Sabtu, 29 Agustus 2009

Cepat Mendengar, Lambat Berkata-kata
Kidung Agung 2: 8-13
Mazmur 45: 1-2,6-9
Yakobus 1: 17-27
Markus 7: 1-8, 14-15, 21-23

Tujuan:
Anggota jemaat tergerak untuyk mengendalikan diri dalam berkata-kata

The Power of Words, pernah mendengar ungkapan tersebut? Disadari atau tidak, tiap kata yang kita ucapkan memiliki kekuatan yang sering kali tidak kita sadari. Tiap kata bukan hanya sekedar kata, namun punya makna, bahkan tidak hanya bermakna, kata yang sama diucapkan dengan nada yang berbeda maka akan menghasilkan persepsi yang berbeda, kekuatan yang berbeda. Tentunya kekuatan yang dihasilkan bukan hanya kekuatan yang membangun, namun juga kekuatan untuk menghancurkan seseorang. Luar bisa bukan?

Sayangnya, dalam keseharian kita, memperhatikan kata-kata dalam tutur bahasa kita sangat jarang dilakukan. Kata demi kata keluar begitu cepat dari lidah tak bertulang ini tanpa direnungkan dan dipikirkan dampaknya bagi sesama. Dari perkataan yang sifatnya serius hingga yang bernada gurauan, sering kali meluncur begitu saja seakan tanpa saringan. Apalagi geliat kehidupan masyarakat perkotaan yang semakin agresif setiap harinya. Satu kata diucapkan oleh seseorang, 10 kata dilontarkan sebagai balasan oleh orang yang lain. Semakin agrsif manusia semakin banyak kata yang dilontarkannya, semakin banyak pula kata yang tak tersaring.

Berapa banyak dalam sehari kita mengeluarkan kata-kata? Penelitian menunjukkan bahwa seorang manusia normal mengeluarkan kurang lebih 135.000 kata, mungkin bila seorang pengkotbah atau pembicara akan bertambah sekitar 15.000 kata. Berapa banyak dari kurang lebih150.000 kata perharinya yang kita ucapkan untuk membangun? Dan berapa banyak yang kita gunakan untuk melukai, membunuh sukacita dan damai, menimbulkan akar pahit dan dendam?

Lalu, pertanyaan berikutnya adalah, berapa banyak kata-kata yang kita sampaikan kepada Allah setiap harinya? Kata-kata seperti apa yang kita gunakan untuk berbincang dengan Allah? kata-kata yang memujaNya dengan tulus? Atau kata pujian hanya untuk menjilat Allah? (Untungnya, Allah tidak dapat dijilat, Ia memberi segala sesautu menurut kerelaan hatinya, berdasarkan kebutuhan manusia dan bukan keinginan manusia.) Atau adakah dari kita yang menggunakan kata-kata untuk memerintah Allah, seakan-akan Allah adalah Hamba kita dan bukan kitalah hamba Allah? Mark 7:6

Lalu apa yang harus kita perhatikan dalam rangka berkata-kata?
1. Perhatikan motivasi. Untuk apa kita mengeluarkan kata-kata yang baik bila motivasi di baliknya jahat adanya. Kata-kata yang dikeluarkan hanya berisi pepesan kosong, puja puji dan rayuan gombal, hanya untuk meraih hati, berharap dapat naik jabatan, dipromosikan. Salomo dalam Kidung agung 2: 8-13 menceritakan bagaimana kunjungan mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan, yang sesungguhnya adalah gambaran hubungan Allah dengan manusia. Allah datang kepada manusia untuk membawanya kepada sukacita dan kenyamanan musim semi, dimana bunga-bunga bermekaran, bunyi tekukur menjadi rhema yang membangkitkan semangat, pohon ara berbuah, dan bunga anggur yang mengeluarkan bau semerbak. Itulah gambaran keselamatan yang Allah berikan kepada manusia, menyenangkan, menenangkan, memberikan rasa nyaman dan aman, berkelimpahan dan bebas dari rasa dingin yang menusuk, suasana yang mencekam, yang bahkan dapat membawa manusia kepada maut. Motivasi Allah dalam berfirman dan berkata-kata kepada kita manusia, bukan untuk membawa kita kepada bahaya, namun kepada kenikmatan sorgawi. Ia ingin setiap kita yang mendengar panggilanNya, perkataanNya ikut serta merasakan keselamatan kekal, merasa senang dan tenang, mendapat kekuatan serta penghiburan, dan bukan kesesakkan dan kepahitan. Bagaimana dengan kita? adakah kita memiliki motivasi yang baik untuk setiap kata yang keluar dari bibir kita? Adakah motivasinya untuk menyakiti atau untuk meningkatkan kualitas manusia lain? Adakah kata-kata kita memberi inspirasi dan dampak yang membangun atau menjadi batu sandungan, pedang bemata dua yang sanggup meruntuhkan iman, semangat, dan kasih? Ingatlah yang menajiskan manusia bukan apa yang masuk ke dalam mulut namun apa yang keluar daripadanya (Markus 7:14-15), jangan kita menajiskan diri kita dengan mengatakan hal-hal yang tidak membangun!!
2. Tentunya motivasi yang benar harus pula disampaikan dengan cara yang benar, bukan? Sama seperti orang tua yang menginginkan anaknya menjadi yang terbaik dan berubah menjadi baik namun disampaikan dengan cara membentak dan memaki, apa faedahnya? Adakah anak kita berubah atau malah menjadi pemberontak yang senantiasa menolak dan membantah setiap apa yang kita katakan. Jadi....carilah cara yang baik, yang bijak, yang penuh hikmat dan berlandaskan kasih Allah. - gunakan kata yang membangun, yang lembut, bukan yang kotor dan penuh kejahatan, yang mempermalukan, yang membuat orang yang mendengarnya sedih, kecewa hingga marah.
3. Yakobus 1: 19-21 - belajarlah untuk cepat mendengar dan lambat berkata. Jangan sepeerti api disiram oleh bensin, cepat menyambar sulit padam. Banyak orang tidak mau mendengar hanya mau berbicara...akan seperti mobil yang hanya mau dipakai tapi tidak mau diisi bensinnya. Banyak hal yang keluar namun tidak satupun hal yang mengisi dirinya. Manusia perlu mendengar lebih banyak, itulah maksud Allah menciptakan telinga di kiri dan kanan kita. Tapi pada dasarnya manusia menang lebih suka berbicara daripada mendengar, termasuk kepada Allah. Apa yang dilakukan manusia dalam waktu teduhnya? Hampir 100 % responden mengatakan : berdoa, ya hanya berbica mengatakan ucapan syukur, permohonan ini dan itu. Apa bedanya Tuhan dengan operator customer service? Yang sedikit mendengar pujian, banyak mendengar keluahan dan permohonan, namun tidak diberikan kesempatan untuk berbicara selain yang ditanyakan! Belajar mendengar sama dengan belajar untuk sabar dan mendahulukan orang lain daripada diri kita sendiri, tapi bukan hanya pengorbanan saja yang terdapat di dalamnya, dengan belajar untuk banyak mendengar, tanpa kita sadari kita telah diperkaya oleh berbagai macam ilmu, informasi, cara pandang, dan lain sebagainya.... tidak rugi kan untuk belajar mendengar?


Kata-kata bukanlah sekedar kata-kata biasa, namun dapat menjadi luar biasa bila kita gunakan dengan motivasi yang baik, dilakukan dengan cara yang benar, dengan juga selalu menyempatkan diri untuk mendengar lebih banyak. Lebih dari itu setiap kata yang keluar dari mulut bibir kita memiliki kuasa untuk mengubah manusia menjadi lebih baik, lebih berkualitas, lebih maju, dan terutama lebih mengasihi Tuhan.

Tentu setiap kita kagum pada motivator-motivator terkenal layaknya Mario Teguh, jangan cuma kagum karena setiap kita dapat menajdi motivator kelas dunia bila kita menggunakan hikmat Tuhan untuk menjadi berkat!!! Amin!!

Senin, 24 Agustus 2009

Healty Life Healty Mind
Maz 119: 19
1 Kor 9: 24-27

Latar Belakang:
Pemuda saat ini kurang menyadari pentingnya kesehatan dan kurang menjalani pola pikir dan hidup sehat.

Tujuan dan Sasaran:
1. Apa kata Alkitab mengenai pikiran dan hidup yang sehat
2. Agar pemuda mengetahui dan menyadari pola hidup yang salah (mis: pornografi, merokok, minum2an keras, drugs, dll)
3. bagaimana membentuk dan mengaplikasikan pola pikir sehat
4. bagaimana menerapkan pola hiduo sehat serta langkah praktisnya
5. bagaimana menjaga konsistensi pola pikir dan hidup sehat

A. Dapatkah anda menyebutkan pola pikir dan hidup seperti apa yang dikatakan tidak sehat? Dan sebutkan alasannya!

Apa yang dimaksud dengan pola pikir dan pola hidup?
Pola pikir: sesuatu yang diterima seseorang dan dipakai sebagai pedoman, sebagaimana diterima oleh masyarakat disekitarnya. Bila pola yang digunakan salah maka hasilnya juga salah. Coba saja anda mencoba untuk menjahit sebuah baju dengan model yang sedang in. Lalu sang perancang mengukur tubuh anda dan menuliskan ukuran tubuh anda pada secarik kertas. Namun tanpa disangka ia salah mencatat sesuai kebiasaan. Lingkar dada ditulisnya di bagian lingkar perut dan lingkar perut dicatatnya pada lingkar bahu. Apa yang mungkin akan terjadi? Yang akan terjadi kemudian adalah, anda tidak akan dapat menikmati baju yang anda harapkan dan impikan.

Sering kali kita membuat sepotong kemeja atau sepotong celana adalah soal mudah, hanya menengukur dan memotong kemudian menjahit. Ohhh ternyata tidak sesederhana itu saudara-saudara. Mengapa? karena kesalahan pada pemotongan pola akan menjadikan baju yang dibuat tidak akan nyaman dipakai, dan tidak cocok ditubuh kita. dengan kesadaran bahwa setiap manusia memiliki bentuk tubuh yang berbeda, pola yang baik dan benar sekalipun mungkin tidak akan cocok bila harus dikenakan pada seseorang lain yang memiliki bentuk tubuh berbeda dengan orang-orang kebanyakan. Betapa pentingnya sebuah pola bukan? Tapi pada hari ini kita tidak akan membahas soal bentuk tubuh tentunya. Namun kita akan belajar bersama tentang bagaimana pentingnya sebuah pola pikir dan hidup mempengaruhi kualitas seorang manusia.

Tentunya setiap kita ingin menjadi manusia yang berkualitas bukan? Manusia memang berkualitas, termasuk memiliki pola pikir dan hidup yang baik, dari awal penciptaannya. Ia dijadikan segambar dan serupa dengan Allah. Manusia bukan sembarang ciptaan tapi ciptaan yang dibuat dengan tangan Allah sendiri dan dengan nefesh, nafas Allah sendiri. Apa artinya? Artinya segala kebaikan, hikmat, keseimbangan yang ada pada diri Allah diberikannya juga kepda manusia. Sayangnya kejatuhan manusia ke dalam dosa mengubah semua yang baik itu menjadi tidak baik. Manusia tidak mengerti apa yang baik bagi dirinya sendiri. Alih alih meningkatkan kemampuan dan kualitas dirinya sebagai ciptaan yang unggul manusia malah merusak gambar dan rupa Allah dengan beragam kecemaran. Segala sesuatu yang baik (towb: baik, sempurna, bernilai, kaya akan talenta, memiliki moral yang baik) pada awalnya, dirusak dengan cara memasukkan hal hal yang tidak berguna bahkan menghancurkan martabat manusia itu sendiri.

B. Pernah mendengar istilah: Kamu adalah apa yang kamu makan dan minum, yang kamu baca. Apa pendapatmu, diskusikan!

Perlahan tapi pasti manusia merusak pikiran dan hidupnya dengan memasukkan hal yang tidak berguna. Ini soal apa bahan bakar kita untuk tetap hidup (yang sungguh2 hidup, bukan asal hidup ya!!). Pertamaks tentu lebih baik bagi kendaraan kita, dari pada premium, apalagi dari bensin yang rata-rata telah dicampur yang kerap kali kita temukan di pingir jalan. Mesin menjadi lebih terawat, pembakaran menjadi lebih baik, dan tidak meninggalkan kotoran bahkan karat pada mesin, dan lain sebagainya. Umpamakan tubuh kita adalah kendaraan, bahan bakar man yang akan kita pilih untuk membuatnya hidup dan dapat berfungsi dengan optimal? Bila untuk kendaraan saja kita memilih yang baik, apalagi untuk tubuh sendiri.

Sayangnya, kadang kita manusia lebih sayang pada kendaraan daripada tubuh sendiri. Kendaraan dirawat dengan begitu rupa sedangkan tubuh dibiarkan rusak dan menjadi penyakitan. Caranya: dengan makan tidak teratur... tidak makan makanan seimbang... tidak istirahat cukup... menutrisi tubuh dengan obat-obatan yang sifatnya merusak... membuat hati bekerja dengan lebih keras karena minuman keras... melambankan kerja jantung dan tubuh dengan mengkonsumsi makanan berlemak dan junkfood. Itu baru makanan untuk tubuh..

Bagaimana dengan pikiran....hohohohoho... baik sadar maupun tidak perlahan tapi pasti manusia mulai membentuk dirinya sesuai dengan apa yang ia baca, ia lihat, ia rasakan melalui Media massa, dan komunitas dimana mereka bertumbuh dan bergaul. Bila setiap hari kerjanya hanya menonton infotainment, yang lebih suka mengumbar retaknya rumah tangga, perselingkuhan seseorang, maka lama-lama pola pikir kita akan dipengaruhi oleh pola pikir infotaintment itu yang melegalkan, membiasakan, dan melumrahkan perceraian, ataupun gonta ganti pasangan. Bila setiap hari kita hanya duduk di depan laptop dan surfing mencari situs-situs yang porno, yang hanya mengumbar kekerasan, pelecehan terhadap perempuan dan pola pikir bahwa perempuan itu suka disakiti, maka kita akan menganggap pemerkosaan dan macam-macam perbuatan itu sebagai sesuatu yang biasa dan lumrah untuk dilakukan bahkan dinikmati.

Lalu bagaimana caranya untuk menciptakan suatu pola yang baik untuk pikiran dan hidup kita?
Mari sebelumnya kita buka 1 Korintus 9:24-27. Bagi Paulus hidup adalah pertandingan!!! Bukan hanya kebetulan hidup, apalagi asal hidup!! Apa yang akan anda lakukan bila anda ingin bertanding dalam perlombaan lari? Adakah anda hanya tidur tiduran? Ataukah anda sengaja tidak makan agar pada saat perlombaan tubuh anda akan menjadi lebih ringan dan akhirnya dapat memenangkan perlombaan?

Bagaimana cara memenangkan suatu perlombaan? Ay.27. Paulus melatih tubuhnya demikian rupa. Lebih dari itu ia menguasainya. Apa pentingnya melatih dan menguasai tubuh dan pikiran? Karena, Roh memang penurut, tapi daging lemah. Daging kita ini fana, tubuh kita ini rentan, tak ada bedanya dengan bejana tanah liat yang mudah pecah. Dan untuk itu kita perlu melatih dan menguasai seluruhnya. Bukan hanya kaki saja, tangan saja, pernafasan saja, tapi semua karena kita tidak berlari hanya menggunakan kaki, namun juga kaki harus bekerja sama dengan tangan juga dengan organ tubuh yang lain.
Belajar untuk melatih dan menguasai tubuh kita tentunya bukan perkerjaan singkat dan mudah. Butuh proses yang panjang kadang berhari-hari, berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Pola pikir dan hidup kita terbentuk dari kebiasaan sehari-hari kita, bukan dari sehari hidup, dengan waktu yang cepat dan serba instan. Tapi Allah ingin kita membentuk, melatih dan menguasainya bukan untuk hanya untuk menjadikannya terbiasa, namun juga untuk meningkatkan kualitasnya.

Filipi 4:8. mengapa Paulus menginginkan kita untuk memikirkan yang baik, yang manis, yang sedap didengar dsb...? karena itulah yang membuat hidup manusia berkualitas, berguna bagi dirinya dan sekelilingnya. Dan terutama karena kita hidup bukan hanya untuk diri kita sendiri namun terutama untuk Tuhan. Ialah sang pemberi hidup, dan Ialah yang berhak atas hidup kita dan bukan semata-mata kita sendiri. Begitu juga dengan hidup. Allah ingin dengan hidup kita, kita menghasilkan sesuatu yang baik, layaknya seorang pelari yang memenangkan perlombaan. Allah ingin kita juga memperhatikan tubuh kita, karena kita hidup bukan hanya dari Firman yang keluar dari mulut Allah tapi juga dari roti. Ia juga menjadi tabib yang sejati bagi kita yang sakit, karena Ia ingin setiap kita yang sakit menjadi sehat.

How to? Melatih, menguasai, menjaga pola pikir dan hidup yang baik, seperti pada mulanya?
1. Efesus 2: 10 menjaganya sesuai dengan standar Tuhan. Mengapa? karena kita ciptaan Allah!!! maka latihlah sesuai dengan standar Allah dan bukan standar manusia. Sama seperti motor atau mobil kesayangan kita, bila ia merek Honda maka gunakan sparepart buatan Honda. Kalau tidak rusak semua!! Kenapa? Karena Honda paling tahu apa yang dibutuhkan untuk merawat kendaraan keluarannnya. Allah paling tahu apa yang kita butuhkan untuk menjadi ciptaan yang luar biasa. Ia tahu apa yang harus diisi, diganti bila hidup kita tidak lagi berjalan seperti seharusnya. Maka gunakanlah baik itu hukum, peralatan, dan segala sesuatu yang telah lolos uji saringan Allah. Apa saringannya? Mazmur 119:19

Bagaimana????
a. Knowing the Rules. Bagaimana cara merawat kendaraan anda? Lakukanlah pemerikasaan rutin, pembersihan rutin, pemeliharaan rutin. Bagi kendaraan mungkin cukup dilakukan sebulan sekali. Tapi bagi manusia harus dilakukan setiap hari. Karena manusia ini boros baterai, bahkan bocor baterainya...hingga harus senantiasa di charge. Sediakan waktu yang berkualitas besama Tuhan , bukan soal kuantitas, tapi kualitas!! Sediakan waktu untuk mengenal Tuhan lebih blagi dan mengenal apa yang Ia inginkan dalam hidup kita setiap harinya.
b. Knowing the Fuel! Tidak mudah menjaga api tetap menyala. Sama dengan tidak mudahnya menjaga pola hidup kita sesuai dengan Firman Tuhan bila sekeliling kita tidak memberlakukan pola yang sama. Butuh kekuatan dan hikmat ekstra untuk dapat menjaganya. Jadi jangan ragu juga meminta kekuatan dari Allah untuk tetap menjaganya. Manusia adalah makhluk yang paling tidak setia dan tidak konsisten. Mudah sekali diombang-ambingkan bahkan dipengaruhi. Tanpa kekuatan ‘super’ itu kita akan menjadi lebih bodoh dari keledai, yang jatuh pada lubang dan kesalahan yang sama untuk berkali-kali.
c. LAKUKAN!!! Kendaraan sudah ada, segala pengetahuan tentang pemeliharaan, pemakaian, juga sudah dimengerti, bahkan bahan bakar yang tepat sudah ada di dalamnya, tapi buat apa bila tidak dipakai????Firman Tuhan bukan hanya untuk dipahami dan dibaca, atau bahkan hanya didengarkan namun terutama untuk diberlakukan dalam segenap kehidupan kita. Keputusan untuk melakukannya ada dalam diri kita bukan dari yang lain, apalagi Tuhan yang memaksanya!!! Oleh karena itu kita harus memperhatikan setiap asupan yang masuk dalam pikiran dan hidup kita. Setelah kita tahu apa yang Allah inginkan, dan memperoleh kekuatan dan hikmat untuk memilih dan memilah, kini kita yang menentukan apa yang baik menurut Tuhan bagi kita.
Menjadi Penurut-penurut Allah
Raja2 19: 4-8
Efesus 4:25-5:2
Maz 130
Yohanes 6: 41-51

Tujuan: jemaat tergerak hatinya untuk dapat menajdi penurut-penurut Allah dengan melakukan tindakan-tindakan yang didasarkan pada kasih Allah.
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan penurut-penurut Allah dan bagaimana melakukannya?
2. Mengapa kita perlu menjadi penurut-penurut Allah?
3. Apa keuntungan menjadi penurut-penurut Allah?

Tidak taat adalah sifat mendasar manusia? Betulkah? Rasanya tidak seluruhnya keliru yaaa....Memang dari awal penciptaannya manusia telah menunjukkan ketidaktaatannya dengan melakukan apa yang dilarang oleh Allah. Setelah kejatuhannya ke dalam dosa, memang manusia tampak menjadi lebih taat. hanya saja taat bukan kepada Allah Sang Pemilik Khalik, namun kepada keinginan daging dan dosa. Mencari manusia yang tidak taat pada masa dewasa ini seperti mencari manusia di tengah kota Jakarta, mudah sekali bukan. Dari yang dianggap pelanggaran kecil hingga pelanggaran besar. Dari membuang sampah permen kita ke sembarang tempat, hingga membunuh kesejahteraan rakyat miskin dengan cara Perilaku Korupsi.

Makin hari, makin mudah bagi kita untuk menemukan para pembangkang, pemberontak dalam masyarakat kita, dalam tiap jenjang usia, kelas ekonomi dan tingkat sosial budaya hingga kelas pendidikan, semuanya adalah manusia yang tidak taat. Manusia hanya pandai merancangkan undang-undang, hukuman, namun tidak pandai dalam melaksanakannya. Tak mengherankan banyak orang berkata “Undang –undang dibuat untuk dilanggar”

Apa yang membuat manusia mudah sekali untuk melanggar baik itu hukum ataupun ketentuan yang bahkan mereka buat sendiri? Karena rupanya manusia tidak mampu melepaskan diri dari kemanusiawian, keterbatasan mereka sebagai manusia. Manusia memang bukan Tuhan atau malaikat yang mampu melakukan segala sesuatu dengan sempurna, tapi toh manusia tetap ciptaan Tuhan yang baik dan sempurna adanya. Manusia tetap gambar dan rupa Allah. Artinya manusia masih memiliki kemuliaan Allah sebagai ciptaan.

Sayang manusia lebih memilih untuk menjadi pembangkang dan bukan penurut-penurut Allah. Mengapa saya mengatakan memilih? Karena menjadi pembangkang adalah pilihan manusia dan bukan hakikat. Manusia dibekali segala sesuatu yang baik oleh Allah, namun manusia tidak menggunakan kebaikan itu untuk menjadikannya ciptaan yang lebih baik. Manusia lupa bahwa sesungguhnya dirinya bukanlah miliknya sendiri, namun milik Allah. Tidak ada satupun manusia yang memiliki hak penuh terhadap dirinya sendiri, karena hidup manusia sesungguhnya adalah dari, oleh dan untuk Allah. wManusia bukanlah siapa-siapa dan bahkan bukan apa-apa tanpa Allah.

Mengapa kita perlu menjadi penurut-penurut Allah? Kita telah ditebus, dan harganya telah lunas dibayar, bukan dengan uang, dengan harta benda, namun dengan darah yang mahal. Allah juga tidak menunggak, tidak berhutang juga tidak mencicil. Ia membayar segala sesuatunya secara lunas bahkan jauh sebelum kita berbuat dosa. Dan apa yang dilakukannya sungguh sepadan dengan dosa-dosa kita. Ia menebus kita dengan hidupNya, kesengsaraannya hingga kematianNya. Dengan itu semua kita beroleh hidup. bukan hidup yang asal hidup, bukan juga hanya hidup kekal, namun hidup yang berkemenangan. Yaitu hidup dalam dan dengan sukacita, keselamatan dan kemuliaan Allah.

Banyak dari manusia tidak menyadari bahwa manusia adalah hamba, pelayan Allah dan bukan Allah itu sendiri. Tapi banyak dari manusia merasa diri adalah Allah dan berhak melakukan segala sesuatu yang ia inginkan lebih dari Tuhan.

Ketaatan seperti apa yang Allah inginkan untuk kita lakukan?
1. Pernahkah anda membayangkan diri sebagai Elia? Perjalanan hidupnya bukanlah perjalanan yang mudah. Tantangan dan persoalan hidup membuatnya putus asa. Kehendak Allah terlalu sukar untuk dilaksanakan, hingga membuatnya ingin mati. Pernah merasa seperti itu? Putus asa, takut dan rasa khawatir telah menjadi makanan manusia setiap hari, bahkan banyak dari kita yang menjadi korban dari rasa takut, khawatir dan putus asa. Manusia dikuasai dan bahkan tenggelam di dalamnya. Tapi bagi Elia rasa takut dan khawatir juga putus asa tidak menjadi sesuatu yang dapat mengehentikan langkahnya untuk dapat taat dan tetap berada dalam jalan dan karya Allah. Bukan berarti ia dapat dengan mudah mengatasi rasa takut dan putus asanya. Elia juga manusia yang dapat mengeluh. Tapi ia tidak membiarkan hidupnya senantiasa dalam keluh kesah. Kesulitan hidup juga tidak membuatnya meninggalkan Allah. Alih-alih menjadi pemberontak dan menolak Allah, ia menunjukkan kesetiaanya yang total kepada Allah dengan ketaatan. Mengapa? karena ia tahu dan sadar bahwa Allah tetap menjadi sumber pengharapan dan kekuatan baginya untuk tetap maju. Bagi Elia, Tuhan adalah satu-satunya tempat bagi manusia untuk berharap, tidak ada tempat yang lain, termasuk sesama manusia. Sesama manusia hanya bisa berkhianat, menipu, menusuk dari belakang. Hanya Tuhanlah yang dapat menjadi sandaran, tumpuan dan harapan manusia.

2. Yohanes 6. Allah bukan sekedar roti fana. Ia adalah sumber kekuatan yang tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah dapat terganti oleh apapun. Roti yang kita makan dapat membuat kita lapar lagi, tapi tidak dengan Allah. Ia adalah roti yang hidup dalam kehidupan kita. Ia bukan layaknya baterai yang sekedar memberikan kita kekuatan untuk tetap hidup. namun memberikan makna dan nilai pada hidup itu sendiri. Tanpa Allah manusia hidup tanpa tujuan. Begitu pula kehadiranNya di dunia, bukan hanya untuk sekedar memberi sensasi pada sejarah dengan mujizat dan kematianNya yang menggemparkan. Ia hadir untuk memberi segala yang baik bagi hidup manusia, kasih yang tanpa batas dan tanpa dipengaruhi oleh situasi dan kondisi, lebih dari itu Ia, dengan seluruh hidupNya menunjukkan jalan yang terbaik untuk hidup.

3. Sulit? Ya tentu sulit apa yang ditempuh oleh Yesus, sulit pilihanNya untuk tetap taat dan memberikan tubuhNya menderita. Tapi Ia bisa melakukannya. Dan Ia juga menginginkan kita untuk dapat melakukannya. Apa ? Bukan semata-mata menyembuhkan yang sakit, mencelikan yang buta, menjadikan yang lumpuh berjalan dan melompat, bukan juga semata-mata menghibur yang susah , yang sedih, yang dalam tekanan, dan lain sebagainya. Seorang dokter, psikiatris, dan pendetapun bisa melakukannya. Apa yang membedakan anak-anak Allah dengan beragam profesi tersebut? Kasih Allah !!! itu yang membedakan dan bahkan memberikan nilai lebih dari beragam profesi. Seorang anak Allah dapat melakukan lebih baik dari seorang dokter sekalipun, bukan berarti kita bisa sembarang memberi obat tentunya, tapi dengan hati kita dapat memberikan penyembuhan yang lebih dari yang dapat dilakukan oleh seorang dokter.

4. Efesus 4, mengatakan bahwa kita dapat menjadi anak-anak Allah yang membawa perbedaan dengan cara: berkatalah benar satu terhadap yang lain, bila marah janganlah sampai kita berbuat dosa, jangan memberikan kesempatan pada iblis untuk menjadikan kita alat untuk menyakiti orang lain, bekerja keras dengan segala kemampuan yang telah Tuhan beri dan karuniakan kepada kita, berbagi tidak hanya uang, namun juga sukacita, damai, kebahagiaan, tawa, pengampunan, kata-kata bijak yang menguatkan dan menyembuhkan dan dan termasuk keselamatan. Dan lakukan semuanya itu di dalam, dan dengan kasih Tuhan, bukan yang lain.

Saudara-saudara kita hanyalah ciptaan Allah. Allah dapat menciptakan ulang kita bila ia ingin. Sayangnya...untungnya....kasihNya terlalu besar bagi kita. hingga Ia tidak mencipta ulang kita, alih-alih memberikan kita hidup yang sesungguhnya tidak layak kita terima. Janganlah ketaatan kita kepada Allah dilandasi oleh rasa takut, tapi karena rasa kasih kita kepada Allah yang telah begitu rupa memberikan hidup yang sungguh berkemenangan.
Hikmat Hidup
1 Raja2 2:10-12; 3: 3-14
Maz 34:9-14
Efesus 5: 15-20
Yohanes 6: 51-58

Tujuan: jemaat menghayati bahwa hikmat dibutuhkan sebagai landasan untuk hidup yang lebih bermakna.

Pertanyaan:
1. Apa itu hikmat?
2. Apa gunanya hikmat bagi manusia?
3. Bagaimana memperoleh hikmat hidup itu?

Apakah anda telah hidup bijaksana? Bagaimana anda menjawab pertanyaan ini? Adakah dari kita yang mengatakan bahwa kita telah hidup dengan bijaksana? Atau jangan jangan kita sendiri telah menyadari bahwa hidup kita jauh dari kebijaksanaan? Sadarkah saudara bahwa banyak manusia di dunia ini yang hidup dengan tidak bijaksana? Baik tubuh hingga akal budi yang adalah karunia Allah bagi manusia, dinodai dengan penggunaan yang tidak bijak dan bahkan membawa efek yang merusak.

Sering kali kita memakai baik itu rokok maupun minuman keras dan narkoba sebagai contoh gaya hidup yang tidak bijaksana, namun ternyata, hidup tanpa kebijaksanaan dapat dilakukan juga oleh mereka yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Adakah dari kita yang lebih suka memuaskan baik itu mata, telinga, mulut, tangan dan kaki dengan melakukan hal yang bukan hanya tidak berguna, namun menjadi pemuasan nafsu. Dengan makan makanan yang tidak sehat, atau berlebihan; begadang; menyaksikan infotaintment berlebihan; mengisi pikiran dengan berbagai bacaan yang alih-alih membangun, malah merusak akal sehat; hingga bekerja terlalu keras yang dapat menyebabkan penyakit orang kota kebanyakan...stress; dapat menjadi contoh nyata bahwa kita adalah manusia yang tidak bijaksana dalam menjalani hidup.

Mempertimbangkan dan memikirkan dengan sebaik mungkin, dengan juga menimbang segala resiko yang mungkin terjadi; cermat; teliti; menggunakan akal budinya adalah beberapa ciri dari orang yang berusaha hidup dengan bijaksana atau berhikmat. Rasanya tidak sulit untuk dilakukan bukan, apalagi dengan menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang dikaruniai akal budi yang memampukan manusia untuk dapat membedakan yang baik dan yang buruk. Tapi mengapa banyak manusia yangg tidak mampu hidup dengan menggunakan hikmat untuk hidup?

Hikmat hidup tidak akan pernah diperoleh oleh manusia, bila manusia pertama-tama tidak menghargai dan mau memaknai hidup. Hidup hanyalah sesuatu yang biasa, bahkan tidak berarti apa apa bila kita tidak mau melihat keistimewaan hidup.
Dalam kemudaannya Salomo telah melihat keistimewaan dalam kehidupannya sejak masa Daud, Ayahnya. Apa keistimewaannya? 1. Bahwa Ia dan Ayahnya hidup dalam jaminan kasih setia dan pemeliharaan Allah. 2. Dalam kemudaannya dia telah dipercayakan untuk naik ke atas tahta sebagai pemimpin atas bangsa yang besar.

Banyak dari kita yang berpendapat bahwa karena kita tidak mengalami apa yang dialami oleh Daud dan Salomo, maka hidup kita tidaklah istimewa? Salah saudara sekalian. Setiap hidup kita adalah istimewa dan berharga. Bila kematian kita saja berharga di mata Tuhan apalagi hidup kita? Hanya saja kita tidak mau melihat Karya Tuhan yang menjadikan hidup kita istimewa. Dapat saja Salomo atau Daud merasa bahwa hidupnya tidak istimewa, karena ia harus menanggung tanggung jwab yang luar biasa tidak mudah di masa dimana ia masih ingin bersenang-senang. Salomo dapat melihat hidupnya sebagai beban yang besar yang menyusahkan dan merusak keindahan dan sukacita masa mudanya.

Salomo tahu dengan pasti bahwa hidupnya adalah hidup yang istimewa, untuk itulah ia meminta hikmat. Tanpa hikmat dan kebijaksanaan, ia tidak akan dapat menjalani hidup dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik dan sesuai dengan standar Tuhan. Untuk itulah juga kita membutuhkan hikmat hidup, karena kita sebagai manusia adalah mahkluk yang bebas...bebas untuk memilih...bebas untuk berekspresi...bebas untuk menentukan apa yang baik dan yang jahat menurut persepsi dan pengetahuan kita yang terbatas...dan kebebasan itulah yang sering kali menjatuhkan harga diri kita sebagai manusia, yaitu ketika kita salah memilih jalan hidup kita.

Maka:
Untuk dapat memperoleh hikmat hidup, kita harus membuat diri kita waspada terhadap hidup dan segala konsekuensinya. Hidup bukan main-main, bukan juga sekedar panggung sandiwara. Hidup anda dan saya hanya 1 kali, maka gunakanlah kesempatan yang hanay satu kali ini sebaik mungkin, karena hidup tidak hanya menguras tenaga dan pikiran manusia, namun juga memperkaya jiwa dan pikiran manusia yang menjalaninya. Lalu apa yang harus kita lakukan:
1. Perhatikan dengan seksama. Bagaimana cara memperhatikan dengan seksama? Dengan seksama disini tentunya bukan asal memperhatikan bukan. Memperhatikan bukan berarti sebatas melihat, namun memberi perhatian kepadanya. Itulah yang harus kita lakukan terhadap hidup, memberi perhatian, agar hidup tidak menjadi sesuatu yang berlalu seperti uap saja. Apa kegunaannya? Dengan memperhatikan dengan seksama, kita dapat melihat segala sesuatu yang baru, yang selama ini tidak nampak, yang berharga, yang biasanya tertutup oleh rutinitas, yang unik, yang membuat hidup nampak lebih bermakna dan berwarna.
2. Jangan berlaku seperti orang bebal. Bebal bukan sekedar bodoh saja, namun sudah tahu salah dan keliru tapi tetap dilakukan. Artinya lebih bodoh dari orang bodoh. Sudah tahu api itu panas, namun tetap saja suka bermain api!! Berlakulah menjadi orang arif, yaitu hidup yang mau mengerti apa yang baik, yang berguna, yang diinginkan dan dikehendaki Allah.
3. Pergunakan waktu yang ada. Adakah dari kita yang tahu dengan pasti sampai usia berapa kita hidup? tentunya tidak ada. Harapan mungkin ada: “ saya ingin hidup hingga usia 75 tahun. Usia yang pas bagi manusia “. Tapi penentu yang sesungguhnya hanyalah Tuhan dan tidak ada yang lain. Menit dan detik bisa datang dan pergi tanpa kita sadari, namun itulah yang penting. Sering waktu berjalan begitu saja tanpa ada sesuatu yang kita lakukan baik untuk memperbaiki diri apalagi untuk memperbaiki kehidupan orang orang di sekitar kita. “Eh engak kerasa udah nambah satu tahun lagi.” Saudara –saudara Tuhan tidak melihat berapa tahun anda mampu hidup! tapi Ia ingin kita memperhatikan kualitas hidup kita, yaitu apa yang sanggup anda lakukan untuk Tuhan dan sesama sepanjang Tuhan masih memberikan kesempatan dan nafas hidup.

Anda bisa melakukan 3 hal diatas dengan mudah dengan bahan bakar yang tepat pula! Apa bahan bakar yang tepat? Firman Allah yang hidup dalam hidup Yesus. Yesus bukan sekedar roti yang mengenyangkan perut anda! Tapi juga merawatnya dari dalam. Yesus bukan hanya sekedar memberi hidup tapi menjadikan hidup kita semua bernilai dan bermakna. Amin