Senin, 02 Maret 2009

Jangan Melupakan Tuhan Dalam Perencanaan

Yakobus 4:13-17

Manusia mana yang tidak pernah memiliki cita-cita atau harapan untuk masa depan? Setiap manusia pasti memiliki angan-angan. Baik itu anak kecil hingga oma dan opa, semua memiliki harapan untuk kehidupan masa depan. Anak kecil punya angan-angan ingin menjadi dokter, pengusaha, pengacara. Menginjak masa remaja, ditanya apa cita-citanya? Punya pacar, bisa menuntut ilmu di negeri orang atau paling tidak di universitas terkemuka di Indonesia. Setelah mahasiswa ditanya mau apa lagi? Mau cepat lulus, biar bisa cari kerja, bisa punya uang sendiri, bisa beli barang yang diinginkan tanpa harus merayu orang tua dulu. Ketika sudah bekerja jawaban yang diberikan biasanya hendak kawin…eh nikah. Sudah nikah pengen punya anak dong, mau satu, dua, atau sebelas biar bisa buat kesebelasan. Sudah punya anak, ingin supaya anak cepat besar, karena ternyata ngurus anak tidak semudah ngurus Brownie. Anak sudah besar ingin anak cepat menikah, biar ga dadi bujang lapuk atau perawan tua. Anak-anak sudah menikah semua, ingin cucu. Sudah punya cucu…ingin sehat….

Kalo udah sehat ingin kalo mati ngaak nyusahin orang, nggak pengen pake sakit apalagi harus masuk rumah sakit.

Manusia selalu punya mimpi, punya rencana untuk masa depan. Ya sesuatu yang sangat manusiawi. Kenapa? Karena kalo bukan kita yang merancangkan masa depan kita siapa lagi? Tuhan? Wah keenakan banget kalo gitu. Lagi pula hampir tidak ada tuh manusia yang membiarkan Tuhan merancangkan masa depannya secara total. “Tuhan saya ingin Tuhan ya yang merancang hari depan saya, sekolah dimana, dapet istri atau suami yang Tuhan kasih aja deh terserah, mau jelek, mau ganteng pokoknya terserah Tuhan aja deh” jadi merencanakan segala sesuatu untuk masa depan kita masing-masing itu tidak salah.

Truss yang salah apa? Yang salah adalah ketika kita menganggap segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan yang kita rancangkan. Ketika kita juga melupakan Tuhan dalam segala rencana hidup kita. Yesaya 55:8-9 mengingatkan kita bahwa rencana Tuhan bukan rencana kita, setinggi langit dari bumi, demikian tingginya jalan Tuhan dari jalan manusia. Ada kalanya kita berencana, sematang, kadang dengan susah payah, dengan meras keringat, apapun bila Tuhan tidak menghendaki itu terjadi maka tidak akan terjadi. Kenapa? Karena sesungguhnya Yak 4:14 kita tidak akan pernah tau masa depan. Hanya Tuhan yang tau masa depan kita. Apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Oleh karena itu banyak orang mengatakan kemarin adalah masa lalu, hari ini adalah anugerah, sedangkan esok adalah misteri. Seperti lagu Ungu: andai ku tahu kapan tiba ajalku, maka aku akan bertobat kepadaMu. Dan kita sadar bahwa kita tidak akan pernah tau kapan tiba ajal kita makanya kita ga pernah bertobat!

14. hidup kita ini seperti uap, yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Maksudnya adalah bahwa hidup kita ini singkat. Mungkin ada yang Tuhan kasih bonus sampai 80 tahun. Ada juga yang hanya 20 tahun, ada yang hanya 15 tahun. Kita tidak akan pernah tau kapan kita berhenti bernafas. Waduh ka, kalo 80 tahun mah lama atuh. Tapi banyak dari mereka yang berkata “aduh ga kerasa ya udah 80 tahun, makin berkurang kesempatan untuk berbuat melayani” jangan sampai di usia 80 tahun kita menyesal, karena sudah tidak ada kesempatan lagi untuk melakukan hal yang baik. Karena sesungguhnya saat kita berulang tahun, umur kita tidak bertambah teman-teman, tapi berkurang. Setiap tahun kita mengalami pengurangan usia, dan itu artinya pengurangan kesempatan hidup.

Banyak anak muda, karena masih muda, hidup semaunya. “kapan lagi kita bisa seneng-seneng kaya gini? Selagi masih muda ya pergunakan waktu untuk melakukan apa yang kita inginkan dong, nanti nyesel loh!!” pernyataan itu tidak salah. Yang salah adalah persepsi kita tentang apa yang kita inginkan. Bila yang kita inginkan adalah melakukan apa yang baik bagi diri kita dan bagi sesame, kenapa tidak. Tapi bila apa yang kita lakukan hanya untuk kesenangan sesaat namun membawa kesengsaraan yang berkepanjangan untuk apa?

Jadi bagaimana seharusnya kita menggunakan kesempatan hidup?

1. Hidup harus kita gunakan dengan sebaik mungkin. Hidup cuma sekali dan waktu yang telah terbuang tidak akan kembali. Kita hidup hari ini besok, lusa, 20 / 40 tahun lagi bukan karena kita ingin hidup hingga batas yang kita tentukan. Tapi karena Tuhan masih mengizinkan kita untuk tetap hidup. Syukuri setiap hari yang Tuhan berikan

2. jalani hidup dengan ungkapan syukur. Jangan cuma bisa mengeluh, ulangan lagi, ujian lagi, PR lagi, diomelin lagi. Bersyukurlah bila kita masih ada yang ngomelin. kalo dibiarin aja, sampai masuk jurang sekalipun menandakan kita sudah tidak berarti lagi buat orang-orang di sekitar kita.

3. Ay 15. dengan mengatakan jika Tuhan menghendaki kami akan berbuat ini dan itu. Mengikut sertakan Tuhan dalam setiap perencanaan hidup kita. Dari masalah sekolah, masalah pacar, memilih teman hidup, pekerjaan. Kenapa kita harus mengikut sertakan Tuhan dalam segenap usaha dan rencana kita? Karena Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Pertanyaan terakhir adalah apakah kita mau mendapatkan segala sesuatu yang terbaik dalam hidup kita? Apakah kita semua adalah orang-orang yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah sehingga berhak mendapatkan yang terbaik dari Tuhan, kalo belum, marilah kita bersama belajar untuk mengandalkan Tuhan dalam segenap hidup kita…Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar