Jumat, 02 Maret 2012

Dua Jalan

Di dalam dunia, Ada dua jalan
Lebar dan sempit mana kau pilih?
Yang lebar api, jiwamu mati
Tapi yang sempit, Tuhan berkati

Kebanyakan kita pernah mengikuti sekolah minggu pasti mengenal dengan baik lagu ini. Lagu yang dinyanyikan dengan gerakkan ini kerap kali membuat tersenyum siapapun yang melihatnya. Namun, bila dimaknai lebih dalam lagi, lagu tersebut bukan sekedar lagu sekolah minggu yang hanya sekedar riang dan minim makna. Lagu “Di dalam Dunia” adalah lagu yang sarat makna, bahkan lebih dari yang sering kali kita bayangkan, karena liriknya merupakan realita hidup yang setiap hari kita jumpai. Selama kita masih hidup di dunia, kita masih akan dan selalu menemukan diri kita berada di persimpangan. Persimpangan yang membawa kita pada hasil yang sama sekali berbeda.

Persimpangan itu menujukkan dua jalan yang harus dipilih oleh setiap manusia. Jalan pertama adalah jalan yang sulit untuk ditempuh, panjang, berliku, berbatu, mengharuskan kita naik dan turun. Jalan yang sungguh mengueras emosi, hati, tenaga, bahkan seringkali membuat kita menyerah dan kehilangan tujuan. Begitu suitnya hingga banyak orang tidak memilh jalan yang ini, oleh karena banyak orang yang memilih jalan ini merasa sendiri dan ditinggalkan.

Di sisi lain, jalan yang lain adalah jalan yang sangat menyenangkan, bebas hambatan, tidak ada kemacetan, jalannya begitu mulus, dikelilingi pemandangan yang menyenangkan mata dan hati manusia. Jalannya lebar, dan ternyata banyak yang memilih untuk menempuh perjalanan hidup melalui jalan ini, sehingga kita tidak merasa sendirian. “Menyenangkan deh pokoknya.”

Namun bagaimana akhirnya? Ternyata jalan yang sempit berakhir pada sebuah taman yang sangat indah, dimana manusia mendapatkan segala sesuatu yang ia butuhkan, yang baik. Disanalah ia mendapatkan ketenangan hidup yang kekal yang tidak akan pernah diperolehnya bila ia memilih jalan yang lebar. Lalu bagaimana akhir jalan yang lebar dan menyenangkan itu? Nampaknya sebuah jurang tanpa dasar menganga begitu rupa menanti kedatangan mereka yang memilih jalan itu.

Jadi apa pilihan Saudara?(YLH_12)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar