Senin, 02 Maret 2009

Narsisisme

Matius 22:34-40/ 2 Sam 14:25-26, 18:9-10

Apa sih arti narsis?

Dari mana datangnya narsis?

Narsis datang dari legenda Yunani tentang seorang pwmuda yang bernama NARSICUS yang terkenal tampan sekali. Suatu kali Narsicus sedang berjalan jalan di hutan, di pinggiran sungai. Saat ia sedang kehausan ia menghampiri bibir sungai lalu melihat ada sesosok pria tampan yang dipantulkan oleh sungai itu. Ia melihat bahwa laki-laki itu sangatlah elok rupanya. Setiap ia minum di bibir sungai, ia selalu melihat laki-laki yang sama juga berada disana menatapnya. Ia sendiri tidak tahu bahwa laki-laki yang dipantulkan di suangai itu adalah dirinya sendiri. Semakin hari Narsicus semakin jatuh cinta kepada sosok tersebut sehingga ia benar-benar ingin bertemu dengan sosok tersebut. Akhirnya, saking cintannya kepada bayangan dirinya yang terpantul di permukaan sungai itu, Narsicus menceburkan diri ke dalam sungai untuk mencari siapa gerangan laki-laki tampan itu? Dan akhirnya ia mati tenggelam. Dari namanya akhirnya timbulah istilah narsis.

Namun sebenarnya narsis itu apa sih? KBBI menuliskan arti dari narsisisme sebagai, rasa cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan (lebayyyy). Atau dengan kata lain narsis adalah perilaku membanggakan diri/ menganggap diri sempurna.

Biasanya narsis ini dilakukan untuk mendapatkan perhatian lebih dari lingkungan atau karena ingin menutupi kelemahan diri. Selain itu orang yang memiliki lingkungan tumbuh yang selalu mengucilkan dirinya, atau selalu menganggap dirinya rendah dan tidak berguna, dapat juga menjadi orang-orang yang narsis pada masa remaja atau pemudanya. Oleh karena itu sifat narsis biasanya keluar pada masa remaja. Kenapa?

  1. karena remaja adalah masa dimana seseorang butuh pengakuan di dalam hidupnya. Dari yang biasanya cuma dianggap anak ingusan yang tidak punya hak suara di rumah maupun di masyarakat, ingin membuktikan dirinya eksis bagi komunitas.
  2. Karena masa remaja adalah masa pembentukkan jati diri. Di masa ini seseorang akan menentukan ia mau jadi apa, dikenal sebagai orang yang bagaimana. Misalnya dikenal sebagai orang yang pandai bermain musik atau pandai bernyanyi.

Narsis ini ternyata juga dapat timbul dalam berbagai aspek kehidupan loh, termasuk kehidupan beragama. Pernah ga kita menjadi remaja yang narsis terhadap agama dan kepercayaan yang kita anut. Misalanya menganggap diri paling benar, paling diberkati, paling berhak mendapatkan keselamatan, dan lain sebagainya… wah narsis yang begitu juga bahaya loh, jadi ternyata narsis bukan hanya terjadi dalam pribadi namun juga dapat terjadi dalam suatu kelompok, yah salah satunya adalah kelompok keagamaan.

Ciri-ciri orang yang narsis adalah:

  1. merasa lebih penting dan lebih besar dari orang lain: tentu bukan karena ia memang lebih penting atau lebih besar tapi karena ia memang ingin orang lain memandang, memuji dia.
  2. memiliki fantasi setinggi langit. Bukan berarti kita tidak boleh memiliki cita-cita setinggi langit, yang membahayakan ketika kita mencita-citakan untuk sesuatu yang benar-benar mustahil terjadi.
  3. merasa memiliki status lebih tinggi dari orang lain. Lebih cantik, lebih ganteng
  4. butuh pengakuan yang berlebihan
  5. cenderung manipulatif dan mengeksploitasi orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri
  6. nggak bisa berempati dengan orang lain
  7. selalu arogan, atau mementingkan kepentingan atau keinginannya sendiri, dan menganggap kepentingan yang lain tidak perlu diperhatikan.

Sebenarnya mencintai diri sendiri itu salah ga sih?

Matius 22: 39 mengatakan bahwa mencintai diri itu ga salah. Karena mencintai diri adalah sesuatu yang manusiawi dan wajar. Orang yang tidak bisa mencintai dirinya sendiri, tidak akan pernah dapat mencintai orang lain. Kenapa? Karena ia sebenarnya tidak tahu bagimana rasanya dicintai dan bagaimana harus mencintai. Yesus mengatakan: “ kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” dan bukan “kasihilah dirimu sendiri seperti engkau mengasihi sesama manusia”. Oleh karena itu menjadi Sesutu yang wajar ketika manusia belajar mencintai dirinya sendiri. Dan setiap orang harus mencintai dirinya sendiri. Mencintai diri disini bukan berarti egois, bukan juga brarti mengutamakan diri sendiri, pokoknya gue…. Yang lain mah belakangan aja...

Cinta disini mengunakan kata agapeis, yang artinya unconditional love atau cinta yang tanpa pamrih, cinta yang diberikan tanpa mengenal kondisi apapun termasuk ketika kita mencintai diri kita sendiri. Mencintai diri berarti:

  1. menerima diri sendiri apa adanya, menerima diri dengan segala kelemahan dan kelebihan.
  2. Menerima disini juga bukan berarti menerima yang pasif, ya udah gini aja wong uda diciptainnya gini?, bukan menerima yang pesimis. Tapi menerima yang aktif yaitu terus mengembangkan diri mengembangkan kelebihan yang Tuhan kasih untuk kita gunakan.
  3. Mencintai diri juga terutama melihat diri sebagai sebuah ciptaan yang utuh dan yang berharga.

Dan bila kita sudah bisa mencintai diri dengan ‘benar’ maka kita akan mampu juga mencintai sesama manusia dengan benar, yaitu dengan menerima semua manusia dengan segala kelemahan dan kelebihannya, menerima perkembangan diri dari sesama kita, dan tentunya mencintai mereka sebagai ciptaan Allah yang utuh dan berharga juga dimata Allah.

Narsis menjadi sesuatu yang salah karena

  1. yang kita lakukan bukan pada batas sewajarnya, namun berlebihan. Segala sesuatu yang berlebihan tidak akan membawa hal yang baik bagi kita. Sama seperti ketika kita makan atau minum kebanyakan. Atau minum obat kebanyakan dan tidak mengikuti dosis yang telah ditentukan oleh dokter bagi kita untuk diminum. Mencintai diri adalah baik adanya. Tapi bila itu dilakukan secara berlebihan maka akan menjadi hal yang buruk bagi diri kita. Kita menjadi orang-orang yang tidak tahan kritik, yang selalu melihat kritik sebagai sesuatu yang membahayakan dan merusak diri kita, tidak menyadari bahwa kita memiliki kelemahan yang pada akhirnya dapat menghancurkan kita.
  2. saat kita mencintai diri dengan berlebihan maka cinta itu membuat kita terpaut hanya dengan diri dan kebutuhan diri sendiri. Kita menjadi orang yang lupa dengan keberadaan orang lain apalagi Tuhan. Sama yang kelihatan aja susah untuk sayang apalagi sama yang ga keliatan kaya Tuhan?

Nah sekarang gimana caranya supaya kita ga narsis?

  1. bersyukur. Maz 139:14 “ Aku bersyukur kepadaMu karena kejadianku dashyat dan ajaib, ajaib apa yang Kau buat dan jiwaku benar-benar menyadarinya” Yups kita patut bersyukur dengan segala yang telah Tuhan jadikan dalam diri kita. Baik itu dengan hidung yang pesek, mata yang sipit, itu semua baik loh di hadapan Tuhan, sempurna. Kita tidak menjadi orang yang tidak berharga di mata Tuhan ketika kita memiliki hidup pesek ata mata sipit kan?
  2. berbesar hati. Berbesar hati bila memang ada orang lain yang munkin lebih dari kita. Bukan berarti kita menjadi tidak berharga ketika ada orang yang lebih bisa mengerjakan matematika dibanding kita. Setiap orang dijadikan unik dan hanya satu. Saya tidak bisa berkata bahwa suatu saat saya akan menggantikan seorang Eka Darmaputera, karena memang saya bukan dia. Saya adalah saya yang Tuhan jadikan memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri. Tentu berbesar hati disini bukan nrimo aja tanpa mengembangkan diri seperti orangt yang diberikan 1 talenta, yang pada akhiranya mengubur talentanya itu.
  3. berkaca diri, alias jangan takabur merasa diri mulia, angkuh, sombong. Kita memang sempurna adanya. Tuhan menjadikan kita dengan sangat baik. Tapi ingat kita masih dalam kuasa daging! Dan daging itu lemah! Jadi kita sebagai manusia yang sempurna di hadapan ALLAH tetaplah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Itu yang membuat kita sama sama dikatakan manusia dan bukan dewa atau Tuhan. Disitulah Tuhan menuntut kita untuk dapat mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri.

Dan tentunya jangan kita melupakan Tuhan. Karena mengasihi Tuhan Allah kita adalah yang pertama dan utama. Karena Tuhan menjadikan kita luar biasa. Tuhan yang memberikan kita kesempatan untuk menjadi manusia yang luar biasa dalam hidup kita. Oleh karena itu mengasihi Tuhan sudah seharusnya kita letakkan di tempat yang paling utama dalam kehidupan kita. Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar