Kamis, 10 Oktober 2013

Mengubah Keraguan




Keluaran 8:1-15

Jadilah seperti katamu itu, supaya tuanku mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti TUHAN, Allah kami.

Untuk apa saudara berdoa? Jawaban yang paling lumrah saya dapatkan atas pertanyaan tersebut adalah untuk meminta. Ya! Memang kebanyakan manusia berdoa untuk menaikkan permohonan. Salahkah? Tentu tidak, namun kini yang menjadi persoalan, berapa banyak dari manusia yang memohon, mendapatkan apa yang dimohonkannya tersebut?
Banyak manusia mulai merasa kecewa dan akhirnya pergi meninggalkan Tuhan karena mereka merasa bahwa Tuhan tidak menjawab doa-doa mereka. Bahkan ada yang begitu marahnya dan merasa Allah terlalu tuli untuk mendengar apa yang dipintanya.
Sebenarnya, bila kita hendak jujur terhadap diri kita, siapa yang salah, bila doa kita tak dijawabNya? Atau mungkin dijawab Tidak, karena sesungguhnya Allah tidak pernah tidak menjawab doa-doa umatNya. Kalau kita mau merendahkan hati sedikit saja, kita akan menemukan bahwa sesungguhnya kitalah yang salah memahami apa arti sebuah doa. Lewat bacaan kita hari ini, sesungguhnya kita sedang belajar bagaimana kita dapat berdoa dengan hati yang benar. Musa mengajarkannya kepada kita. bagi seorang muda bernama Musa, doa adalah caranya membuktikan kepada Firaun bahwa Allahnya bukanlah Allah sembarangan dan tidak ada yang seperti Allahnya.
Motivasi yang dimiliki oleh Musa adalah menunjukkan siapa Tuhan Allahnya dan bukan menunjukkan siapa dirinya! Musa tahu bahwa ia bukanlah siapa-siapa tanpa Tuhan. Doa membuatnya mampu melakukan hal-hal yang dapat luar biasa, bukan karena ia tidak normal, tapi karena Allah yang ia sembah sungguh luar biasa, Allah yang dapat melakukan segala hal-hal yang melampaui rasio.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar