Rabu, 27 Januari 2010

Yang Muda, Yang Giat Melayani Tuhan


Lukas 10: 1-12

Fokus:
- menolong remaja belajar tentang panggilan pelayanan dari Tuhan Yesus lewat pengutusan 70 murid
- mendorong remaja untuk memiliki gairah pelayanan

Di sebuah gereja GKI terdaftar sekitar 400 orang usia pemuda, namun yang hadir di dalam kebaktian pemuda hanya berkisar 40 orang, bahkan untuk mencari pengurus yang hanya berjumlah 7 orang, susahnyaaaa minta ampun.... kenapa ya? Apakah kita merasa bahwa gereja hanyalah menjadi kumpulan orang pendiam dan alim, hingga kaum muda yang identik dengan kehidupan malam, hura2, senang2 merasa tidak nyaman dan tidak pas berada di salam gereja. Apakah kita merasa bahwa melayani adalah pekerjaan bagi mereka yang sudah pensiun, yang sering kali untuk berjalan dan berbicara saja susahnyaaa minta ampun? Atau mengambil bagian pelayanan di dalam gereja adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, dan hanya akan membuang waktu istirahat, hang out bareng teman, atau sekedar membuka facebook di komputer kita?

Mengapa banyak anak muda, remaja dan pemuda gereja enggan untuk melibatkan diri dalam pelayanan? Pun mereka menyediakan waktu untuk melayani, namun dengan motivasi yang salah? Misalnya mencari teman, pacar, untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dan lain sebagainya. Hasilnya??? Banyak pelayanan menjadi sekedar formalitas, rutinitas hingga keterpaksaan. Duh kalo udah begitu bahaya donggggg...... karena akhirnya pelayanan kehilangan makna dan hakekatnya, yang memprihatinkan adalah ketika pelayanan tidak lagi membawa berkat alih-alih menjadi batu sandungan dan kutuk bagi orang lain.

Padahal seharusnya pelayanan dilakukan oleh orang muda, bukan orang tua. Tentunya bukan berarti yang sudah tua dilarang melayani loh!! Tapi karena yang kaum muda adalah kaum yang banyak tenaga, banyak akal, banyak kreativitas, menjadi harapan, dan tulang punggung gereja. Ini bukan soal asas manfaat yaaa..... sekali lagi ini bukan soal asas manfaat, tapi justru dalam kemudaan kita Allah memanggil kita untuk berbuat banyak. Sayangnya, (bukan untungnya) panggilan ini dapat ditolak, sama seperti ketika kita dipanggil oleh teman kita orang tua kita, atau siapapun, kita dapat saja menolak panggilan itu. Dan banyak remaja serta pemuda menolak karena alasan tidak ada untung, yang ada hanya rugi, rugi tenaga, waktu, pikiran.... dan itulah pandangan yang salah!!!

Mentang-mentang kita tidak dibayar sebagai pelayan gereja, bukan berarti menjadi pelayan Tuhan di gereja hanya membawa kerugian!! Justru sebaliknya, banyak keuntungan yang dapat kita peroleh loh!! Hah? Gimana bisa? Tentu bisa!! Hanya saja kita harus mengubah cara pandang kita terhadap pelayanan! Karena banyak pandangan yang benar menjadi salah, bukan karena pandangan itu sendiri, tapi karena kita salah memahami pandangan tersebut! Nah kini mari kita cari tahu apa saja pandangan itu!
1. Pelayan harus taat kepada mereka yang dilayani. Ay. 2-3. mungkin pertanyaan pertamanya adalah siapa yang dilayani? Jemaat atau Tuhan, pertama-tama? Tentu kita semua tahu bahwa pelayanan adalah untuk Tuhan dan bukan untuk manusia! Tapi...pada realitanya??? Banyak manusia yang memilih untuk melayani manusia dan bukan melayani Tuhan, itulah yang sesungguhnya menjadikan pelayanan sulit, menyebalkan dan memberatkan. Bagaimana tidak, bila kita ingin memuaskan keinginan manusia, berapa banyak keinginan yang harus kita puaskan, berapa banyak orang dengan rupa-rupa cita-cita, hasrat yang harus kita berikan melalui pelayanan kita. Tak mengherankan ada seorang pendeta mengatakan “Kalo mau nurutin kemauan jemaat mah kita bisa mati berdiri!!” kita memang melayani manusia, namun yang menjadi tujuan pelayanan itu sendiri bukan untuk menyenangkan hati manusia ataupun sekedar mengikuti apa yag diinginkan oleh mereka yang sedang kita layani, namun bagaimana pelayanan kita dapat menyenangkan hati Tuhan. Nah kini, apa yang alkitab katakan tentang panggilan pelayanan kita? Yaitu bahwa Tuhanlah yang mengutus kita, Ia yang mempersiapkan kita untuk dapat menuai. Bukan karena kita mampu atau kita pantas, namun karena Ialah yang mengutus kita, maka sesungguhnya Tuhan tidak akan pernah mengutus mereka yang tidak ‘siap’ diutus. Siap disini bukan soal hati, namun terutama, soal perlengkapan untuk melayani, talenta, berupa karunia Roh!! Jadi ketika kita dipanggil tentunya Tuhan sudah memperlengkapi kita untuk melayani! Tuhan tidak bodoh memanggil orang yang tidak siap!! Jadi memang kita sesungguhnya telah siap hanya saja kita tidak mau. Keuntungannya?? Pelayanan sama dengan belajar, belajar dan mengasah diri untuk menjadi manusia yang berkualitas di hadapan Tuhan dan bukan hanya di hadapan manusia, yaitu ketika kita belajar menjadi lebih sabar, berhikmat, berpengetahuan, bijaksana, tanpa harus pergi ke sekolah kepribadian!! Karena apa yang kita hadapi sehari-hari dalam pelayanan kita itulah yang mengasah kita menjadi manusia yang semakin segambar dan serupa dengan Allah, dan bukan menjadi manusia yang gampangan!! Ib 12:8. Mau disebut sebagai manusia gampangan atau berkualitas???
2. Pelayanan sifatnya rohani bukan duniawi. Ay 4. Hohoho.... siapa bilang pelayanan hanya melulu soal rohani!! Salah besar!! Kita, memang melayani Allah yang adalah roh, namun pelayanan itu kita lakukan kepada manusia, di dunia, bukan di alam baka, sorga ataupun neraka! Jadi perkara pelayanan juga adalah perkara duniawi. Melayani bukan berarti hanya memberitakan Yesus adalah Tuhan yang juga membawa keselamatan bagi manusia melalui perkataan, kotbah, namun juga dengan memberi makan mereka yang lapar, memberi minum mereka yang haus, memberi pakaian mereka yang telanjang, menghibur dan menjadi sahabat bagi mereka yang sedih dan dijauhi dunia........itulah makna pelayanan seorang Kristen. Sayangnya.....banyak orang melayani untuk mendapatkan sesuatu yang sifatnya duniawi: pujian hormat, sanjungan, pengakuan, eksistensi dll. Selain itu, banyak juga orang yang melayani mengukur pelayanannya dengan kacamata duniawi. “ Saya kan sudah jadi panitia, penatua, pelayan ibadah, pengurus komisi. Saya kan dari pagi sudah ada di gereja. Dari tadi saya aja yang kerja, yang lain mana?” hei heiii.... walaupun pelayanan bukan semata-mata hal rohani, namun juga duniawi, jangan kita menggunakan ukuran dunia untuk menilainya. Mengapa? Karena pelayanan kita tidak diukur dari seberapa banyak kita memberi waktu, peran, ide, kreativitas ala manusia, tapi seberapa banyak kita mengubah manusia lain ke arah yang Tuhan inginkan, itulah pelayanan yang sesungguhnya...yaitu segala aktivitas yang digunakan untuk mengasihi Tuhan dan menjadikan sesama menjadi lebih serupa dan segambar dengan Tuhan, bukan dengan kita! Keuntungannya?? Kita jadi berkat!! Kita diingat sebagai orang yang menambah nilai dan kualitas, menjadi inspirasi, membawa perubahan positif bagi orang orang di sekeliling kita!!
3. Kita akan merasa damai dan sukacita kalau sudah melayani. Duhhh....kalo mau cari damai sih bukan dengan cara melayani..... kalo konsep seperti itu kita miliki maka kita akan kecewa!!! Kecewa terhadap pelayanan, dan kecewa terhadap Tuhan...loh..loh ko bisa? Coba saja, semakin banyak kita melayani...semakin kita tidak merasa damai, banyak konflik, banyak sakit hati, banyak penghianat, banyak yang hanya cari untung dari pelayanan kita....dan masih banyak lagi daftar yang membuat kita tidak damai. NAMUN! Bukan berarti pelayanan hanya membawa sengsara, nah ini nilainya: Kedamaian yang diperoleh bukan karena pelayanan kit akan kita jalani tanpa masalah...layaknya kita berada di tempat yang aman, nyaman, tanpa tantangan, yang membuat kita dapat merasa tenang dan senang selamanya! Tapiii...semakin berat tantangan...semakin besar pula kesempatan kita untuk menikmati kasih setia, penyertaan, keajaiban Allah dalam hidup kita. Intinya: kalo gak pernah sakit, kita tidak akan tahu rasanya mengucap syukur ketika kita diberikan kesehatan. Dan semakin keras sakitnya...semakin besar sukacita dan damai yang dirasakan bila kita dapat pulih dan sembuh dari penyekit tersebut. Keuntungannya??? Menikmati kasih setia Allah...dan perbuatanNya yang ajaib...apalagi yang lebih menyenangkan dari pada itu!!

Sakit, jenuh bosan dalam pelayanan itu biasa! Tapi ada hal yang luar biasa yang dapat kita nikmati ketika kita mau terjun ke dalamnya. Lebih dari yang kita bayangkan...kita akan sungguh menjadi anak-anak Tuhan yang layak mendapatkan anugerah keselamatan dan bukan hanya menjadi anak yang telah dipungut dari dosa yang tidak tahu balas budi!

Kini, seperti biasa...pilihannya ada di tangan kita? Mau sakit untuk menikmati kasih Allah lebih dalam lagi atau tidak?

1 komentar:

  1. Syalom.
    Tulisan Anda bagus.
    Saya COPAS artikel ini untuk saya muat di Forum Komunikasi Jemaat GPIAI Efata pada Komisi Pemuda.
    Terima kasih GBU.
    http://gpiaiefata.blogspot.com/
    Cinta Renjana (pengelola)

    BalasHapus