Rabu, 25 Januari 2012

Hidup di Dalam Waktu Tuhan

Berapa lama Saudara dan Saya akan hidup di dunia, 20 tahun? 30 tahun? Atau 75 tahun lagi? Atau bahkan 1 tahun lagi? Kita tidak akan pernah tahu hingga kapan nafas ini masih ada. Namun tahukah saudara ternyata ketidakatahuan dapat membuat kita melakukan yang dapat kita lakukan selagi bisa. Seseorang akan mencoba segala sesuatu yang ia impikan dan dambakan misalkan, melayani Tuhan, mengambil keputusan besar dalam hidupnya bersama dengan Tuhan, menemani dan mengasihi orang-orang yang dikasihinya, dan masih banyak hal baik lainnya.
Namun di sisi lain, ketidaktahuan dapat membuat kita melakukan segala sesuatu yang dilarang. Karena kita mulai berpikir, hidup hanya sekali maka lakukan apapun yang kita ingin lakukan. Hasilnya kehidupan kita menjadi kehidupan yang tidak bijak, hidup serampangan, hidup asal-asalan, yang penting kita sudah mencoba apa yang ingin kita coba, yang menurut dunia enak, nyaman, menyenangkan.
Bagaimana saudara menyimpulkan sebuah ketidaktahuan? Saya menyimpulkannya sebagai suatu keadaan yang tidak dapat kita prediksikan tapi dapat kita ubah sesuai dengan respon kita. Karena apa yang terjadi dalam hidup pastilah bukan hal yang selalu menyenangkan atau selalu menyedihkan, tapi bagaimana kita merespon setiap moment yang Tuhan berikan kepada kita untuk kita jalani dalam waktuNya. Waktu Tuhan bukanlah waktu kita, namun kita dapat terus merespon waktu Tuhan dengan semangat yang positif. Sehingga bila hari ini adalah waktu Tuhan mengijinkan sukacita dan berkat hadir dalam kehidupan kita, kita akan tetap berkata “AKU BERSYUKUR” dan bila esok hari Tuhan mengijinkan pergumulan, tantangan dan dukacita membayangi hari dan detik-detik dalam hidup kita. Kita akan tetap mengatakan “AKU BERSYUKUR”. Jadi apa respon Saudara terhadap hidup?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar