2 Kor 8: 13-15
Latar belakang
2 Korintus 8: 1-9: 15 pengaturan persembahan bagi orang miskin di Yerusalem.
Saat surat ini ditulis Paulus sedang berada di Makedonia, yaitu kota pertama yang dikunjungi oleh Paulus di Eropa. Jemaat Makedonia bukanlah jemaat yang kaya, yang berkecukupan, sebaliknya jemaat di Makedonia adalah jemaat yang kekurangan dan bahkan dapat dikatakan miskin. Mereka berada dalam ketertekanan dan penderitaan, namun itu semua tidak melenyapkan sukacita mereka (ay 2) dan keinginan untuk selalu memberi bantukan kepada jemaat di Yerusalem yang sedang membangun bait Allah. Bahkan apa yang dilakukan mereka melampaui apa yang sesungguhnya dapat mereka berikan, sehingga pemberian mereka melebihi dari apa yang diharapkan.
Karena pemberian yang luar biasa yang telah dilakukan oleh jemaat di Makedonia itulah Paulus kemudian menghimbau Jemaat Korintus yang notabene adalah jemaat yang tidak berkekurangan. Korintus memang dikenal sebagai kota yang kaya. Dari mulai kebudayaan, macam pekerjaan (walau didominasi oleh pedagang, mengingat kota ini adalah kota perdagangan dan pelabuhan), macam ras dan kebudayaan hingga kaya akan karunia rohani. Paulus ingin menguji seberapa besar keikhlasan jemaat Korintus dalam hal memberi, bukan untuk membandingkan pemberian mereka, namun untuk saling melengkapi dan memenuhi hukum Kristus (9). Karena Kristus telah menjadi miskin karena kita dan kita telah menjadi kaya karenaNya
Tafsiran
“12 Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.”
RELA:
(KJV) will·ing [wílling] => kehendak yang muncul dari dalam diri sendiri dan bukan karena tekanan, eager (melakukan dengan senang hati dan dengan antusias)
adj
1. ready to do something voluntarily: ready to do something without being forced
2. helpful: cooperative and enthusiastic
3. offered voluntarily: offered or given by somebody readily and enthusiastically
YANG ADA PADAMU:
(KJV) hath [have] => yang kita miliki sebagai milik kita dan bukan yang tidak kita miliki.
13 Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. 14 Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.
SUPAYA ORANG LAIN MENDAPAT KERINGANAN:
KJV eased=> meringankan tanggung jawab atau tugas yang memang harus dijalankan dan diterima sebagai kewajiban, dan bukan meringankan beban.=>membebaskan orang lain dari tanggung jawab.
1. vt make less unpleasant: to make something less unpleasant, difficult, or restrictive
2. vti relieve or abate: to become, or to cause something to become, less strong or intense
4. vt loosen something: to slacken something that is tied or fitted tightly
5. vt make easier: to enable something to take place more easily
SUPAYA
KJV bur·dened=> dimana kita juga diberikan tanggung jawab untuk memberi bagi orang lain, karena kita berkecukupan, dan bukan untuk membebani hidup kita. Tetapi karena kita sekarang ini dalam keadaan serba cukup, maka sudah sepatutnyalah kita mencukupi kekurangan mereka. Jadi ‘supaya ada keseimbangan’ disini memiliki makna bahwa kita dipanggil untuk mengambil tanggung jawab dalam hal memberi, sesuai dengan kemampuan dan berkat yang Tuhan berikan untuk kita.
1. give responsibility to somebody: to give somebody a task that is difficult to deal with or something worrying to think about
2. give somebody load to carry: to cause somebody or something to carry a burden
BIS: “Saya sama sekali tidak bermaksud untuk membebaskan orang lain dari tanggung jawab, dan memberatkan kalian. Tetapi karena kalian sekarang ini dalam keadaan serba cukup, maka sudah sepatutnyalah kalian mencukupi kekurangan mereka. Nanti kalau kalian berkekurangan, dan mereka dalam keadaan serba cukup, maka mereka akan membantu kalian. Dengan demikian kedua-duanya sama-sama dilayani.”
Aplikasi
Apa yang bisa kita pelajari tentang keseimbangan disini:
- Bahwa kita diminta peka terhadap kebutuhan orang lain dalam memberi persembahan sekalipun. Terutama bagi kita yang berkecukupan, hendaklah kita memberi lebih, bukan untuk melepaskan orang lain dari tanggung jawab, namun karena kita memahami kebutuhan dan keadaan mereka.
- Keseimbangan disini tentunya bukan hanya ketika kita saling mengisi, dan memberi, tanpa menghilangkan tanggung jawab pihak lain. namun keseimbangan disini mengingatkan kita bahwa ketika kita ingin memberi untuk Tuhan, maka kita juga harus mampu ‘mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita berikan bagi Tuhan. Karena sesungguhnya Tuhan ingin kita dapat memberi dari apa yang kita punya dan bukan dari apa yang kita tidak punya. Dalam hal ini, memberi disini harus juga rasional. Ketika kita berkata: “ nanti pasti Tuhan kasih gantinya, jadi Tuhan ini saya berikan semua yang ada pada saya. “ bila kita hanya memiliki uang 5000, maka itulah juga yang akan kita berikan. Pemberian seperti itu tidaklah bijaksana, karena kita memberi sesungguhnya bukan untuk mendapatkan balasan, sebaliknya karena kita sungguh ingin memberi tanpa pamrih. Jadi ketika kita memberikan. Tuhan tidak ingin kita tidak makan hanya karena kita ingin memberikan persembahan, atau dalam keadaan sakit yang mengharuskan kita beristirahat, namun kekeuh untuk tetap melayani. Bagi Tuhan persembahan tidak semata-mata uang, tenaga ataupun talenta, namun lebih dari itu hidup yang berkenan di hadapan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar