Selasa, 23 Juni 2009

40 Hari Yang Mengubahkan
Keluaran 34:27-35
Mazmur 95: 1-11
Kisah Rasul 1: 1-5
Mat 4: 1-11

Tujuan:
- Menjelaskan bahwa Alkitab degan jelas menytakan bahwa Allah senantiasa mengambil empat puluh hari untuk mempersiapkan seseorang bagi tujuanNya, mis: Musa, Elia, Yesus, para murid, dll
- Mendorong anggota jemaat dapat terlibat aktif dalam 40 DOP baik dalam Kebaktian Umum, Kelompok Kecil, maupun secara pribadi

Pertanyaan:
1. Mengapa harus 40 hari?
2. Apa yang Allah persiapkan dalam 40 hari bagi kita kini?

Apakah 40 hari cukup bagi seseorang untuk berubah? bisa Ya, bisa juga tidak, tergantung dari perubahan apa yang hendak dicapai. Dalam kurun waktu 40 hari seseorang bisa berubah menjadi lebih gemuk ataupun semakin kurus. Tapi dapatkah seseorang mengubah karakter atau kebiasaan buruknya dalam jangka 40 hari? Wah itu hal yang sulit dilakukan ya! Lebih mudah untuk mengubah bentuk tubuh daripada harus mengubah kebiasaan buruk. Bahkan Israel membutuhkan waktu 40 tahun untuk dapat masuk ke dalam tanah Perjanjian, hanya karena tidak mau mengubah kebiasaan mereka yang kerap kali bersungut-sungut dan memberontak kepada Allah.

Bila 40 tahun saja tidak mampu mengubah tabiat bangsa Israel, lalu apa yang dimaksud “40 hari yang mengubahkan” sebagai tema kita minggu ini? Apakah 40 hari adalah waktu yang ideal bagi manusia untuk dapat berubah dan diubahkan? Wah jangan terlalu cepat menjawab pertanyaan yang satu ini. Karena 40 hari bukan hanya soal rentang waktu, namun karya yang dilakukan Allah di dalamnya. 40 hari bisa saja tidak bermakna, di sisi lain 40 hari dapat menjadi waktu yang cukup bagi Tuhan untuk dapat mengubahkan kita. Sekali lagi, ini bukan soal kurun waktu semata.

Dalam tradisi Yahudi, angka 4 adalah angka yang dianggap istimewa, seperti angka enam dan tujuh. angka empat melambangkan kesempurnaan dan kelengkapan. Dari berbagai pemakaian angka empat dalam budaya Yahudi, angka empat puluh adalah angka yang memiliki nilai simbolik paling berpengaruh. Biasanya angka ini juga digunakan untuk menandakan suatu periode waktu yang panjang untuk menandakan eksistensi dan ketahanan manusia. Quran menulis bahwa empat puluh tahun adalah usia bagi manusia dimana kekuatannya ada pada puncaknya, karena pada usia itulah Nabi Muhammad menjawab panggilannya.

Angka empat juga menggambarkan masa yang panjang dilalui seseorang untuk dapat menunjukkan ketahanan dan kesungguhannya. Dalam masa tersebut, panggilan Tuhan tidak hanya didengungkan saja, namun juga diuji. Alkitab menceritakan bahwa Allah sering kali menggunakan masa 40 hari untuk menguji dan mempersiapkan hamba-hambaNya untuk suatu tujuan tertentu. Apa yang diuji dan apa yang dipersiapkan? Mari kita coba lihat apa yang Allah persiapkan melalui tokoh Musa Yesus, dan para murid:



Musa
28. Musa mengalami perjumpaan dengan Allah 40 hari 40 malam. Selama waktu itu Allah bertemu muka dengan muka, berbincang dengannya. Perubahan apa yang dialami oleh Musa? Perubahan tidak saja hanya pada bentuk tubuh, karena ia berpuasa selama 40 hari 40 malam, lebih dari itu, kulit wajahnya bersinar karena berbicara dengan Allah. bersinar disini bukan persoalan kulit mukanya yang mengeluarkan sinar, namun berarti bahwa perjumpaan dengan Allah selalu membawa perubahan dalam kehidupan manusia. Sinar adalah simbol dari kekudusan, kemuliaan, kekuatan, yang membawa dampak bukan hanya kepada mereka yang mengalami Tuhan secara pribadi namun juga bagi orang-orang yang ada di sekeliling mereka. Itulah yang dialami oleh Harun dan bangsa Israel ketika melihat Musa turun dari gunung Sinai. Harun bukan takut dalam artian yang negatif namun rasa hormat, pujian, karena keagungan Allah yang ‘ditularkan’ kepada kita manusia, yang memberi inspirasi.
Seseorang yang sungguh bertemu dengan Tuhan, adalah seseorang yang memberi perubahan, yang mampu memberi dampak dan inspirasi bagi sekelilingnya. Ia tidak hanya menjadi manusia yang pandai memilih kata namun berkata dengan bijak, tidak hanya memiliki kepribadian, namun menjadi pribadi yang semakin segambar dan serupa dengan Allah setiap harinya.

Murid-murid
Kebangkitan Yesus memiliki dampak yang luar biasa bagi para murid, bukan dampak positif pada mulanya. Murid-murid menjadi putus asa ketika mereka ditinggal Yesus dengan cara yang mengenaskan. Lebih dari itu, hilangnya jasad Yesus membawa mereka pada hidup yang tanpa arah, mati enggan hidup tak mau, mereka kehilangan visi, kehilangan semangat, dan tujuan. Mereka berhenti. Tapi Yesus tidak membiarkan keputusasaan merengut harapan mereka. Yesus menampakan diriNya selama 40 hari kepada murid-muridnya untuk memberikan perubahan. Perubahan yang memberi lebih dari sekedar harapan, namun semangat yang mengisi hidup untuk terus berkarya bagi Yesus hingga akhir hayat. 40 hari digunakan Yesus untuk memberi bukti dan bukan janji semata. Ia memberi bukti bahwa Ia adalah Allah yang hidup, yang menjadi jalan bagi manusia kepada hidup, menunjukkan jalan kepada hidup, bahkan Ialah hidup itu sendiri. Tanpa Dia, manusia hanyalah debu, tulang, dan daging yang fana. Itulah yang sungguh dialami oleh murid-murid, mereka merasakan hidup yang benar-benar hidup, karena Yesus telah menjadikan hidup mereka lebih hidup. Hidup yang bertumbuh, menghasilkan buah, dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Itulah yang akan dialami oleh setiap orang Kristen yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Ia sadar bahwa hidupnya tidak sia-sia bersama Kristus, maka itu ia akan menggunakan hidup dengan kesungguhan, hingga sungguh hidupnya menjadi hidup yang bermakna, hidup yang menjadi berkat.

Yesus
Perubahan apa yang dialami oleh Yesus selama 40 hari berpuasa? Tentu sebelumnya kita harus memahami dengan benar apa makna puasa. Puasa bukan hanya menahan makan dan minum, dan bukan juga untuk menurunkan berat badan. Banyak orang Kristen berpikir bahwa dengan berpuasa maka apa yang mereka harapkan dapat terwujud. Rekan-rekan yang terkasih dalam Tuhan, puasa bukan sarana untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Puasa adalah untuk menekan kemanusiaan kita, nafsu kita dan membiarkan Tuhan menguasai hidup dan memberikan rancanganNya yang indah bagi kita. Jadi anda semua akan kecewa bila mengandalkan puasa untuk mendapatkan sesuatu yang menajdi harapan anda. Puasa makan dan minum adalaha hal yang mudah untuk dilakukan. Seseorang yang ingin mengurangi berat badan akan dengan senang hati melakukan semuanya. Tidak makan seharian demi mendapatkan tubuh yang idealpun akan dilakukannya. Tapi bagaimana puasa marah, puasa bersungut, puasa mengeluh, puasa membicarakan orang, puasa menjelek-jelekkan orang, puasa malas, puasa...segala hal yang negatif yang biasa kita lakukan, mudahkah? Wah ini urusan lain... tapi itulah makna puasa sesungguhnya. Orang yang berpuasa harus menunjukkan perubahan, pengendalian diri, dan ketahanan yang lebih dari mereka yang tidak berpuasa. Selesai berpuasa bukan hanya kemenangan yang kita peroleh namun juga perubahan menjadi hidup yang lebih baik. Karena orang yang sungguh mendapatkan kemenangan adalah orang yang sungguh mau mengubah diri men jadi lebih baik. Bila hasil yang diperoleh sama saja, maka sesungguhnya orang itu belum berpuasa. Bukankah kita sebagai orang Kristen setiap hari harus semakin serupa dengan Yesus????

40 hari hanyalah simbol yang membawa perubahan, namun perubahan itu sendiri datang bukan dari banyak hari yang dilalui, tapi terutama kemauan dan kesungguhan setiap kita. 40 tahun sekalipun bila kita tidak memiliki tekad, ketekunan untuk berubah, maka kita tidak akan pernah berubah.

Jadi yang penting adalah siapkan diri kita masing masing untuk berubah dan mengalami perubahan yang permanen, bukan “anget2 tahi ayam”, yang hari ini memiliki semangat tinggi sedangkan besok melempem lagi. Tapi perubahan yang lahir dari kerinduan untuk mengasihi Tuhan melalui hidup kita. Siapkah kita? Berubah? Siapa takut!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar