Mat 17 : 1-13
Pertanyaan yang menjadi perenungan:
• Apakah saudara sekalian pernah mengalami pengalaman rohani/spiritual?
• Apakah pengalaman rohani tersebut memberikan dampak bdalam kehidupan selanjutnya?
• Dampak seperti apa yang diberikannya?
Latar belakang
Pengalaman rohani atau pengalaman spiritualitas sering kali dipahami sebagai pengalaman yang menghebohkan, yang sering kali menjadi kebanggaan dan dijadikan aset bagi banyak orang untuk mencari keuntungan.
Allah memang dapat menggunakan cara apapun kepada manusia untuk menyampaikan kehendakNya. Namun bukan berarti dengan pernyataan Allah kepada seseorang melalui pengalaman spiritual, kita dapat mengukur seberapa besar iman seseorang melaui peristiwa tersebut. Kita juga perlu memahami dengan benar apa yang disebut dengan pengalaman rohani, karena pengalaman rohani bukan hanya pengalaman yang bersifat spektakuler atau supranatural.
Setiap peristiwa dalam hidup kita dapat kita jadikan sebagai pengalaman rohani, ketika kita belajar untuk memaknai setiap peristiwa dalam kehidupan sebagai sarana pembelajaran kita akan siapakah Allah, akan kehendakNya bagi kita untuk dapat kita lakukan dan banyak hal yang lainnya.. dan tentunya pembelajaran seharusnya menimbulkan sesuatu yang membangun baik itu iman percaya kita kepada Tuhan atau memperbaiki kehidupan kita sebagai manusia yang beriman kepada Tuhan. Oleh karena itu pengalaman rohani atau spiritual biasanya disertai dengan tanggung jawab kita sebagai murid Yesus di tengah dunia ini.
Mat 17: 1-13 ini cerita yang melanjutkan peristiwa yang terjadi sebelumnya antara Yesus dan Petrus. Pada kisah sebelumnya Petrus dinilai Yesus sebagai sosok yang tidak paham makna kedatangan Yesus di dunia, bahwa Ia datang sebagai Mesias yang dinanti-nantikan oleh orang Yahudi.
Tafsiran
Ay 1. enam hari kemudian, adalah waktu yang menunjukkan peristiwa yang terjadi sebelumnya, yaitu peristiwa pengakuan Petrus akan siapakah Yesus dan reaksi yang menunjukkan ketidak pahaman akan misi Yesus di dalam dunia ini. Selain itu angka enam dalam budaya Yahudi juga menjadi angka yang menunjukkan kelemahan manusia, ketidaksempurnaan manusia untuk memahami dengan benar maksud Allah dalam kehidupan mereka. Karena itu Yesus ingin mereka mengalami sendiri perjumpaan dengan Allah dengan mata mereka sendiri, dengan membawa mereka ke gunung tinggi. Sering kali dalam hidup kita kita tidak mampu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa karena kita terjebak dalam kesibukan dan keramaian. Kita terjebak dalam rutinitas kita sebagai manusia dan hampir tidak pernah menyediakan waktu untuk menyendiri untuk merenung, berefleksi tentang hidup dan segala hal yang terjadi dalam keseharian kita. Pada masa itu, masyarakat percaya bahwa di gunung yang paling tinggi, di situlah Allah bersemayam, tinggal. Dan untuk mencapai kediaman Allah itu, tentu bukan jalan yang mudah untuk di lalui, banyak tanjakkan yang terjal dan licin, namun Yesus disini mengajak muridNya, termasuk kita untuk sejenak meninggalkan rutinitas kita dan mencari Tuhan dalam keheningan dan kesendirian kita. Karena terkadang dalam kesunyian kitalah kita dimampukan untuk dapat mendengar suara Tuhan yang begitu lembut menyapa kita. Ay. 2
Ay 3-4. pertanyaan yang muncul pertama kali adalah mengapa harus Musa dan Elia? Mengapa bukan Abraham, Ishak, Yakub dan tokoh atau nabi besar lainnya? Mengapa harus Elia dan Musa?
- Musa: Musa dalam hidupnya dikenal sebagai pemimpin umat Israel. Musa adalah pemimpin yang dilengkapi dengan begitu rupa oleh Allah dalam melawan Firaun dan dalam membawa bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir. Musa dikaruniai beragam pekerjaan mujizat. Musa adalah tokoh yang dikenal sebagai perantara umat dengan Allah, Musa juga dikenal sebagai tokoh yang kepadanya Allah berkenan memberikan 10 hukum Taurat, Ia sendiri juga bertindak sebagai hakim dan juru pengadil bagi bangsa Israel. Dalam PB Musa disebut sebagai pemberi hukum Turat, dalam injil Matius, Yesus digambarkan sebagai Musa ke dua, kemudian sebagai orang yang karena imannya kepada Allah menjadi teladan bagi gereja. Pada saat Yesus dimuliakan di atas gunung, kehadiran Musa lebih dari hanya sekedar hadir, tapi untuk mengesahkan pernyataan suara dari Surga bahwa Yesus adalah Anak yang dikasihi untuk didengarkan. Bukan berarti Musa lebih tinggi statusnya dari Yesus, karena kehadirannya sebagai pengesah. Namun karena pada masa itu Musa adalah sosok yang begitu dihormati oleh masyarakat Yahudi. Yesus juga belum mendapat gelar kemesiasanNya. Dengan hadirnya Musa di hadapan Yesus, maka Yesus benar-benar Anak Allah yang perlu didengarkan. (melihat latar belakang injil Matius yang diperuntukan bagi umat Yahudi yang dinilai bebal dan tidak mau mengakui Yesus sebagai Mesias yang telah dijanjikan dan dinantikan.
- Elia: Elia disebut oleh penulis Maleakhi dalam hubungannya dengan ketaatan kepada Taurat. Keyakinan bahwa Elia akan datang sebelum hari Tuhan merupakan bagian dari tradisi Yahudi, dan dalam perayaan Paskah, biasanya disediakan suatu tempat bagi Elia. Elia hadir dalam peristiwa pemuliaan Yesus, sebagai wakil dari para nabi yang memberikan kesaksian tentang Yesus (mesias yang akan datang) selama hidupnya.
Ay 4. merupakan ungkapan yang bersifat spontan dari manusia. Sering kali ketika kita mengalami hal yang luar biasa, dalam hal ini pengalaman spiritual yang spektakuler, kita akan menjadi ’ketagihan’ dan ingin hal tersebut tidak cepat berlalu. Begitu pula dengan Petrus, ia ingin Musa dan Elia tetap hadir disana hingga ia ingin mendirikan kemah untuk mereka. Melihat kehidupan kekristenan masa kini, msih banyak juga kita temui orang Kristen yang hanya mau dengar dengaran ketika ada keajaiban. Mereka menjadi orang yang hanya percaya bila sudah melihat dengan mata kepala sendiri, dan bukan menjadi orang yang percaya karena mereka mampu melihat dengan mata hati. Karena memang melihat dengan mata hati bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Ay 5. Awan adalah lambang kehadiran Allah. Pada masa Musa Gunung Sinai pernah dilingkupi awan selama 6 hari. Karena Allah bernaung di atasnya. Kehadiran Allah inilah yang mengubahkan Petrus. Kehadiran ALLahlah yang seringkali dapat mengubahkan manusia. Allah yang hadir melalui suara yang mengatakan ” dengarkanlah Dia”. Menyatakan bahwa Yesus adalah yang paling tinggi, yang lebih tinggi bahkan dari Musa maupun Elia yang kerap kali dipuja puji oleh masyarakat Yahudi. Yesus adalah SOSOK YANG LAYAK dan harus didengarkan, karena Dialah Sang Utusan Allah dan Anak Allah yang telah dijanjikan beratus tahun sebelumnya. Dengan pernyataan ini, maka ada suatu tanggung jawab baru yang harus dikerjalan oleh para murid yaitu mendengarkan dan tentunya menaati apa yang dikatakan oleh Yesus. Karena pengalaman rohani ini dialami oleh para murid agar mereka menunjukkan ketaatan mereka terhadap perkataan dan pengajaran Yesus. Sekalipun bagi mereka pengajaran dan perkataan Yesus tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan sebagai manusia.
Ay 6-8. ketakutan seringkali menjadi reaksi pertama pada manusia setelah ia mengalami pengalaman yang mengguncang seperti apa yang dialami oleh Petrus. Peteru terguncang lebih lagi karena Yesus yang selama ini ada di tengah mereka, yang makan dan minum bersama mereka adalah sungguh Anak Allah dan bukan hanya manusia biasa yang memiliki keunggulan dari manusia yang lain. Pengalaman tersebut tentu membuat Petrus terkejut dan takut luar biasa. Berhadapan langsung dengan Allah dapat membuat mereka mati seketika itu juga. Namun Yesus datang sebagai Allah yang memberikan mereka kekuatan dan penghiburan.
Ay 9. Yesus mengatakan bahwa janganlah mereka memberitahukan segala sesuatu yang telah mereka lihat dan dengar kepada siapapun. Mengapa? Tentu bila para murid menceritakan apa yang terjadi pada orang lain, kemungkinan Yesus tidak akan pernah mengalami penyaliban. Yesus akan menjadi raja saat itu juga. Yesus akan dielukan dan pasti akan ditaati oleh semua umat. Namun bagi Yesus, bila itu terjadi maka misi utamanya datang ke dalam dunia tidak akan terlaksana. Karena sesungguhnya para murid tidak pernah mengerti dengan benar apa makna penglihatan mereka di atas bukit itu. Bahwa sesunggunya Anak manusia memang harus mati di kayu salib untuk dosa umat manusia, dan untuk menggenapi nubuat para nabi.
Ay 10-13. Bahwa Elia sudah datang sebelum hari Tuhan adalah cerminan dari Yohanes Pembaptis. Nabi pada masa itu dikenal sebagai utusan Allah yang menunjukkan jalan Allah dan bernubuat tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Itulah yang dilakukan Yohanes dengan berseru” bertobatlah sebab kerajaan Sorga telah datang”. Yohanes berperan sebagai nabi Allah yang membuka jalan bagi Yesus, ia menunjukan jalan yang harus ditempuh oleh manusia untuk mempersiapkan jalan bagi sang Mesias.
Aplikasi
Apa yang bisa kita pelajari bersama dari teks kali ini:
1. pengalaman rohani tidak hanya yang bersifat spektakuler, karena pengalaman rohani seharusnya dapat dialami setiap hari ketika kita memiliki hati yang mau terus belajar mengenal Allah dari setiap peristiwa yang hadir dalam keseharian kita setiap harinya.
2. untuk dapat mengalami pengalaman rohani/ spiritual, kita diminta untuk juga memberi waktu bagi Tuhan. Karena dalam keramaian dan rutinitas kita akan semakin sulit mendengar suara Tuhan
3. pengalaman rohani menuntut kita untuk semakin taat kepada Tuhan yang telah memberi kita pengalaman rohani tersebut. Karena ketaatan adalah tanggung jawab utama yang harusnya dilakukan oleh murid Yesus dan bukan hanya menceritakan pengalaman rohani kita. Karena tujuan pengalaman rohani sebenarnya adalah agar manusia lebih lagi mendekati diri dan memaknai hidup bersama Tuhan dalam ketaaatan penuh kepadaNya, dan bukan untuk pamer. Karena pengalaman rohani tidak menjadi ukuran keimanan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar