Sabtu, 07 November 2009

Fundamentalisme

Matius 15:1-20

Fokus:
Mengajak remaja memahami bahaya fundamentalisme, sehingga mampu menyikapinya setepat mungkin.

Fundamentalisme? Apaan tuh??? Apa artinya? Mungkin bgi sebagian besar teman-teman fundamentalisme adalah istilah yang baru dan asing di telinga. Mungkin pertanyaan ini dapat membantu kita memahami Menurut teman-teman apakah Alkitab kita bisa salah??? Apa kira- kira jawabannya yaaa??? jawabannya: Tergantung!! Loh ko, tergantung??? Berarti Alkitab kita bukan Firman Tuhan dong!! Firman Tuhan kan Ya dan Amin, jadi ga mungkin salah!!!! Tergantung disini bukanlah isinya.... tapi bahasanya... terjemahannya.....istilahnya. kenapa bisa begitu? Karena Alkitab bukanlah TULISAN YANG DIBISIKKAN SECARA LANGSUNG OLEH ALLAH kepada manusia. Alkitab memang diilhamkan oleh Roh Allah kepada manusia, karenanya Alkitab ditulis dalam ketidaksempurnaan bahasa dan pemikiran manusia.

Selain itu Alkitab kita juga ditulis dalam jaman yang berbeda dengan konteks permasalahan dan pergumulan sosial, politik, sejarah, religi, dsb...yang berbeda, termasuk dialamatkan kepada jemaat yang berbeda pula. Sehingga mau tidak mau untuk mendapatkan inti berita Alkitab secara utuh, kita perlu memahami dengan benar konteks masa ketika suatu kitab atau surat ditulis oleh sang penulis. Bukan dengan cara ‘menelan bulat-bulat’ setiap huruf yang tertulis dalam Alkitab.

Membaca ALKITAB itu bukan tanpa persoalan lohh.... bahasa Indonesia adalh bahasa yang sangat terbatas...apalagi dibandingkan dengan bahasa Yunani atau Ibrani, sebagai bahasa Alsli Alkitab. Banyak padanan kata yang tidak dimiliki oleh bahasa Indonesia, sehingga ketika kita membacanya, banyak terjemahan yang kurang tepat. Misalnya saja kata kasih. Dalam bahasa Indonesia Kasih hanya memiliki 1 padanan kata yaitu cinta... sedangkan dalam bahasa Yunani, kata kasih memiliki 4 kata yang berbeda, dengan arti dan penggunaan yang berbeda pula satu dengan yang lainnya.

Nahhh.... kalo begitu bahaya kan kalo kita salah mengartikan Alkitab kita ini!! Tapi realita berkata lain... banyak manusia yang memandang Alkitab sebagai kebenaran mutlak, yaitu kebenaran dalam tiap kata dan makna kata. Merekalah yang sering kali terjebak dalam paham atau aliran yang disebut sebagai fundamentalisme. Biasanya mereka juga memiliki sikap yang fanatik ketika melihat suatu teks. Mereka juga tidak membuka pintu dialog untuk melengkapi dan memperkaya paradigma mereka tentang Alkitab.

Dan ternyata.... paham ini sudah ada sejak jaman Yesus... dan bukan paham yang baru timbul di masa modern yang sarat akan teknologi, sebagai reaksi terhadap berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang cenderung mendorong manusia tidak lagi mengandalkan Tuhan, alih-alihb mengandalkan kekuatan dan kepndaiannya masing-masing.

Coba kita lihat seperti apa sih fundamentalisme itu menurut Alkitab:
1. Hanya berpegang pada doktrin ala manusia. Bacaan kita hari ini menunjukkan bahwa banyak orang farisi dan ahli taurat pda masa Yesus hanya mengutamakan tata cara dan tradisi nenek moyang. Mereka mencoba untuk menyerang Yesus yang membiarkan orang-orang makan tanpa mencuci tangan mereka (lihat perikop sebelumnya). Bagi mereka mencuci tangan harus dilakukan, bukan karena alasan higenitas... namun karena makan tanpa mencuci tangan adalah dosa besar. Mereka berpikir bahwa makanan yang adalah berkat Tuhan harus dimakan dengan tangan yang terlebih dahulu dikuduskan dan disucikan. Oleh karena itu bila memakan makanan tanpa mencuci tangan berarti membiarkan diri kotor saat menerima berkat Tuhan, dan itu adalah dosa besar bagi mereka.
2. memutlakkan yang tidak prinsip, dan merelatifkan yang prinsip. Yesus punya jawaban akan tuduhan pada ahli taurat dan orang farisi. Bagi Yesus mereka hanyalah orang buta yang menuntun orang buta, karena mereka hanya mementingkan perkataan manusia dan bahkan mengabaikan perkataan Tuhan. Menghormati orang tua adalah salah satu contohnya... mereka memilih untuk mecuci tangan dan memperdebatkan cuci tangan itu dibandingkan menaati orang tua yang adalah perintah Allah sendiri!!. Sama seperti kita, bila kita mati-matian memperjuangkan bahwa Yesus adalah Tuhan, tapi dalam hidup kita kita tidak menjadikan Dia sebagai satu satunya Tuhan. Atau bagi kita yang mengatakan dengan berapi-api bahwa Yesus adalah satu satunya jalan kehidupan dan keselamatan, namun tidak mengerjakan kehidupan dan keselamatan itu dalam hidup kita dengan mengasihi orang lain. Akhirnya kita menjadi orang yang munafik!!! Hanya pandai berdogma, namun tidak pandai melakukan Firman Tuhan!!!!
3. mementingkan kesucian badaniah dibanding kesucian hati. Membasuh tangan hanyalah bagian dari ritual penyucian tubuh dan bukan penyucian hati. Oleh karena itu Yesus mengatakan: “ bukan yang masuk ke dalam mulut manusia yang menajiskan manusia, namun apa yang keluar dari mulut itulah yang menajiskannya. Untuk apa kita mencuci tangan dalam rangka menguduskan tangan kita untuk menerima berkat Tuhan, bila kita masih mengeluarkan kata-kata tidak membangun... kata-kata yang tidak bermanfaat, yang hanya menjadi omong kosong tanpa nilai. Buat apa kita memilih makanan mana yang halal dan mana yang najis, bila kita di dalam hati menyimpan kemarahan, iri hati, dengki hingga dendam. Buat apa kita mencuci semua tubuh kita hanya untuk dinilai kudus, bila kita mengotorinya dengan perbuatan tidak senonoh, tidak sopan, dan tidak penuh kasih!!! Omong kosong buat orang yang hanya mementingkan dogma...tapi tidak menjalankan itu semua dengan kebesaran hati untuk menyenangkan hati Tuhan.

NAHHH...rekan remaja.... jangan sampai kita terjebak pada kesucian semu.... Tuhan tidak melihat seberapa banyak kita membelanya dalam hal mempertahankan dogma manusia... tapi Tuhan melihat kesucian hati kita; yaitu kita berkata, berlaku dengan kasih yang murni... kasih yang tanpa batas dan syarat seperti yang telah dilakukannnya bagi kita di atas kayu salib.

Jangan kita mengagungkan dogma, tapi dalam hidup itu semua hanya menjadi pemikiran belaka... dan tidak menjadi pedoman.... kalo orang amerika bilang itu semua menjadikan ucapan kita “kotoran kebo” . Kita tidak akan menajdi teladan, bila hanya mengagungkan dogma tanpa melakukannya dalam hidup kita!!!!

Jadi.... lakukanlah Firman Tuhan itu dalam hidup kita dan bukalah hati terhadap hikmat tuhan hingga kita tidak hanya dapat mengerti dengan benar apa yang difirmankan Tuhan dalam Alkitab, namun juga dengan kesungguhan hati melakukannya. Alkitab bukan hanya untuk menjadi pajangan di lemari buku kita... tapi untuk dihidupi melalui hidup kita!!! amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar