Senin, 02 Maret 2009

KKN

Markus 11:15- 19

Apa yang ada di benak rekan-rekan tentang KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Siapa sih yang tidak tahu arti KKN? Hampir 11 tahun silam istilah ini diperkenalkan kepada khalayak ramai. Bahkan istilah ini telah menjadi istilah yang paling sering di dengar di televisi dan juga di tulis dalam surat kabar. Menurut penelitian dan perbandingan yang dilakukan oleh suatu badan anti korupsi, Negara kita menjadi Negara terkorup ke-dua, dan bukan suatu yang mustahil bila suatu saat nanti Negara kita akan menempati urutan pertama dalam hal KKN.

KKN secara tidak kita sadari telah benar-benar merasuk dalam kehidupan kita, tidak hanya sebagai bangsa, bahkan sebagai individu yang beragama. Departemen Agama memperoleh peringkat ke dua setelah departemen kesehatan sebagai departeman yang terkorup di Indonesia. Bukankah hal tersebut memilukan? Sebagai bangsa yang dikatakan ‘takut akan Tuhan’, bangsa kita ternyata tidak takut melakukan apa yang dilarang oleh Tuhan. Jangan jangan KKN sungguh sudah merasuk ke dalam kehidupan keseharian kita loh? Jangan kira KKN hanya bisa dilakukan dalam bidang pemerintahan saja. Kita terkadang secara sadar maupun tidak sadar telah ikut menjadi oknum pelaku KKN. Berdasarkan KBBI, KKN adalah:

Korupsi : penyelewengan atau penyalahgunaan barang atau uang untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Suka memakai barang atau uang yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan pribadi.

Kolusi: kerja sama untuk maksud untuk maksud tak terpuji, persekongkolan

Nepotisme: perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang berlebihan kepada kerabat dekat, kecenderungan mengutamakan kerabat sendiri, terutama untuk memegang jabatan, pangkat di perusahaan maupun di pemerintahan.

Jadi saat kita, misalnya : menyuap adik agar kenakalan yang kita lakukan tidak diketahui oleh orang tua kita, melakukan suap dan kolusi dengan guru supaya mendapatkan kunci jawaban dan lulus dengan nilai yang memuaskan, menggunakan uang atau barang yang dititipkan kepada kita tanpa ijin dari sang pemilik dan lain sebagainya. Kita sudah dapat dikategorikan sebagai pelaku KKN loh.

Ternyata KKN tidak hanya ada di Indonesia dan di dunia pada abad ke 20 ini loh, karena melalui injil markus kita diberi kesaksian Alkitab tentang praktek KKN pada masa Tuhan Yesus. Injil Markus 11: 15-19 menceritakan kepada kita apa yang para imam lakukan di bait Allah yang membuat Yesus marah besar.

Yesus marah bukan tanpa alasan yang jelas. Beberapa hal yang membuat Yesus marah adalah:

1. Ay 16 memberi catatan bahwa pelataran bait Allah digunakan untuk aktifitas jual beli. Coba kita bayangkan bila kita pergi ke pasar. Orang hilir mudik, mungkin ada yang berteriak-teriak, ada yang lalu lalang, dan lain sebagainya. Dengan suasana seperti itu, dapatkah seseorang berdoa ( beribadah ) dengan tenang? Tentu tidak kebisingan seperti itu tentu saja dapat mengganggu aktifitas peribadahan.

2. Ay 16 juga mencatat, bahwa di pelataran itu terdapat penukaran mata uang dan penjual merpati (merpati digunakan sebagai binatang persembahan bagi rakyat miskin). Memang tidak disebutkan binatang lain selain merpati, namun bila merpati sebagai kurban bakaran di jual disana, maka kemungkinan besar binatang lain yang diperdagangkan sebagai hewan bakaran juga akan hadir di sana yaitu kambing dan domba. Apa yang terjadi bila kambing dan domba ada di gereja kita. Tentu selain bising dari para penjual dan pembeli, suara kambing dan domba turut meramaikan suasana. selain itu mereka tentu mengotori pelataran bait Allah dengan segala kotoran dan makanan mereka. Menutut beberapa sumber, mereka juga menggelar dagangannya di antara pilar bait suci di pelataran dalam yang biasanya digunakan untuk pengajaran oleh para ahli taurat. Mengapa Yesus marah, karena mereka melakukan hal yang tidak pada tempatnya, dan tentu saja karena mereka menghambat bahkan menghalangi umat melakukan aktivitas beribadah di Bait Allah.

3. sebenarnya penukaran mata uang adalah layanan resmi di bait Allah. Karena perbendaharaan Bait Suci hanya menerima mata uang Yahudi, sedangkan tidak semua orang punya mata uang Yahudi karena pada saat itu mata uang Roma dan Yunani lebih umum digunakan di pasar luas. Dan layanan ini memang biasa dilakukan di pelataran bangsa-bangsa, sehingga tidak mengganggu kekudusan Bait Allah dan tentunya tidak akan menggangu aktivitas peribadahan. Lalu mengapa Yesus menjadi marah? Bukankah aktivitas perdagangan menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan? Bukan perdagangan dan penukaran uang yang ditentang Yesus, melainkan ‘permainan’ bisnis yang dilakukan oleh para pejabat bait Allah itu. Perdagangan hewan kurban yang dilakukan di Bait Allah merupakan hasil kolusi para imam dengan para pedagang hewan kurban. Pada masa itu hewan kurban dimonopoli oleh para imam dan pejabat Bait Allah, sehingga umat tidak dapat membeli hewan kurban selain di Bait Allah. Selain itu harga jual yang ditawakan kepada umat sangat memberatkan umat. Secara khusus bagi mereka yang miskin. Umat yang mengalami kesulitan ekonomi, yang hanya mampu membeli merpati sebagai hewan kurbannya untuk mengganti hewan kurban yang lebih mahal, semakin dipersulit. Padahal kurban bakaran merupakan hal yang sangat penting pada umat mada masa itu. Kurban digunakan sebagai penebus dosa dan lain sebagainya. Dan para imam mengambil keuntungan dari penjualan tersebut untuk keuntungan mereka sendiri. Oleh karena itu Yesus menyebut mereka sebagai penyamun, (ay. 17) atau dalam terjemahan aslinya lestes yang artinya pencuri.

Dengan melakukan hal tersebut, para pejabat Bait Allah dapat dikatakan menjadi orang orang yang merugikan masyarakat Yahudi, bahkan mengambil yang bukan haknya. Mereka merampok kepentingan masyarakat untuk berbakti kepada Allah. Untuk dapat beribadah umat harus mengeluarkan uang lebih banyak dari seharusnya.

Dan Yesus secara terang terangan mengutuk perbuatan mereka itu. Bukan hanya karena mereka menggunakan Bait Allah yang seharusnya menjadi tempat orang berbakti kepada Tuhan sebagai tempat utuk berdagang, namun terutama karena Yesus datang sebagai sosok yang berpihak kepada mereka yang miskin, mereka yang terbelenggu dan tertekan oleh tirani. Apa yang mereka lakukan di bait Allah adalah sesautu yang pada hakekatnya dapat merusak Bait Allah sebagai rumah doa, rumah tempat Allah berdiam. Doa disini tentu bukan hanya ibadah yang bersifat ritual, karena doa adalah bagian dari hidup, maka apa yang dilakukan oleh para imam dan pemuka agama pada masa itu, dapat merusak seluruh tatanan hidup manusia. Termasuk merusak diri mereka secara pribadi. Doa dan ibadah merupakan keseluruhan hidup manusia, bukan hanya yang kelihatan tapi terutama motivasi di balik suatu perbuatan.

Nah kini gimana caranya supaya kita juga tidak terjebak dengan perilaku yang ‘katanya’ sudah menjadi tradisi dan kebudayaan masyarakat dewasa ini. Kita sdapat melawan KKN dengan KKN juga loh! KKN macam apa yaa?

1. K pertama adalah Ketaatan kepada Tuhan. Tanpa ketaatan kepada Tuhan, manusia akan cenderung takluk terhadap godaan. Siapa sih yang ga suka dapat uang, walaupun uang itu adalah uang panas. Mengapa? Karena kata orang uang dapat membeli segala-galanya. Tanpa uang maka manusia tidak bisa hidup. Dengan meningkatkan ketaatan kita kepada Tuhan kita akan secara tidak langsung kita juga mendorong diri untuk mementingkan kepentingan dan kehendak Tuhan dari pada kehendak diri atau ego kita sebagai manusia. Kehendak Tuhan haruslah menjadi yang utama dalam hidup kita dna bukan keinginan diri apalagi yang dapat merugikan orang lain.

2. K yang kedua adalah Kekuatan dari Tuhan. Kita mungkin masih bisa taat, bila godaan belum terlalu besar. Tapi bagaimana bila godaan yang ada membuat kita lebih memilih jalan pintas melalui KKN, bagaimana bila godaan itu menyangkut kebutuhan dalam hidup, misalnya dengan menyogok guru supaya lulus, menggunakan uang untuk membiayai sanak saudara yang sedang kritis, dan lain sebagainya. Bila kita hanya mengandalkan kekuatan kita sebagai manusia, maka bukan sesautu yang mustahil kita terjebak dengan godaan KKN dan bahkan tenggelam di dalamnya. Dengan mengandalkan kekuatan Tuhan kita akan mampu menolak segala godaan yang datang dalam hidup keremajaan kita. Sama seperti Paulus yang berkata “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku”

3. N yang terakhir adalah dengarkan Nurani. Nurani adalah suara hati, perasaan hati yang murni, alias belajar mendengarkan suara Tuhan dalam setiap langkah hidup kita sebagai manusia yang terbatas ini. Ketaatan kepada Tuhan dan meminta Kekuatan kepada Tuhan harus disertai dengan ketekunan dalam belajar mendenagr suara Tuhan yang mengingatkan kita. Ketika godaan itu datang menghampiri kita, kadang yang lebih berperan adalah pikiran atau emosi dan disanalah suara hati atau nurani kita diperlukan. Namun karena godaan terlalu besar maka nurani menjadi tertutup suaranya, nyaris….tak terdengar, bahkan tidak terdengar sama sekali. Mari kita belajar juga mendengarkan suara Tuhan dalam hidup kita agar himat Tuhan selalu membantu kita dalam menghadapi segala godaan dan cobaan.

Janganlah KKN menjadi kebudayaan dan tradisi dalam hidup keremajaan kita. Justru kita sebagai generasi muda yang takut akan Tuhan harus menjadi contoh dan pelopor dalam memberantas korupsi di negeri ini. Karena Toh kita juga yang akan menjadi pemimpin bangsa ini kelak. Kiranya Tuhan membantu kita. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar