Senin, 02 Maret 2009

Merayakan Tuhan di Tengah Keluarga


Yoh 12:1-8

Pertanyaan:

  1. apa yang dimaksud dengan merayakan Tuhan di tengah keluarga?
  2. mengapa kita perlu merayakan Tuhan di tengah keluarga?
  3. bagaimana cara merayakan Tuhan di tengah keluarga?
  4. kapan waktu yang tepat bagi kita merayakan Tuhan di tengah keluarga?

Merayakan itu apa sih? Apa saja sih yang biasanya dirayakan? Ulang tahun, kelulusan, keberhasilan, kelahiran dan lain sebagainya. Yaaa memang sering kali kita memahami perayaan/ merayakan hanya sebatas pada event2 bahagia dimana ada makan-makan, senang-senang, ada sukacita, ada hadiah, ketemu sama saudara jauh, ramai dan lain sebagainya. Namun ternyata merayakan lebih dari hanya sekedar senang-senang. Merayakan memiliki arti memperingati: melakukan sesuatu untuk menunjukkan ‘sesuatu’ (hari, event, seseorang, dll) itu penting, atau melakukannya untuk menunjukkan penghormatan terhadap sesuatu atau seseorang.

Ketika kita merayakan Tuhan di tengah keluarga kita, berarti kita juga:

1. Harus menganggap Tuhan sebagai sosok yang penting dalam keluarga kita.

2. Merayakan Tuhan juga dilakukan atas dasar rasa hormat kepada Tuhan.

Nah kini pertanyaannya adalah, apakah kita sungguh menganggap Tuhan penting dalam keluarga kita, bagi kita? apakah kita sungguh menghormati Tuhan dalam keluaga kita? Mustahil bagi kita untuk dapat merayakan Tuhan dalam keluarga kita tanpa adanya sikap hormat kepada Tuhan dan menganggap Tuhan sebagai sosok yang penting dalam kehidupan. Coba saja kita lihat apa dan siapa yang kita rayakan dalam keluarga kita. Bukan orang yang tidak kita kenal bukan, mereka tentu orang-orang yang kita anggap penting dan memiliki peran dalam hidup kita. Misalnya : tidak mungkin kita merayakan ulang tahun tetangga kita kan? Apalagi orang yang tidak punya ‘dampak’ apa-apa buat kita.

Banyak dari kita terkadang tidak sadar bahwa Tuhan ternyata adalah sosok yang amat penting untuk kita, Ia juga adalah sosok yang membawa dampak yang luar biasa bagi kehidupan kita. karena pengorbanan diriNya di kayu salib kita dapat menikmati keselamatan dan anugerah yang luar biasa. Karena kematianNya jugalah kita bisa menikmati ibadah dalam ruang yang nyaman, bersama teman dari segala suku bangsa, tanpa ada pembatasan dan pelarangan. Namun seringkali apa yang dilakukanNya itu kita anggap angin lalu dan kita anggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Padahal apa yang dilakukan Tuhan sama sekali tidak biasa bahkan yang ia lakukan sungguh luar biasa bagi kita. karena sesungguhnya tidak biasa seorang Raja apalagi Tuhan datang ke dunia untuk mati, bagi orang yang dikasihiNya. Trus, apa sih pentingnya merayakan Yesus di tengah keluarga kita? apa keuntungannya? Bukannya malah jadi ribet? Kalo ada Yesus kan kita ga bebas, ga bisa marahan sama mama-papa, adik atau kakak, harus menjaga sikap dan lain sebagainya. Tapi tidakkah kita sadar bahwa Yesuslah yang mampu memberikan kita kekuatan untuk tetap saling mengasihi, saling menghormati, saling memberi dan menerima. Tidakkah kita sadar bahwa Yesus jugalah yang menyatukan dan memelihara kita sebagai keluarga?

Itulah yang dirasakan oleh Lazarus beserta saudaranya, Maria dan Marta. Bagi Lazarus, Yesus adalah sosok yang sangat penting, karena Ia telah memberikan kehidupan baru bagi Lazarus beserta keluarganya. Mujizat yang dialami oleh Lazarus membawanya kepada rasa hormat kepada Yesus. Rasa hormat itulah yang menjadi dasar Lazarus mengadakan perjamuan bagi Yesus, bukan hanya untuk sekedar mengingat apa yang telah Yesus lakukan dalam kehidupannya, namun terutama karena ia sungguh menganggap Yesus sebagai sosok penting, yang telah memberikan perubahan besar dalam kehidupannya.

Bukan hanya Lazarus yang menganggap Yesus penting, Maria, saudara Yesus juga menganggap Yesus sebagai sosok yang penting dalam kehidupannya. Bila kita mengingat apa yang dilakukan oleh Maria ketika Yesus datang ke kediaman mereka. Maria menjadi orang yang dengan setia duduk di bawah kaki Yesus untuk mendengarkan pengajaranNya. Apa yang dilakukan Maria menunjukkan Yesus sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Dalam kisah kali ini Maria menjadi perempuan yang memberikan penghormatan dengan cara meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni. Minyak Narwastu pada masa Yesus dikenal sebagai minyak yang amat mahal, dan memiliki aroma yang begitu harum, yang biasanya digunakan untuk pengurapan seseorang atau sesuatu yang dianggap spesial, bisa juga digunakan untuk menyembuhkan luka.

Maria juga menyekanya dengan rambutnya (3). Rambut bagi perempuan masa itu adalah sesuatu yang sangat berharga. Oleh karena itu banyak perempuan tidak memotong rambutnya. Namun bagi Maria sesuatu yang sangat berharga itu tidaklah lebih berharga dari Yesus. Maria menggunakan rambutnya untuk menyeka kaki Yesus yang sebelumnya telah dituanginya dengan minyak termahal yang ia miliki. Kaki tentunya bukan anggota tubuh yang bersih, malah dapat dikatakan merupakan anggota tubuh yang paling banyak mengandung kotoran dan kuman. Apa yang mendorong Maria melakukan semua itu untuk Tuhan, tidak lain selain rasa hormat dan kasih yang tulus kepada Yesus.

Kini apa yang dapat kita lakukan untuk dapat merayakan Yesus di tengah Keluarga kita? Apakah mencontoh apa yang dilakukan Maria? Tentu tidak, hal tersebut sudah tidak bisa dilakukan lagi. Karena YESUS juga telah berada di sorga. Namun bukan berarti Yesus tidak dapat hadir di tengah-tengah keluarga kita. Ia akan tetap hadir dan tinggal di tengah keluarga kita. hanya saja sering kali kehadiran Yesus tidak disadari bahkan Yesus dianggap tidak ada dan tidak pernah ada dalam keluarga kita. apa yang bisa kita lakukan? Apa yang harus kita perhatikan ketika kita merayakan Tuhan di dalam keluarga kita ?

1. MOTIVASI. Ay5-6. menceritakan Yudas yang sinis terhadap apa yang dilakukan Maria untuk Yesus . ia mengatakan: Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Memang apa yang dilakukan oleh Maria pada masa itu dapat dikatakan sebagai suatu pemborosan, namun motivasi Yudas bukan motivasi yang baik. Yudas berkata demikian bukan karena ia sungguh memang peduli terhadap nasib masyarakat yang miskin. Dan ketika Yesus memilih apa yang Maria lakukan dari pada memuji saran Yudas, bukan karena Yesus tidak perduli terhadap mereka yang kekurangan. Lukas menuliskan, bahwa kehadiran Yesus sesungguhnya adalah bagi mereka yang tersisihkan baik itu secara social, ekonomi. Ia datang untuk mereka yang miskin, lapar, sakit dan terlantar. Namun Yesus melihat bukan pada apa yang diperbuat tapi apa yang ada di dalam hati manusia. Firman Tuhan kepada Samuel: “bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” Yang dapat kita pelajari dari Maria sesungguhnya adalah motivasi yang benar di hadapan Tuhan

2. MEMBERIKAN YANG TERBAIK. Maria memberi yang terbaik bagi Yesus dengan memberikan apa yang dimilikinya, yang paling berharga baginya, yang terdapat padanya. Dengan melayani sesama anggota keluarga kita berarti kita juga sedang melayani Tuhan. Jadi merayakan Tuhan di tengah keluarga bukan semata dengan pesta, penuangan minyak, tapi juga dengan melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan bagi sesama anggota keluarga kita. bukan dengan membelikan barang barang yang mahal, tapi terutama memberi dengan dasar kasih sayang. Pemberian terbaik tidak dilihat dari berapa banyak, berapa mahal yang dapat kita berikan, tapi seberapa besar hati kita kita berikan dalam pemberian kita. Karena barang paling mahalpun akan dapat kita beli bila kita punya uang, namun hati dan kasih yang tulus tidak akan pernah bisa terbeli oleh uang sebanyak apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar