jaman adalah masa dimana kesesakkan, musibah, malapetaka akan senantiasa mendera hidup manusia. Ini bukan hanya yang ada di film, tapi memang Firman Tuhan mengingatkan kita tentang masa-masa akhir sebagai masa-masa kesesakkan. Oleh karena itu Yesus mengingatkan kita dengan berkata: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.” Mark 13: 1-8 dan tanda-tanda jaman yang Yesus katakan ribuan tahun yang lalu itu sudah kita alami satu persatu. Namun itu semua ternyata hanya awal....dan belum kesudahannya.

Makin beratkan tantangan kita? Tentu!!! Semakin berat setiap hari, tapi Tuhan bukan Allah yang kejam!! Ia tetap Allah yang menyertai kita hingga kesudahan jaman. Kehidupan yang semakin sulit, yang menguji pengendalian diri, amarah, kesabaran, pengharapan, iman dan kasih kita kepada Allah ini, akan menjadi batu uji bagi kita. Dan bagi siapa yang bertahan dan menang mengatasi batu uji ini, bijaksana dalam menjalani hidup, membawa orang pada terang kebenaran Allah akan bercahaya bagaikan cakrawala dan bintang-bintang dan mendapat hidup kekal (Dan 12:2-3)

Hanya saja untuk tetap berpengharapan, beriman dan memiliki kasih yang murni terhadap sesama dan Tuhan tentu bukan hal yang mudah. Itulah yang sesungguhnya menjadi dasar ketakutan kita. Kita sadar bahwa hidup sebagai orang percaya bukanlah hidup yang mudah untuk dijalani, apalagi bila dijalani dengan asal2an. Kita sadar bahwa sesungguhnya kita tidak pernah dapat menjadi apa yang Tuhan inginkan seutuhnya...

Oleh karena itu bagaimana menjadi orang percaya yang senantiasa memiliki sukacita kemenangan di akhir jaman ini?
• Tekankan pengharapan kita kepada Yesus, bukan kepada yang lain. Akhir jaman memang merupakan sesuatu yang kabur. Tidak ada satupun orang yang dapat menentukan kapan masa itu akan sunguh2 datang. 3, 10,20,50 100 tahun lagi.... kita tidak akan pernah tahu. buku boleh berkata apapun, film boleh menggambarkan apapun, tapi kita punya iman kepada Yesus. Oleh karena itu belajarlah untuk mendengar apa kata Yesus dan bukan apa kata dunia, para ahli sekalipun. Ramalan Kalender Maya, orang pandai sekalipun jangan membuat iman kita goyah. Yaitu bahwa Yesus Kristus yang telah mengalahkan maut dalam kematian dan kebangkitannya telah memberikan kita kehidupan kekal di masa depan. Tidak ada yang lain yang mampu memberikan kehidupan kekal selain Yesus, Juru Selamat kita, karena Ia tidak hanya memberikan keselamatan, kelepasan, tidak juga hanya menujukkan jalan menuju keselamatan itu, namun mengalami keselamatan itu. (Ibrani 10: 11-14. Penghayatan masa depan bagi orang percaya ada dalam pengharapan bersama dengan Terang karya Kristus, oki.. Tidak menjadi kabur dan gelap
• Karena Yesus telah hadir menjadi teladan maka, kini tugas kita tidak hanya mengakui dan menghayati pekerjaan dan karya Yesus bagi kita, namun terutama berusaha untuk melakukan apa yang Yesus Lakukan!! Kita boleh berkata saya kan punya kelemahan...atau saya kan punya keunikan...atau juga saya kan punya cara sendiri menghadapi persoalan atau...saya kan memang bukan orang yang ramah....saya ya saya...jangan dipandingkan dengan orang lain dong!!! Banyak hal yang bisa kita katakan sebagai pembelaan diri kita terhadap penilaian orang lain. Namun diatas semuanya itu adakah kita ingat bahwa kita adalah citra Allah, bukan hanya keunikan kita saja yang ada dalam diri kita, termasuk kelemahan dan kelebihan...namun jugapunya keunikan Kristus...karena kita adalah gambar dan citraNYa.... jadi daripada menjunjung keunikan diri...bukankah lebih baik kita mencoba untuk makin serupa dengan Yesus???
• Hidup bagi orang lain dan bukan hanya diri sendiri. Ibrani 10: 23-25. Alih alih melakukan perbuatan baik bagi diri sendiri, lakukan juga perbuatan baik bagi orang lain...dan jadilah inspirasi alam berbuat baik bagi orang lain... jangan jadi inspirasi dalam menjatuhkan orang lain. Hari-hari ini jahat... bila kita tidak menggunakan waktu yang ada dengan melakukan apa yang baik di hadapan Tuhan jangan harap Tuhan melihat kita sebagai hamba yang baik dan layak mendapatkan sukacita kekal bersamaNya. Gunakan waktu untuk saling menasihati, mengingatkan dalam kasih bukan dengan kekerasan. Apa pentingnya saling mengingatkan? Karena bila ada salah seorang dari saudara kita yang berbuat dosa dan kita, yang mengetahuinya tidak menegurnya dalam kasih, maka kita juga berdosa kepada Allah.

Jadi pilihlah yang baik, yang benar, yang berkenan kepada Allah, hingga sukacita kemenangan orang percaya di akhir jaman sungguh menjadi milik kita!!! amin

Sabtu, 07 November 2009

Wujudkan Realitas Kerajaan Allah Dengan Kasih

Ulangan 6: 1-9
Mazmur 146
Ibrani 9: 11-14
Markus 12:28-34

Bila hari ini saya bertanya kepada saudara: “ Apakah kerajaan Allah itu telah datang?” apa kira-kira jawaban bapak ibu sekalian? Adakah kita menjawab belum karena Tuhan memang belum datang? Atau malah lebih banyak dari kita yang mengatakan ngaak tahu? Wajar bila kita mengatakan belum, karena yang kita bayangkan tentang kerajaan Allah adalah yang indah...yang damai...yang dipenuhi sukacita....tempat dimana tidak ada ratap tangis, keluh kesah, derita manusia...dan SEGALA SESUATU YANG MEMBUAT MANUSIA BERTERIAK : DIMANA ALLAH!!!! jangan-jangan karena itu juga manusia mengatakan “Allah tidak ada”

Kerajaan Allah memang menjadi konsep yang abstrak sekaligus ambigu bagi manusia kebanyakan. Namun bukan karena keabstrakkannya itu Kerajaan Allah hanyalah menjadi angan atau mimpi manusia yang tertekan oleh kehidupan, atau ekspresi dari pengharapan akibat penderitaan. Kerajaan Allah bukanlah impian, bukan pula harapan belaka, namun sebuah realitas yang dapat dirasakan, dinikmati, diresapi oleh tubuh dan indera kita. Wahhhh.... bagaimana kita bisa meyakini bahwa Kerajaaan Allah adalah suatu realita dan bukan sekedar pengharapan apokaliptik??

Tentunya kesadaran bahwa kerajaan Allah adalah suatu realita berawal dari pengakuan kita terhadap eksistensi Allah. Kerajaan Allah tidak akan pernah ada bila Allah juga tidak ada. Allah kita adalah Allah yang Maha Hadir. I a tidak hanya hadir di masa lalu atau masa depan, namun Ia juga hadir di masa kini. Bila keyakinan itu menjadi pegangan kita, bahwa Allah hadir sekarang...di tengah2 kehidupan manusia bahkan dalam hati kita...maka bukankah perwujudan kerajaan Allah dapat kita nikmati dari saat ini, dalam hidup dan kekinian kita?

Tapi... Allah belum mau mengambil alih kekuasaanNya, dan menjadi Raja sepenuhnya atas diri manusia. Ia masih ‘betah’ berada dalam hati manusia. Oleh karena itu walau judulnya Kerajaan Allah, bukan semata-mata hanya Allah yang bekerja untuk mewujudnyatakannya, manusia diajak untuk mengambil bagian bersamaNya.

Apa wujudnya? Tentu kita semua tahu jawabannya... Kasih melalui Yesus... yaitu kasih yang diberikan atas pengorbanan diri, tubuh jiwa dan ragaNya. Kini, bagaimana mewujudkannya? Dengan cara apa dan bagaimana?
1. (29) Dengarlah. Mendengar bagi sebagian orang bukanlah hal yang menyenangkan, karena ketika mendengar berarti tidak berbicara, bila kita berbicara maka tidak akan pernah dapat mendengar. Sedangkan keinginan manusia adalah berbicara dan bukan mendengar. Nahhhh... Bila untuk mendengar sesama manusia saja, manusia enggan, apalagi untuk mendengar Tuhan!! Kerajaan Allah adalah milik Allah dan oleh Allah bukan milik dan oleh manusia. Bagaimana mewujudkan kerajaan Allah tanpa mendengar Dia yang adalah Raja dari segala raja itu? Kerajaan Allah hanya akan menjadi kerajaan dongeng tanpa kita menghadirkan Allah sebagai pemilik dalam kehidupan kita dan memperdengarkan kehendak dan titah Allah itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita perlu sadar bahwa kerajaan Allah bukanlah kerajaan dimana ada kastil yang indah, dikelilingi oleh taman bunga yang rupawan. Namun kerajaan Allah adalah kondisi dimana aturan Tuhan diberlakukan, kehendak Tuhan diperdengarkan, kuasa Tuhan diinyatakan. Jadi yang pertama belajarlah mendengar Undang-undang, aturan Allah dan bukan kita.
2. (30) dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Apa bukti kasih kita kepada Tuhan? Sekuntum bunga kah? Nyanyiankah? Kesediaan untuk menjadi pelayan di gereja kah? Banyak manusia merasa bila ia telah memberikan waktu dalam pelayanan berarti sudah mengasihi Tuhan. Banyak juga dari kita yang merasa telah memberikan persembahan yang banyak berarti telah mengasihi Tuhan. Salah besar!!! Karena mengasihi Tuhan haruslah dengan 1. segenap hati, yaitu dengan memusatkan kehidupan kita kepada Tuhan. Bukan sekedar hidup untuk menyatakan eksistensi kita sebagai manusia, namun hidup untuk menyatakan eksistensi Allah; Hidup yang mewartakan Allah, mengandalkan Allah, meminta kekuatan Allah dan untuk dipersembahkan kepada Allah. 2. dengan segenap jiwa, yaitu dengan segenap nafas. Nafas adalah bukti kasih dan penyertaan Tuhan dalam hidup manusia, maka kasihilah Tuhan dalam setiap hembusan dan tarikkan nafas kita. yaitu ketika kita tidur untuk mengasihi Tuhan, bekerja untuk mengasihi Tuhan, makan untuk mengasihi Tuhan, bekerja untuk mengasihi Tuhan, menjadi suami, isteri untuk emngasihi Tuhan, merawat buah hati karena mengasihi Tuhan....apapun yang kita lakukan dalam setiap tarikkan dan hembusan nafas kita. 3. dengan segenap akal budi, yaitu dengan segenap kepandaian, pikiran, pengertian, ragam ilmu yang kita dapatkan dan miliki. Perkayalah hidup dengan pelbagai pengertian untuk mengasihi Allah, dan jangan gunakan pelbagai pengertian itu untuk menyakiti bahkan mengkhianati Allah. 4. dengan segenap kekuatan, yaitu segala hal yang kita anggap adalah sumber kekuatan dunia kita, baik kekayaan, pengaruh, popularitas, kuasa....gunakan itu semua untuk mengasihi Allah bukan untuk mencari pengakuan manusia yang semu. Hanya dengan itu semua kerajaan Allah akan sungguh hidup dalam seluruh hidup kita
3. kasihilah sesama manusia seperti diri sendiri. Mengapa harus mengasihi sesama manusia? Karena Allah ada di dalam diri manusia. Setiap manusia memiliki Roh Allah. sesuatu yang mustahil mengasihi Allah tanpa mengasihi sesama manusia. Allah tak nampak di hadapan kita, manusia yang ada di hadapan kita... Objek dari kerajaan Allah bukan hanya diri kita pribadi, namun sesama manusia. Untuk itulah kita mengasihi... untuk mewujudkan kerajaan Allah dalam hidup sesama kita..

Kekekalan dan Kesementaraan

Mzmur 90:12
Yak 4:14
Tujuan:
1. Menjelaskan kaitan antara konsep waktu, kekal dan sementara
2. menjelaskan bagaimana orang Kristen harus selalu mengaitkan kesementaraan hdup yang kita jalani dengan kekekalan sorgawi
3. mengajak pemuda untuk mempunyai kehidupan yang memusatkan pikiran serta tenaga untuk mengerjakan hal-hal yang bernilai, untuk kekekalan dan untuk kehendak Allah

Pertanyaan pertama yang mungkin bisa membantu Anda dalam memahami tema kita pada hari ini adalah: “ Untuk apa anda hidup hari ini?” Apa kira-kira jawaban anda? Untuk bersenang-senang...Tidak tahu.... atau jawaban klise: Untuk melayani Tuhan? Tahukah anda dengan waktu yang ada di dunia ini bersifat sementara? Tidak akan selamanya bumi berputar...tidak akan selamanya matahari bersinar...tidak akan selamanya anda memiliki wajah rupawan....semuanya akan dimakan oleh waktu dan usia.

Nah kalau begitu... untuk apa kita hidup? bila semuanya sementara? Dan akan berakhir? Yaaaa... semua yang ada di bumi ini, tata surya ini hanyalah semu. Tidak ada satupun yang bertahan. Lalu untuk apa kita ada... bila kitapun tidak akan bertahan? Tubuh kita memang tidak akan bertahan... namun tidak dengan roh kita. roh akan ada selamanya... karena roh kita adalah Roh Tuhan dan oleh karena itu roh kita bersifat kekal.

Waktu Allah berbeda dengan waktu manusia. Kita tidak bisa menyamakan keduanya karena waktu Allah adalah waktu yang tidak terbatas oleh jaman, musim, tahun, bulan dan jam ala manusia, karena ALLAH memang tak terbatas oleh waktu. Sedangkan kita???? adakah manusia yang tidak pernah menjadi tua? Adakah manusia tidak menjadi keriput? TIDAK!!! Semua memiliki masanya sendiri sendiri kecuali Tuhan.

Masalhnya kini, bila tubuh kita tidak kekal, sebaliknya dengan roh adalah kekal...apa yang akan terjadi bila nanti kita meninggalkan tubuh yang fana ini? Kemana roh kita akan pergi? melayang-layang di udara? Gentayangan, seperti yang digambarkan media masa? Atau kembali ke Atman seperti yang diajarkan agama Hindu?

Heiii... rekan rekan muda!!! Jangan pikir kita diciptakan tanpa maksud. Tuhan tidak menjadikan kita hanya untuk menunjukkan bahwa Ia adalah pengasih dan penyayang...atau hanya untuk menunjukkan kekuasaanNya yangbesar atas ciptaan, apalagi untuk melampiaskan amarahNya. Jangan berpikir bahwa hidup kita adalah kebetulan....tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini termasuk ketika kita lahir, bertumbuh dan menjadi manusia yang dapat berbuat ini dan itu. Lalu untuk apa? Untuk menjadi anak-anakNya... untuk menjadi Ahli warisNya.

Tentu.... sebagai seorang Ayah... Ia ingin kita menjadi anak-anak yang berkualitas agar sungguh layak untuk menjadi seorang pewaris kerajaan Allah bukan? Itulah mengapa kita Ia menempatkan kita dalam dunia yang sementara dan terbatas ini, agar di dalamnya kita melatih diri...hidup untuk semakin serupa dan sempurna layaknya Bapa kita di Sorga. Ia tentu dapat melenyapkan kita dengan hanya menjentikkan jariNya, atau mengedipkan mataNya bila dilihatnya kita tidak mempu menjalankan segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya. Ia juga dapat menciptakan anak-anak sesuai dengan kehendakNya: yang baik, yang berkualitas, yang sanggup menjadi ahli waris yang sempurna....Tapi itu semua tidak Ia lakukan karena Ia ingin manusia sungguh memilih yang terbaik, bukan seperti robot yang hanya mempu menjalankan tugas sesuai dengan program.

Hidup kita di bumi yang sementara ini akan kita lanjutkan di Sorga kekal bersama Allah, Bapa dan pencipta kita. dan tentunya kualitas kita di bumi menentukan bagaimana kita akan menjalankan kehidupan kekal bersama Bapa kemudian hari kelak. Kita tidak berhak menentukan bagaimana kita ingin hidup sekarang, namun ketika kita kembali ke tangan Bapa... Allah Bapa-lah yang berhak menentukan apakah kita layak menjadi pewarisNya atau tidak.

Nah kalau begitu.... nyatalah bahwa bila kita ingin menjadi qualified di hadapan Allah, maka kita harus gunakan standar Dia dan bukan standar kita. Jadi apa kiat menjalani hidup yang hanya sementara ini:
1. ( Yak 4: 16) Jangan pernah merasa layak untuk menjadi ahli warisnya... karena ketika kita merasa kita layak kita tidak akan memacu diri untuk selalu menjadi lebih baik dan meningkatkan kualitas kita sebagai ciptaan yang sempurna. Alih alih mengatakan: ”Saya kan manusia biasa yang penuh dengan kelemahan.” Lebih baik bekata :”Saya diciptakan oleh Allah yang spesial, dan untuk menjadi spesial maka saya harus melakukan tindakan-tindakan yang spesial pula!!” jangan juga berkata: “saya mampu kok menjadi ahli waris yang sempurna bagi Allah” karena sesungguhnya tidak ada manusia yang sungguh layak untuk menjadi warisnya. Jadi berkatalah: “ Saya akan terus berusaha untuk menjadi apa yang Tuhan inginkan dan bukan yang dunia inginkan.”
2. (17) berbuatlah yang terbaik bukan hanya yang baik. anda semua ingin menjadi inspirasi dan membawa dampak yang baik bagi orang lain bukan? Maka lakukanlah segala hal yang membawa inspirasi, lakukanlah segala yang baik. kita tidak akan menjadi orang yang bernilai, bila yang kita lakukan sekarang tidak bernilai. Kita tidak akan menjadi orang yang berharga bila kita tidak belajar untuk senantiasa melakukan yang berharga. Kita tidak akan menjadi orang yang besar bila kita tidak berani memilih untuk melakukan hal-hal yang dapat membawa kita menjadi lebih besar!! Laakukanlah semua itu bukan karena kita merasa terpaksa dan dituntut untuk melakukannya, namun karena kita harus menunjukkan kualitas kita sebagai ciptaan yang telah diciptakan dengan sempurna, yang adalah memaksimalkan kapasitas kita sebagai manusia. Dengan melakukan yang tidak berharga... kita tidak hanya mempermalukan diri sendiri, tapi mempermalukan Tuhan yang kita imani!! Berani menjadi seorang Kristen berarti juga berani memilih hal yang berharga di mata Tuhan, walau itu mungkin tidak berharga di mata manusia! Jangan pernah mengatakan: “ saya tidak minta diciptakan!! Saya tidak minta dilahirkan!! Bila saya tahu hidup saya hanya untuk Tuhan dan bukan hanya untuk saya sendiri saya tidak akan pernah mau datang ke dunia!!” Karena sesungguhnya Tuhan tidak pernah menciptakan seorang pengecut!!! Dosa yang membuat kita seperti pecundang. Tuhan ingin kita bahagia, Ia tidak menginginkan kita menjadi susah, sedih, menderita.... kita yang memilih untuk mengikuti dosa, karena berdosa adalah pilihan dan bukan takdir!! dibanding Allah bukan seperti robot atau budak belian semata. Ia ingin kita kembali menjadi gambar dan rupaNya yang sempurna.
3. Minta Allah mengajarkan bagaimana harus hidup. Tuhanlah pemilik, sumber, pemberi hidup ini... bukan kita, jadi mintalah hikmat bagaimana cara menjalani hidup dengan cara Tuhan. Bila hidup yang adalah pemberian Allah ini kita jalani dengan cara kita... maka kita tidak akan pernahbberhasil menjalaninya dengan sempurna. Oleh karena itu mintalah kepada Allah agar Ia mengajar kita dan memberikan kita cara untuk hidup yang benar.

Kini... pilihlah... mana yang ingin kita lakukan... mengutamakan semua hal yang sifatnya sementara atau kekal??? Jangan salah memilih.... karena pilihan kita sekaranglah yang akan menentukan apa jadinya kita pada masa yang akan datang... masa yang kekal!!!

Fundamentalisme

Matius 15:1-20

Fokus:
Mengajak remaja memahami bahaya fundamentalisme, sehingga mampu menyikapinya setepat mungkin.

Fundamentalisme? Apaan tuh??? Apa artinya? Mungkin bgi sebagian besar teman-teman fundamentalisme adalah istilah yang baru dan asing di telinga. Mungkin pertanyaan ini dapat membantu kita memahami Menurut teman-teman apakah Alkitab kita bisa salah??? Apa kira- kira jawabannya yaaa??? jawabannya: Tergantung!! Loh ko, tergantung??? Berarti Alkitab kita bukan Firman Tuhan dong!! Firman Tuhan kan Ya dan Amin, jadi ga mungkin salah!!!! Tergantung disini bukanlah isinya.... tapi bahasanya... terjemahannya.....istilahnya. kenapa bisa begitu? Karena Alkitab bukanlah TULISAN YANG DIBISIKKAN SECARA LANGSUNG OLEH ALLAH kepada manusia. Alkitab memang diilhamkan oleh Roh Allah kepada manusia, karenanya Alkitab ditulis dalam ketidaksempurnaan bahasa dan pemikiran manusia.

Selain itu Alkitab kita juga ditulis dalam jaman yang berbeda dengan konteks permasalahan dan pergumulan sosial, politik, sejarah, religi, dsb...yang berbeda, termasuk dialamatkan kepada jemaat yang berbeda pula. Sehingga mau tidak mau untuk mendapatkan inti berita Alkitab secara utuh, kita perlu memahami dengan benar konteks masa ketika suatu kitab atau surat ditulis oleh sang penulis. Bukan dengan cara ‘menelan bulat-bulat’ setiap huruf yang tertulis dalam Alkitab.

Membaca ALKITAB itu bukan tanpa persoalan lohh.... bahasa Indonesia adalh bahasa yang sangat terbatas...apalagi dibandingkan dengan bahasa Yunani atau Ibrani, sebagai bahasa Alsli Alkitab. Banyak padanan kata yang tidak dimiliki oleh bahasa Indonesia, sehingga ketika kita membacanya, banyak terjemahan yang kurang tepat. Misalnya saja kata kasih. Dalam bahasa Indonesia Kasih hanya memiliki 1 padanan kata yaitu cinta... sedangkan dalam bahasa Yunani, kata kasih memiliki 4 kata yang berbeda, dengan arti dan penggunaan yang berbeda pula satu dengan yang lainnya.

Nahhh.... kalo begitu bahaya kan kalo kita salah mengartikan Alkitab kita ini!! Tapi realita berkata lain... banyak manusia yang memandang Alkitab sebagai kebenaran mutlak, yaitu kebenaran dalam tiap kata dan makna kata. Merekalah yang sering kali terjebak dalam paham atau aliran yang disebut sebagai fundamentalisme. Biasanya mereka juga memiliki sikap yang fanatik ketika melihat suatu teks. Mereka juga tidak membuka pintu dialog untuk melengkapi dan memperkaya paradigma mereka tentang Alkitab.

Dan ternyata.... paham ini sudah ada sejak jaman Yesus... dan bukan paham yang baru timbul di masa modern yang sarat akan teknologi, sebagai reaksi terhadap berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang cenderung mendorong manusia tidak lagi mengandalkan Tuhan, alih-alihb mengandalkan kekuatan dan kepndaiannya masing-masing.

Coba kita lihat seperti apa sih fundamentalisme itu menurut Alkitab:
1. Hanya berpegang pada doktrin ala manusia. Bacaan kita hari ini menunjukkan bahwa banyak orang farisi dan ahli taurat pda masa Yesus hanya mengutamakan tata cara dan tradisi nenek moyang. Mereka mencoba untuk menyerang Yesus yang membiarkan orang-orang makan tanpa mencuci tangan mereka (lihat perikop sebelumnya). Bagi mereka mencuci tangan harus dilakukan, bukan karena alasan higenitas... namun karena makan tanpa mencuci tangan adalah dosa besar. Mereka berpikir bahwa makanan yang adalah berkat Tuhan harus dimakan dengan tangan yang terlebih dahulu dikuduskan dan disucikan. Oleh karena itu bila memakan makanan tanpa mencuci tangan berarti membiarkan diri kotor saat menerima berkat Tuhan, dan itu adalah dosa besar bagi mereka.
2. memutlakkan yang tidak prinsip, dan merelatifkan yang prinsip. Yesus punya jawaban akan tuduhan pada ahli taurat dan orang farisi. Bagi Yesus mereka hanyalah orang buta yang menuntun orang buta, karena mereka hanya mementingkan perkataan manusia dan bahkan mengabaikan perkataan Tuhan. Menghormati orang tua adalah salah satu contohnya... mereka memilih untuk mecuci tangan dan memperdebatkan cuci tangan itu dibandingkan menaati orang tua yang adalah perintah Allah sendiri!!. Sama seperti kita, bila kita mati-matian memperjuangkan bahwa Yesus adalah Tuhan, tapi dalam hidup kita kita tidak menjadikan Dia sebagai satu satunya Tuhan. Atau bagi kita yang mengatakan dengan berapi-api bahwa Yesus adalah satu satunya jalan kehidupan dan keselamatan, namun tidak mengerjakan kehidupan dan keselamatan itu dalam hidup kita dengan mengasihi orang lain. Akhirnya kita menjadi orang yang munafik!!! Hanya pandai berdogma, namun tidak pandai melakukan Firman Tuhan!!!!
3. mementingkan kesucian badaniah dibanding kesucian hati. Membasuh tangan hanyalah bagian dari ritual penyucian tubuh dan bukan penyucian hati. Oleh karena itu Yesus mengatakan: “ bukan yang masuk ke dalam mulut manusia yang menajiskan manusia, namun apa yang keluar dari mulut itulah yang menajiskannya. Untuk apa kita mencuci tangan dalam rangka menguduskan tangan kita untuk menerima berkat Tuhan, bila kita masih mengeluarkan kata-kata tidak membangun... kata-kata yang tidak bermanfaat, yang hanya menjadi omong kosong tanpa nilai. Buat apa kita memilih makanan mana yang halal dan mana yang najis, bila kita di dalam hati menyimpan kemarahan, iri hati, dengki hingga dendam. Buat apa kita mencuci semua tubuh kita hanya untuk dinilai kudus, bila kita mengotorinya dengan perbuatan tidak senonoh, tidak sopan, dan tidak penuh kasih!!! Omong kosong buat orang yang hanya mementingkan dogma...tapi tidak menjalankan itu semua dengan kebesaran hati untuk menyenangkan hati Tuhan.

NAHHH...rekan remaja.... jangan sampai kita terjebak pada kesucian semu.... Tuhan tidak melihat seberapa banyak kita membelanya dalam hal mempertahankan dogma manusia... tapi Tuhan melihat kesucian hati kita; yaitu kita berkata, berlaku dengan kasih yang murni... kasih yang tanpa batas dan syarat seperti yang telah dilakukannnya bagi kita di atas kayu salib.

Jangan kita mengagungkan dogma, tapi dalam hidup itu semua hanya menjadi pemikiran belaka... dan tidak menjadi pedoman.... kalo orang amerika bilang itu semua menjadikan ucapan kita “kotoran kebo” . Kita tidak akan menajdi teladan, bila hanya mengagungkan dogma tanpa melakukannya dalam hidup kita!!!!

Jadi.... lakukanlah Firman Tuhan itu dalam hidup kita dan bukalah hati terhadap hikmat tuhan hingga kita tidak hanya dapat mengerti dengan benar apa yang difirmankan Tuhan dalam Alkitab, namun juga dengan kesungguhan hati melakukannya. Alkitab bukan hanya untuk menjadi pajangan di lemari buku kita... tapi untuk dihidupi melalui hidup kita!!! amin