Minggu, 28 Juni 2009

Relasi Baru Dengan Seluruh Ciptaan
Kejadian 1: 28
Yohanes 3:16
2 Kor 1: 12

Pertanyaan:
1. apa yang dimaksud dengan relasi baru?
2. seperti apa relasi yang lama?
3. siapa saja yang disebut dengan ciptaan?
4. bagaimana mewujudkan relasi baru dengan seluruh ciptaan?

Siapa sih yang tidak ingin memiliki hubungan baik dengan semua orang? Hubungan yang tanpa pertengkaran, prasangka, ketegangan, dan segala sesuatu yang mampu menghancurkan hubungan itu. Semua orang ingin menjalin hubungan ditengah kedamaian, tenggang rasa, kasih dan sukacita. Namun realitanya sungguh berbeda. Beragam relasi yang ada di dunia diwarnai dengan pertengkaran, perselisihan, keegoisan (dan lain sebagainya) yang mampu menghancurkan, bahkan memutuskan relasi yang terjalin diantara mereka.

Hidup tidak lagi diwarnai dengan kedamaian, yang ada malah saling curiga dan saling menjatuhkan satu dengan yang lain. Persaingan yang terjadi tidak lagi sehat, karena persaingan tidak lagi digunakan untuk saling membangun, namun untuk saling unjuk gigi, dan pamer kekuatan. Manusia menjaid serigala bagi manusia yang lain, homo homini lupus. Manusia sibuk memperkaya diri dan melupakan manusia lain yang membutuhkan bantuan. Yang kaya menimbun kekayaan, yang miskin dibiarkan hidup semakin miskin.
• Dalam kenyataan, 24.000 orang mati setiap hari karena mereka tidak punya makanan untuk menunjang kehidupan.
• WFP: setiap hari ada 34.000 anak di bawah lima tahun mati karena kelaparan dan penyakit yang sebenarnya dapat diobati.
• Starvation Net: 50.000 kematian jika ditambah air kotor dan AIDS
• Angka terus bertambah setiap 3,6 detik!!

Orang miskin sakit dan mati karena terlalu sedikit makan
Orang kaya sakit dan mati karena terlalu banyak makan
Masih adakah hati nurani manusia?

Yang lebih memprihatinkan adalah bukan hanya relasi manusia dengan manusia yang lain yang rusak namun juga relasi manusia dengan ciptaan yang lainnya. Manusia menjadi pemburu dan pembunuh bagi banyak satwa. Mereka membunuh untuk kepentingan pribadi dan memperkaya diri. Semakin langka satwa tersebut semakin dicari dan diburu oleh manusia. Studi-studi mendapatkan kepunahan spesies -spesies
– 1850-1950, 1 spesies per tahun
– Sejak 1989, 1 spesies per hari
– Sejak 2000, 1 spesies per jam
Manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk pemakan buah dan biji, beralih menjadi pemakan segala (omnifora).

Manusia juga menjadi musuh bagi beragam flora di dunia. Bahkan beragam studi mengatakan bahwa flora adalah makhluk hidup yang punah paling banyak. Punah berarti bukan sekadar tidak akan tumbuh lagi, melainkan tidak akan eksis lagi dan tidak pernah ada lagi. Penebangan liar, penambangan liar, yang menyebabkan penggundulan hutan tanpa reboisasi menyebabkan bencana dimana-mana. Pemanasan Global atau yang kita kenal dengan global warming merupakan hasil dari efek rumah kaca, hingga lubang pada lapisan ozon yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Semua yang baik itu sekarang telah rusak. Dirusak oleh egoisme manusia.

Kini apa yang kita bisa lakukan dalam rangka memperbaiki, memperbaharui relasi dengan seluruh ciptaan?

Pertama, Kejadian 1 : 28, yang harus kita ingat adalah, kita, manusia diciptakan bukan untuk menjadi musuh bagi ciptaan yang lain, namun menjadi kepala, yang mengatur, mengendalikan, memimpin, termasuk di dalamnya memelihara dan merawat agar ciptaan yang lain dapat berkembang, berbuah dan dapat menghasilkan segala sesuatu yang lebih baik lagi untuk kehidupan semua ciptaan.

Jadi jangan merasa kitalah tuan dari segala ciptaan. Tuan dan Tuhan bagi kita dan ciptaan yang lain hanyalah Allah seorng dan tidak ada yang lain. Kita diberikan kuasa untuk mempimpin menurut cara Allah dan bukan cara kita sendiri, karena bumi dan seluruh isinya adalah ciptaan Allah bukan ciptaan kita. Hanya Allahlah yang mengetahui dengan benar bagaimana harus memperlakukan ciptaan dengan penuh keadilan dan tanggung jawab. Kita hanyalah pegawai Allah, yang mengusahakan apa yang telah diberikan kepada kita sebagai anugerah, bukan juga sebagai beban hidup.

Kedua, Walaupun manusia telah merusakkan segala yang baik yang Allah ciptakan termasuk merusak relasi dengan sesame ciptaan, namun Allah tidak putus asa dan berpangku tangan melihat kerusakkan yang telah dibuat manusia. Ia turun dari tahtaNya demi memperbaiki pertama-tama, relasi manusia dengan Allah, lalu manusia dengan manusia, dan dengan ciptaan lainnya. Yohanes 3: 16 “ Karena begitu besar Kasih Allah akan dunia ini”. Yohanes mengatakan, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, bukan hanya kepada manusia, tumbuhan dan binatang, namun dunia. Kosmos dalam bahasa Yunani juga bukan hanya berarti dunia manusia, namun juga bumi dan jagad raya. Kosmos menggambarkan harmoni yang Tuhan ciptakan, keadaan yang baik pada awal penciptaan, yang telah diubah dan dirusak oleh manusia. Ia datang bukan hanya untuk menebus, menyelamatkan manusia, sebagai gambar dan rupa Allah, namun juga menjadikan relasi yang rusak menjadi harmonis kembali. Dan untuk itu IA Berkorban.

Menciptakan sesuatu yang baru, suatu pembaharuan, kadang membutuhkan pengorbanan. Yesus mau melakukannya demi kita, demi terjalinnya suatu relasi yang indah dan baik adanya. Mahal...mahal, apa yang dilakukan oleh Yesus untuk menciptakan relasi baru begitu mahal, nyawaNya menjadi tumbal. Yesus sudah memulai pengirbana itu, bagaimana dengan kita?

Maukah kita sedikit saja mengalah kepada adik, kakak, saudara, teman kita?
Maukah kita sedikit saja belajar untuk memahami orang lain, termasuk orang tau kita, daripada hanya meminta orang lain untuk memahami kita?
Maukah kita memikirkan orang lain terlebih dahulu dan bukan kita melulu?
Maukah kita belajar untuk memberi, daripada meminta terus menerus?
Maukah kita keluar sedikit saja dari rasa nyaman kita demi orang lain?

Dalam setiap perubahan pasti ada pengorbanan, Tuhan telah menjadi teladan bagi kita untuk berkorban. Bukan relasi biasa yang Ia perbaiki melalui kematianNya, tapi relasi yang tidak mungkin dapat diperbaiki oleh manusia manapun, yaitu relasi Allah dan manusia.
Bila Ia mau, bagaimana dengan kita?

Ketiga, sadar bahwa pengorbanan dalam suatu hubungan bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Hubungan manusia akan tetap seperti dulu, rusak, penuh dendam dan dengki. Oleh karena itu relasi yang ada harus didasari oleh Kasih yang tanpa pamrih unconditional Love. 2 Korintus 1:12, menyebutnya sebagai kasih yang dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah, bukan dari hikmat dunia tapi kekuatan kasih karunia Allah. Yaitu

Kasih yang memberi bukan meminta.
Kasih yang berkata: apa yang bisa aku beri untukmu? Dan bukan yang berkata:” apa untungnya bagiku?”
Kasih yang jujur dan jauh dari kepura-puraan
Kasih yang tidak self oriented, tapi other oriented
Kasih yang diberikan dengan sukacita dan bukan dengan gerutu.

Tanpa Kasih Allah, kita akan menjadi mayat-mayat hidup, alias zombie, yang hidupnya hanya untuk menghabisi hidup orang lain. Jadi, nikmatilah relasi yang baru dengan seluruh ciptaan, manusia, flora dan fauna yang ada sebagai suatu kesatuan yang harmonis, saling mengisi dan membutuhkan, didasarkan pada Kasih Allah, yaitu Kasih Sang Pencipta!!! amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar