Rabu, 16 September 2009

Tepati Janji
Kejadian 31: 43-55

Pertanyaan:
1. apa arti janji itu?
2. dalam hal apa saja kita sering kali berjanji?
3. apakah janji itu sering kita tepati atau kita abaikan?
4. mengapa sering kali orang lain meminta kita untuk berjanji?
5. untuk apa kita juga berjanji?

Relita:
1. berjanji sering kali digunakan orang untuk lari dari masalah yang sesungguhnya.
2. berjanji juga sering kali menjadi alasan untuk menyenangkan orang yang kita janjikan, atau agar orang tersebut tidak banyak menuntut.
3. janji diucapkan bukan dengan semangat menepatinya, alih-alih menjadi alasan semata.
4. banyak orang Kristen menggunakan kata insya Allah dengan sembarangan, yaitu untuk menunjukkan ketidak seriusan dalam janjinya, tanpa mengetahui bahwa insya Allah berarti melibatkan Allah dalam janji atau sumpah kita.
5. banyak orang diminta untuk berjanji bukan karena ia dapat dipercaya, sebaliknya ia adalah orang yang sering kali mengumbar janji tanpa dapat melaksanakannya.
6. Janji Allah tidak dapat disamakan dengan janji manusia. Janji manusia ditepati apabila situasi dan kondisi memungkinkan. Sedangkan Allah akan senantiasa memenuhi janjiNya tanpa memandang situasi dan kondisi, termasuk dengan pertimbangan apakah janji yang telah diucapkanNya merugikanNya atau tidak. Janji Allah adalah ya dan amin. Tidak dapat dibatalkan oleh manusia, dan apapun yang ada di bumi. Kesulitan ataupun resiko apapun tidak membuat Allah melalaikan janjinya.

Penjelasan Nats:
1. dengan stigma Yakub sebagai penipu, Laban meminta Yakub untuk berjanji kepdanya, dan agar Yakub dapat memegang janji tersebut dengan teguh. Untuk itu Laban dan Yakub mengikrarkan janjinya dengan menggunakan tugu sebagai bukti atau monumen perjanjian mereka, selayaknya budaya pada masa itu.
2. Yakub berani untuk berjanji kepada Laban bukan karena ia merasa bahwa Ia dengan kekuatannya akan berhasil memenuhi segala yang telah diucapkannya, namun karena dalam janjinya Yakub menempatkan Allah sebagai saksi, lebiih dari itu yakub menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan baginya untuk dapat menepati janji yang telah diucapakannya.
3. memang pada awalnya banyak yang berpendapat bahwa perjanjian ini lahir dari rasa saling curiga diantara keduanya. Laban merasa ditipu Yakub perihal pencurian terafim oleh rombongan Yakub sedangkan Yakub merasa ditipu perihal perjanjian kerja yang begitu lama dalam rangka mendapatkan Rahel sebagai isteri.
4. Namun pada akhirnya perjanjian tersebut menjadi suatu tanggung jawab baru yang mereka sepakati bersama di hadapan Tuhan, dengan semangat untuk aling menepati dan bukanuntuk saling mengingkari.

Nilai Kristiani;
1. belajarlah untuk menepati janji kepada semua orang.
2. dengan kesadaran bahwa menepati janji adalah hal yang tidak mudah, karena manusia sering terbentur dengan keegoisan dan ketidakrelaan untuk keluar dari zona nyaman dan amannya, hati-hatilah dalam mengucap janji.
3. berhubung dengan kehati-hatian mengucap janji, bukan hanya karena alasan diatas, namun karena Allah mendengar setiap janji yang kita ucapkan. Maka bila kita tidak menepatinya, kita tidak hanya menipu sesama kita, tapi juga menipu Allah.
4. Janji dilakukan bukan hanya karena ada bukti seperti hitam diatas putih atau tugu seperti yang dibuat oleh Yakub dan Laban, namun karena di dalam janji ada tanggung jawab, ada keterikatan, dan ada kuasa. Ketika kita melanggar janji maka sama dengan melanggar hak sesama kita yang kepadanya kita berjanji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar