Sang Damai Telah Datang!
1 Yohanes 2: 1-17
Sudah berapa lama Saudara merayakan natal ? 10, 20, 60, 85 tahun? Bahkan sepanjang kehidupan kita, kita telah merayakan natal. Begitu juga dunia. Dunia telah merayakan natal lebih dari 2000 tahun bukan? Tepatnya sejak abad ke 4. Namun, apa yang dihasilkan dari natal? Apakah Natal membuat dunia menjadi lebih baik? Bukankah yang miskin bertambah banyak? Jumlah mereka yang susah dan lelah semakin meningkat? Kejahatan semakin merajalela?perang dimana2...bahkan di rumah perang antar anggota keluarga, di kantor dengan sesama rekan kerja, di sekolah bersama sahabat, di masyarakat sama....semua yang buruk bertambah..Lalu apa makna natal bagi kita dan dunia, bila itu sama sekali tidak mengubah kehidupan menjadi lebih baik.
Mengapa natal dirayakan tanpa mengubah segala sesuatupun menjadi lebih baik? Jangan-jangan natal juga tidak mengubah kita. Belasan hingga puluhan tahun merayakan natal sama sekali tidak mengubah kita menajdi pribadi yang lebih baik, alih alih natal ters menerus menjadi perayaan tahunan yang melelahkan, lelah jadi panitia, lelah jadi sie perlengkapan, lelah kerja sendiri, lelah karena tak bisa berlibur, bahkan tahun ini ada re-treat jemaat yang membuat tubuh, pikiran jadi ambruk..bruk...brukkk.
MENGAPA ITU DAPAT TERJADI DALAM KEHIDUPAN KITA YANG MENYATAKAN ORANG KRISTEN?
1. Karena natal menjadi perayaan ulang tahun dan bukan perayaan kesetiaan dan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kehidupan manusia. Tuhan Yesus kembali menjadi bayi setiap tahunnya dan kita memperlakukannya layaknya bayi kecil yang lucu, imut, yang tak berdaya, yang hanya mempu menangis ketika lapar, haus atau ingin buang air. Bukan Raja dan Tuan yang memerintah hati dan pikiran kita...Tak mengherankan bukan bila kita kehilangan keajaiban natal. Karena tanpa kita sadari kita menghilangkan Dia sang keajaiban itu sendiri. Kristus! Natal tanpa Kristus sendiri di dalamnya, bukanlah natal, tapi sebuah perayaan tanpa makna.
Kini pertanyaan bagi kita untuk apa Dia datang? Tentunya bukan hanya untuk memberikan keselamatan. Saya selalu yakin kedatanganNya bukan soal dogma yang menyatakan bahwa : bila Kristus Tuhan tidak menajdi manusia maka penebusan manusia atas dosa tidak akan berarti, karena tidak sepadan. Tapi karena Allah punya misi yang lebih dari sekedar penebusan, lebih dari sekedar keselamatan. (walau mungkin kita akan berkata bahwa keselamatan bukan sekedar tapi segala-galanya)
Lalu untuk apa dia hadir di tengah kerusuhan dan keegoisan manusia?
1. 1 John 2:1 ...kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa... pengantara untuk apa? Untuk mengenal siapa Bapa. Siapa dari kita yang tahu dengan pasti Tuhan itu seperti apa, wajahnya? kehendakNya? Rencana dan rancanganNya? Tidak ada yang tahu!! Hanya melalui Yesus kita menjadi tahu. Tentunya jangan harap kita bisa tahu 100 % tidak ada manusia yang dapat mengenal Allah 100% , tapi bukan karena Yesus bukan perantara, penghantar yang baik tapi karena:
- kita membuat diri kita yang terbatas ini semakin terbatas. Seseorang yang mengatakan ingin merasakan seperti apa rasanya tersengat listrik tapi ia menggunakan sarung tangan tebal, bagaimana ia dapat merasakan yang namanya tersengat listrik? Berapa banyak dari kita mengulang kesalahan yang sama dengan nenek moyang kita, Adam dan Hawa. Apa yang mereka lakukan? Mereka yang telah jatuh ke dalam dosa bukan mencari Allah dan bertobat, malah menjauh lari dari Allah, lebih dari itu mereka saling menyalahkan satu dengan yang lain, mencoba untuk berkelit, ingin menang sendiri!! Kita ingin mengenal Allah, kita ingin disentuh Allah, kita ingin dikasihi Allah tapi kita menjauh dariNya, kita menciptakan dan membangun banyak sekali tembok-tembok di sekitar kita untuk menjauhkan diri dari Allah. Tembok egois, tembok ingin menang sendiri, tembok tidak mau disalahkan dan dikritik, tembok harga diri, tembok menyalahkan orang lain....dan masih banyak lagi tembok yang kita buat. Yesus datang untuk meruntuhkan tembok-tembok itu, agar manusia sadar seberapa jauh sesungguhnya mereka dari Allah dan betapa mereka tidak mengenal Allah. Namun tidak seperti peruntuh tembok yang biasa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yang sering kali menggunakan kekerasan, Yesus menggunakan cara yang paling lembut, yaitu pengosongan dan penyerahan diri secara total bagi manusia.
- Allah ingin kita terlibat dalam pengenalan diriNya. Allah ingin manusia lebih mengenal Allah, bukan sekedar tahu siapa dan apa. Ia ingin kita mengalami diriNya, karena sesungguhnya dari sanalah kita mendapatkan pengenalan secara pribadi. Ia ingin kita juga mencariNya dan bukan hanya menerima ajaran, teori tentang siapa Dia, semata-mata bukan karena Ia ingin kita susah, tapi Ia ingin kita bertumbuh dalam pengenalan yang benar secara ‘privat’ alias langsung dari sumbernya.Tapi bagaimana bisa? Dia ga keliatan! RancanganNya jelas jauh sekali dari rancangan kita!! OLEH KARENA ITU IA menyatakan diri kepada manusia sebagai manusia yang dapat dirangkul, disentuh, diteladani kehidupanNya.
2. ...Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.hidup tenang adalah impian semua orang... setuju? Namun apakah itu hanyalah impian yang tidak akan pernah dapat terwujud? Ya bagi manusia yang hidup tanpa Tuhan! Menjadi pendamai disini bukan semata-mata penebus, atau bahkan penghilang dosa. Dosa tidak akan pernah hilang selama kita masih ada di dunia, selama si jahat masih dengan bebas berkeliaran menguasai dunia. Lalu apa makna pendamai disini? Dengan kehadiranNya, kehidupanNya hingga kematianNya, Ia menjadikan hidup kita TIDAK dikejar pahala dan kewajiban menjalankan hukum taurat. Ia ingin kita memiliki hidup yang tenang damai dan sukacita, bukan penuh ketakutan, kekuatiran dan keraguan. Ia ingin kita menghidupi kebebasan yang bertanggung jawab bukan hidup dalam keterbatasan dan kungkungan hukum. Ia ingin kita dapat mengatakan: “aku mampu melakukan hukum karena aku mengasihi Tuhan yang memberiku kebebasan, pembaharuan dan kekuatan untuk melakukannya, ( ay 5) dan bukan aku terpaksa memenuhi hukum karena bila tidak aku akan terkena hukuman.(ay 4)” Mata ganti mata hanya akan membuat dunia mengalami kebutaan total. Apa artinya? Manusia dapat berelasi dengan Allah dengan sikap hati yang benar...bukan dilandasi oleh rasa takut tapi kagum dan syukur! Hasilnya: RELASI YANG BARU, RELASI YANG DIPERBAHARUI, DAN RELASI YANG MEMBAWA PEMBAHARUAN DALAM HIDUPNYA DAN HIDUP SESAMANYA.
PERTANYAANNYA ADALAH? Mengapa Allah memilih jalan yang sulit? Mengapa Allah memilih pembunuhan anakNya sendiri untuk membawa ketenangan bagi dunia? Mengapa Allah memakai kekerasan untuk memutus rantai kekerasan?
1. Bukan karena Ia ingin menyatakan kekuasaanNya terhadap anakNya
2. Bukan karena Ia tidak punya jalan keluar lain.
3. Bukan karena Ia tidak sayang pada anakNya.
Tapi karena Ia ingin menunjukkan:
1. Hasil dari pilihan manusia. Manusia diciptakan bukan untuk menjadi robot. Bukan untuk menjalankan program saja. Manusia diciptakan untuk bekerja dan mengusahakan diri menjadi lebih baik, karena Allah sendiri yang telah menyediakan segala sesuatunya dalam diri manusia. Allah ingin manusia belajar dari kegagalan, pilihan yang salah, dan berubah!
2. Bahwa manusia TIDAK lemah. Walau manusia masih dapat berbuat dosa tapi Ia ingin kita tahu bahwa kita dapat membuat diri kita tidak dikuasai dosa, tapi dikuasai Allah. Ingin kita tahu bahwa apa yang ditulis di dalam Alkitab bukanlah suatu kesia-siaan, bukan sekedar tips hidup tapi kesaksian hidup dari Allah sekaligus manusia yang hidup, yang mampu mengatasi keinginan untuk berdosa.
3. Bahwa damai adalah sesuatu yang bukan ilusi, tapi dapat menjadi realita BILA DIA DITEMPATKAN DI DALAM KITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar