Senin, 02 Maret 2009

God Become A Man

Yes 52:13- 53:12

Why?

Yesus dalam kitab Yesaya digambarkan sebagai hamba Allah yang menderita. Ia datang ke dunia bukan untuk mendapatkan puja dan puji dari manusia. Ia datang bukan untuk dimuliakan, disembah layaknya seorang raja. Ia datang untuk terluka, Ia datang untuk menanggung penyakit dan kesengsaraan kita (4). Pertanyaannya adalah kenapa Ia mau datang hanya untuk dicemooh dan disiksa? Mengapa Ia mau turun dari sorga dan menjadi manusia untuk manusia yang tidak tahu balas budi? Apakah Allah tidak dapat melakukan misi penyelamatanNya cukup menjentikkan jari dari surga sana? Mengapa Allah harus repot-repot turun ke dunia, sementara manusia di duniapun tidak menerima, dan memperlakukkanNya seperti seharusnya kita memperlakukan Tuhan, sang Pencipta kita?

  1. karena Ia mencintai kita, karena kita begitu berharga di hadapanNya. Kita bukan ciptaan yang hanya dibuat untuk ditinggalkan. Kita ini adalah gambar dan rupaNya. Ia menciptakan manusia bukan hanya untuk berkuasa atas bumi dan isinya, memenuhi bumi dengan keturunan kita, namun terutama untuk menjadi tangan kananNya. Tangan kanan disini bukan pembantu, bukan pelayan, tapi rekan sekerja, teman, sahabat. Karena itu Allah sungguh mencintai kita, bahkan kita ini seperti bola mataNya yang berharga.
  2. Sayangnya ketika manusia memilih untuk tidak taat, hubungan kerekanan antara Allah dan manusia menjadi rusak. Bahkan juga merusak citra dan gambar Allah yang seharusnya ada dalam diri tiap manusia. Oleh karena kerusakan yang ditimbulkan oleh dosa begitu parah, hubungan Allah dan manusia menjadi terputus sama sekali. Tapi rupanya jarak yang begitu jauh memisahkan manusia dengan Allah tidak menghambat ataupun membuat Allah putus asa untuk tetap berhubungan dengan ciptaanNya. Ia memutuskan untuk datang sendiri, karena manusia telah menjadi begitu bebal. Ia datang untuk memperbaiki apa yang selama ini telah dirusak oleh dosa. Seperti seekor semut kecil yang patah kakinya. Lalu kita merasa kasihan dan ingin menolong semut kecil itu. Bila kita memutuskan untuk menolongnya, apa yang akan terjadi. Jangan-jangan sebelum kita sempat membalut kakinya, si semut telah mati karena tergencet jari kita. Untuk dapat memberikan pertolongan, berkomunikasi dengan si semut, maka kita perlu menjadi sama seperti si semut. Begitu juga Allah ketika Ia memutuskan untuk menolong kita manusia. Ia mengubah diriNya menjadi manusia. Coba kita bayangkan bila Ia tidak berubah menjadi manusia, kita semua akan mati karena kemuliaanNya, karena keagunganNya.
  3. Ia datang untuk kembali menjadikan manusia sebagai rekan kerjaNya dalam mengelola bumi dan isinya. Oleh karena itu Ia juga hadir di dunia dengan menjalin relasi dengan manusia. Bila kita tanya apakah Allah dapat mengerjakan misi penyelamatannya seorang diri? Tentu bisa dan bahkan sangat bisa, mengapa? Karena Ia adalah Allah yang Maha. Ia tentu dapat melakukannya secepat membalikan telapak tangan atau menjentikkan jari tangan kita. Namun yang Ia lakukan adalah...Ia mengikut sertakan manusia ke dalam rancangan penyelamatanNya. Walaupun Ia tahu bahwa setiap manusia memiliki kencenderungan untuk jatuh ke dalam dosa, bahwa manusia memiliki begitu banyak kelemahan, bahwa manusia lalai karena dosa tetap mengikat mereka. Ia tidak menjadi pesimis ataupun skeptik. Yang Ia lakukan adalah tetap menjadikan manusia sebagai rekan, sebagai partner untuk menjalankan Mission ImposibleNya. Dan untuk itu Ia memanggil 12 murid, rasul-rasul, dan kita semua yang ada disini, yang percaya bahwa Ia mencintai kita. Ia memanggil kita untuk menjadi terang dan garam bagi dunia. Mungkin kita bukan garam yang baik, begitu banyak campuran di dalamnya, kita juga bukan terang yang baik, terang yang kerap kali mati ketika angin bertiup. Namun Ia tetap Allah yang setia kepada kita. Ia tetap menjadi Allah yang tidak kapok untuk menjalin hubungan dengan manusia, untuk tetap berelasi dengan manusia. Dengan meliubatkan kita, manusia yang penuh dengan dosa dan keterbatasan ini, berarti juga Allah memberi kita kepercayaan yang tidak dapat dinilai oleh segala harta di dunia. Ia memberi kita KEPERCAYAAN, padahal manusia itu tidak bisa dipercaya. Betapa Ia berani mempertaruhkan misi besarNya pada kita, BETAPA BERHARGANYA KITA DI HADAPANNYA??!!?

Nah sekarang apa yang dapat kita pelajari dari apa yang Yesus lakukan bagi kita?

1. bahwa Yesus mencintai kita apa adanya, maka kita juga perlu mencintai sesama kita apa adanya. Yesus mencintai semua orang tidak pandang dari mana? suku apa? Keturunan siapa? Hitam atau putih, lurus atau keriting, sipit atau belo? Yesus tidak pernah membedakan siapa yang harus Ia cintai. Ia tidak pernah membedakan siapa yang harus Ia selamatkan. Karena setiap kita sesungguhnya tidak akan pernah pantas untuk dicintai dan diselamatkanNya. Tapi Ia mau lakukan semua itu buat kita. Apa yang kini bisa kita lakukan adalah mengasihi siapapun yang ada di sekeliling kita!

2. Ia juga tidak memilih orang yang kaya, orang yang pintar, orang yang paling tidak berpendidikan untuk menjadi 12 muridNya. Yang Ia lakukan adalah Ia memilih mereka yang paling disingkirkan untuk menjadi rasulNya. Ia memih orang orang yang dianggap tidak bisa apa-apa, tidak punya apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Kita juga diajak untuk menjalin relasi dengan mereka yang dianggap bukan siapa-siapa. Terkadang manusia masih dapat bertoleransi ketika harus berelasi dengan mereka yang berbeda suku, ras, tapi bila sudah menyinggung soal status sosial, mereka menjadi makhluk yang begitu pemilih. Yesus hadir di dunia bukan hanya untuk segala bangsa, namun segala manusia dari segala lapisan sosial, yang terendah sekalipun.

3. Yesus berelasi dengan manusia bukan karena Ia butuh manusia untuk menjadi rekanNya. Ia bisa melakukan misiNya seorang diri, tanpa bantuan siapapun apalagi manusia. Ia berelasi karena Ia mengasihi manusia. Ia berelasi karena ingin memperbaiki relasi yang hancur karena dosa. Ia berelasi karena Ia ingin menjadi sahabat, menjadi teman bagi kita untuk berbagi. Berbeda dengan manusia, yang kerap kali mau menjalin relasi karena kita butuh, karena perlu, karena mereka bisa menambah nilai hidup kita (kalo kita berelasi dengan para eksekutif, orang kaya dan orang berpengaruh). Kita tidak dapat menambah nilai apapun bagi Yesus, karena Ialah yang punya segalanya. Segala sesuatu sudah lengkap pada diriNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar