Selasa, 23 Juni 2009

Eros
Kejadian 39: 7
Amsal 7: 18
Roma 1: 27
Pertanyaan:
1. Apa makna kata Eros?
2. Dari dan bagaimana eros muncul dalam hati manusia?
3. bagaimana ‘menggunakan’ eros, fungsinya dan dampak negatifnya?
4. apa hubungan Eros dengan ketiga kata yang melambangkan kasih lainnya?

Dalam budaya Yunani, Eros dikenal sebagai dewa cinta berahi yang dipuja oleh orang Yunani. Eros sendiri memiliki arti harafiah: keinginan, nafsu (gairah, dorongan, keinginan), cinta yang mencari pemenuhan diri atau yang dikenal sebagai cinta berahi. Kata eros adalah asal kata dari erotik (berkenaan dengan sensasi seks yang menimbulkan rangsangan). Jadi eros timbul sebagai kasih yang didasari atas ketertarikan jasmaniah secara fisik. istilah ini digunakan untuk menjelaskan cinta searah, namun arahnya adalah dari orang kepada kita karena orang memberikan sesuatu yang kita inginkan atau menyenangkan hati kita.

Eros juga dapat berarti cinta terpesona, benar-benar kita rasanya terpesona dengan penampakannya, kehadirannya, cinta pada pandangan pertama (Kej 29:18, 20, 32), kita menyebutnya JATUH CINTA. Cinta macam ini, atau Eros datang dari mata, dari penglihatan manusia yang menyenangkan, turun ke hati dimana romantisme timbul. Dalam relasi antara laki-laki dan perempuan (pernikahan) eros menjadi unsur yang penting. Tanpa adanya unsur eros cinta itu juga akan kehilangan unsur 'passion' yaitu suatu ketertarikan suatu pendambaan yang kuat. Suatu hasrat, keinginan untuk intim.

Namun, Eros pertama kali, bukan semata-mata hadir sebagai keinginan atau hasrat manusia saja. Eros pertama kali hadir sebagai anugerah Allah bagi manusia untuk dapat beranak cucu dan memenuhi bumi (Kejadian 1:28), lebih dari itu eros hadir sebagai simbol relasi pertama-tama antara manusia dengan Tuhan, lalu antara laki-laki dan perempuan sebagai gambar dan citra Allah (4:1). Di dalam kasih eros ada unsur perasaan, emosi dan kehangatan. Kasih eros merupakan suatu hal yang positif karena eros adalah pemberian Allah.

Eros pada awalnya bukan sesuatu yang dipandang buruk. Adalah wajar kalau setiap orang memiliki kasih eros. Hanya saja, kejatuhan manusia ke dalam dosa tidak hanya merusak hubungan Allah dengan manusia, tetapi juga merusak hubungan manusia dengan manusia lainnya, termasuk di dalamnya hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dosa mengubah eros (dorongan, nafsu=passion, desire) yang baik pada awalnya, menjadi sesuatu yang negatif, labil, bahkan bersifat destruktif (merusak hubungan, karena pemuasan diri menjadi yang utama.) Karena sifatnya yang tidak stabil maka eros tidak bisa dijadikan dasar bagi suatu hubungan yang baik di dalam mencintai seseorang, karena hubungan itu tidak akan bertahan lama. Orang yang didominasi oleh kasih eros akan cenderung dikuasai oleh nafsu erotisnya yang selalu ingin dipuaskan.

Sebagai manusia, kita tidak dapat menghindari atau melepaskan diri dari Eros. Eros akan terus hadir dalam kehidupan manusia hingga kapanpun. Eros ada bukan untuk dihindari, ataupun dilenyapkan, eros ada untuk dikendalikan dan diarahkan!!
Kini bagaimana caranya mengendalikan eros dalam diri kita?
1. Proses peralihan dari “subjective love” ke “objective love”Apa artinya?...Kasih itu diberikan Allah bukan untuk memenuhi hasratNya, namun untuk dinikmati oleh manusia sebagai ciptaanNya. Kasih diberikan untuk memberikan kebahagiaan kepada mereka yang kita cintai bukan kepada diri sendiri. Kasih adalah dorongan terbesar untuk memberikan yang terbaik bagi orang yang kita kasihi, dan bukan untuk memuaskan keinginan diri sendiri. Subjective love tidak ada bedanya dengan manipulative love, yaitu ketika kita menipu orang lain untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, karena subjeknya hanyalah diri kita. ¥ MENGUTAMAKAN ORANG LAIN DARIPADA DIRI SENDIRI. Caranya? Mulailah dengan bertanya: Apakah ia nyaman dengan kata-kataku? Apakah ia nyaman dengan perlakuanku? Apakah ia menginginkan apa yang aku inginkan? Apakah ia terpaksa menjalani hubungan bersamaku? Apakah yang kami lakukan baik untuknya? Untuk masa depannya? Untuk perkembangan rohani dan jiwanya?

2. Proses peralihan dari “envious love” ke “jealous love. Dalam setiap hubungan percintaan, kecemburuan adalah hal yang tidak dapat dihindari. Hanya saja cemburu seperti apa yang wajar dan yang tidak. “Envious” sering diterjemahkan sama dengan “jealous”, yaitu cemburu. “Envious” adalah kecemburuan yang negative yang ingin mengambil dan merebut apa yang tidak menjadi haknya, sedangkan “jealous” adalah kecemburuan yang positive yang menuntut apa yang memang menjadi hak dan miliknya. Tidak heran, kalau Alkitab sering menyaksikan Allah sebagai Allah yang “jealous”, yang cemburu, misalnya dalam Keluaran 20:5. Begitu pula dengan pergaulan atau pacaran kaum muda Kristen harus ditandai dengan “jealous love”. Mereka tidak boleh menuntut “sesuatu” yang bukan atau belum menjadi haknya, seperti : hubungan sex, wewenang mengtur kehidupannya, dsb. Tetapi mereka harus menuntut apa yang memang menjadi haknya, sepeti kesempatan untuk berdialog, mendorong dan memajukan prestasi serta pelayanan, hak untuk mengenal, hak untuk mendapatkan kejujuran dan bukan hanya topeng belaka yang seringkali digunakan manusia pada maa berpacaran. Jadi mencari tahu ’sifat asli’ (kesetiaan, kejujuran, keadaan emosional dll) pasangan (dalam batas wajar) adalah hal yang baik untuk dilakukan. Jangan kita mencari pasangan seperti membeli kucing dalam karung!! Kenali pasangan kita dengan benar, dengan juga tidak terburu-buru dalam menjalani hubungan.

3. Proses peralihan dari “romantic love” ke “real love” “Romantic love” adalah kasih yang tidak realistis, kasih dalam alam mimpi yang didasarkan pada pengertian yang keliru bahwa kehidupan ini manis semata-mata. Kaum muda yang berpacaran biasanya terjerat pada “romantic love”. Mereka semata-mata menikmati hidup sepuas-puasnya tanpa coba mempertanyakan realitanya, misalnya:
a. Apakah kata-kata dan janji-janjinya dapat dipercaya?
b. Apakah dia memang orang yang begitu sabar, “care”, penuh tanggung jawab seperti yang ditampilkannya?
c. Apakah realita hidup akan seperti ini terus, penuh tawa ria, cumbu rayu, rekreasi, jalan-jalan atau sekedar mencari hiburan? Pacaran adalah persiapan pernikahan, oleh karena itu pacaran Kristen tidak mengenal istilah “dimabuk cinta”. Pacaran Kristen boleh dinikmati tetapi harus “sadar” dan berpegang pada hal-hal realistis.
Rekan-rekan muda hidup tidak semanis apa yang ditawarkan oleh cerita dalam dongeng, dimana endingnya selalu ditutup dengan cerita bahagia “Happily ever after.” Dalam setiap hubungan pasti ada konflik, perbedaan, permasalahan, yang dapat merusak hubungan itu, tapi dapat juga menjadikan hubungan itu semakin kuat dan kokoh. Mencintai juga bukan melulu soal hati, perasaan, namun juga melibatkan aspek yang lain mis: iman, prinsip hidup, kebiasaan, intelektual dsb. Jadi bersikaplah realistis dalam mencintai, karena realitalah yang akan menguji cinta!
4. Proses peralihan dari “activity center” ke “dialog center” Kalo pacaran ngapain aja sih? Banyak bahkan hampir semua anak muda memusatkan pacaran pada activity. Isi dan pusat dari pacaran tidak lain dari pada aktivitas, misalnya nonton, jalan-jalan, duduk berdampingan, cari tempat rekreasi, dsb., sehingga pacaran 10 tahun pun tetap merupakan 2 pribadi yang saling tidak mengenal. Bersetubuh dalam bahasa ibrani memiliki arti bukan hanya terpusat pada aktifitas seksual. Kata yada digunakan untuk memberi makna saling mengenal, bukan hanya mengenal bentuk tubuh, namun juga mengenal siapa masing-masing individu, termasuk mengenal apa yang diinginkan, diharapkan dari pasangan. Jadi kasih yang sesungguhnya berfokus bukan pada rekreasi itu sendiri, tapi pada dialog, yaitu interaksi antara dua pribadi secara utuh, sehingga hasilnya suatu perkenalan yang benar dan mendalam. “sexual oriented” ke “personal oriented” Persetubuhan yang merupakan ekspresi cinta kasih antara dua orang yang berlainan jenis kelamin, bukanlah saat untuk melatih dan melampiaskan kebutuhan sex, tetapi pada pengenalan pribadi yang mendalam.

Eros, sebagai cinta berahi tidak boleh dibiarkan hadir dalam hubungan laki-laki dan perempuan tanpa didasarkan pada Agape, sebagai dasar dari segala jenis kasih yang ada di dunia. Kasih yang memberi yang terbaik bukan hanya yang baik, yang memuaskan, yang mengumbar nafsu dan hasrat. Eros tanpa Agape hanya akan menjadikan manusia bertubuh binatang.
Nikmatilah Eros sebagai pemberian dari Allah, bukan untuk mengeksploitasi pasangan, namun untuk mengasihinya sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Amin

2 komentar:

  1. BAGUS BANGET ARTIKELNYA PAK EKA!

    SAYA YOHANES W. DI JAMBI PAK. SAYA MEMBUTUHKAN ARTIKEL BAPAK UNTUK RENUNGAN DI KOMISI PEMUDA. KARENA KETERBATASAN BAHAN, SAYA PERMISI UNTUK MENGGUNAKAN ARTIKEL INI PAK EKA.

    BalasHapus
  2. IBU EKA SAYA HARUS MINTA MAAF!
    SAYA POSTKAN KOMENTAR SAYA TANPA MELIHAT PROFIL DENGAN BAIK. MAAF YA IBU EKA.

    SAYA YOHANES W. BU EKA, SAYA PERMISI UNTUK MENGGUNAKAN ARTIKEL ANDA UNTUK MEMBAWAKAN RENUNGAN DI KOMISI PEMUDA TENTANG KASIH EROS.

    SAYA SANGAT BERSYUKUR BISA MEMBACA ARTIKEL IBU YANG MENGGALI DENGAN DALAM NAMUN DI SAJIKAN DENGAN SANGAT SEDERHANA, SEHINGGA DAPAT MENOLONG ORANG SEPERTI SAYA DAPAT MENGERTI LEBIH BAIK TENTNAG TOPIK INI. SEKALI LAGI TERIMA KASIH IBU EKA.

    TUHAN MEMBERKATI - SOLI DEO GLORIA

    BalasHapus