Dipanggil, Dibentuk, Diutus
Yesaya 49:1-7 Mazmur 40:1-11 I Korintus 1:1-9 Yohanes 1:29-42
Apakah saudara dan saya sudah merasa dipanggil? Atau jangan-jangan kita hanya merasa dipanggil? Bila sudah kira-kira mengapa Tuhan memanggil saudara dan saya? Apa keistimewaan saudara dan saya, hingga Allah memanggil kita? Apakah kita adalah manusia yang dapat dipercaya? Yang dapat dipegang janjinya? Yang setia? Yang berpengaruh? Yang tidak hidup dalam kemunafikan? Kemarahan, dengki dan dendam dan memiliki hidup yang ‘bersih’ di hadapanNya, Atau apa? Dapat dikatakan kita ini bukan manusia yang dapat dipercaya, kita kurang pandai dalam memegang janji, jauh dari setia, masih memilih untuk dipenuhi dengan kemarahan yang tidak sehat, dengan dengki dan dendam yang menghasilkan relasi yang buruk dengan orang lain, dan jauh dari hidup berkenan di hadapanNya! Tapi mengapa Allah tetap memanggil kita?
Alasan Allah memanggil, membentuk dan mengutus kita adalah:
1. Yesaya 42:6: Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa.
2. 1 Petrus: supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
3. Yesaya 49: 6: supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.
Ia ingin kita tidak hanya menjadi objek tapi subjek penyelamatan. Ingat, hal ini dilakukanNya bukan karena Ia tidak bisa atau tidak biasa bekerja sendiri tapi karena Ia ingin kita kembali pada hakekat penciptaan kita, yaitu serupa dan segambar dengan diriNya, ciptaan yang mulia dan sempurna. Ia ingin kita memancarkan terang kemuliaanNya dalam dunia yang gelap ini dan menjadi perjanjian yang hidup, bukan hanya perjanjian hitam diatas putih, atau perjanjian dengan simbol-simbol keagamaan, namun perjanjian yang nyata bahwa melalui diri kita Allah memelihara dan menunjukkan Kasih setiaNya kepada dunia, dengan melakukan juga perbuatan-perbuatan yang ‘besar’ bagi dunia. Ia ingin dunia menikmati keselamatanNya! Dunia, bukan hanya Yesaya, Petrus, Paulus! Tapi dunia! Untuk itulah Ia memanggil kita.
Waduh! Bagaimana saya bisa melakukan perbuatan yang besar? Saya Cuma orang kecil yang tidak bisa apa-apa, tidak punya posisi, kuasa, pengaruh untuk bisa melakukan perbuatan besar. Coba kita lihat apa yang terbesar menurut Allah? Kasih! Mereka yang merendahkan diri seperti anak kecil! Yang mau menjadi pelayan dan bukan Bos! Mereka yang menyambut Tuhan layaknya seorang anak kecil yang penuh semangat, rasa ingin tahu, ingin kenal!Namun untuk dapat sungguh-sungguh melakukan hal-hal besar, perbuatan-perbuatan besar seseorang yang dipanggil tidak cukup hanya dengan berkata YA, SAYA BERSEDIA DIPANGGIL! Ia harus bersedia juga menjadi pribadi yang dibentuk dan ditempa agar ia dapat berfungsi sebagaimana Ia DIPANGGIL oleh Allah. Bagaimana Allah membentuk kita?
1. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.(Yes 49:2). Apa fungsi utama dari sebilah pisau, anak panah? Untuk memotong bukan dan untuk ditembakkan pada sasaran yang tepat bukan? Membuat yang dipotong memiliki ukuran yang lebih baik, lebih pantas. Menacap tepat pada sasaran dan tidak mental dari sasaran karena ia tumpul. anda tidak akan memasukkan seekor ayam bulat-bulat ke dalam panci tanpa memotongnya menjadi beberapa bagian untuk membuat sepanci sup ayam yang lezat. Atau anda juga tidak akan memasukkan ayam bulat bulat yang baru saja selesai dipanggang ke dalam mulut anda bukan? Anda membutuhkan pisau untuk menjadikannya pantas! Begitu juga anda ingin anak panah anda dapat menancap pada sasaran yang tepat ketika anda berburu, yaitu pada buruan anda. Tapi banyak orang Krsiten termasuk saya menafsirkan: mulut sebagai pedang yang tajam, dengan cara yang berbeda, yaitu untuk menyakiti, untuk memberikan kritikan pedas, untuk menghujat, untuk membicarakan keburukkan orang lain, untuk menghina dan menjatuhkan orang lain. Melakukan hal tersebut sama dengan memnggunakan pisau untuk hal yang salah. Tuhan membuat mulut kita tajam layaknya pedang untuk membuat mereka yang mendengar menjadi lebih pantas untuk memperoleh keselamatan, menjadikan hati mereka lebih pantas untuk dipersembahkan kepada Tuhan, menjadikan perilaku mereka pantas disebut sebagai anak Tuhan, menjadikan mereka pribadi-pribadi yang pantas untuk kemuliaan Tuhan, dan bukan untuk menyakiti, membuat orang lain memiliki dendam kesumat dan kepahitan pada kita. Oleh karena itu yang membuat nya harus Allah sendiri bukan kita, dan yang menggunakannya juga harus Allah bukan kita dengan pengertian yang salah. Karena hasilnya akan salah sasaran semua!! Tuhan mengasah mulut (baca:ucapan) kita dengan hikmatNya yang menghibur, menguatkan, menyadarkan, menegur dengan lembut dan menyapa, agar apa yang kita ucapkan benar-benar tepat sasaran, yaitu memperkenalkan dunia kepada keselamatan dari Allah.
2. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu.Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. (1 Kor 1:5-6) bagaimana sebuah batu permata berharga dapat sungguh-sungguh menjadi batu yang berharga. Pertama-tama ia harus dicuci bersih, dipisahkan dari bebatuan yang tidak berharga, tanah dan kotoran yang menempel padanya oleh seorang penambang berlian. Lalu ia harus diasah dengan batu yang sama kerasnya oleh Sang pengasah batu. Tak lupa, sang pengasah batu juga harus sungguh-sungguh mahir membuat sudut-sudut yang tepat, agar batu permata anda menghasilkan cahaya yang indah, karena kesempurnaan sudut-sudutnya. Tentunya, bila anda memiliki batu permata yang berharga, anda tidak akan menyimpannya terus menerus, tapi akan memakainya dan menunjukkan bertaoa dia indah dan berharga. Tapi tanpa sebuah cangkang yang kokoh dan indah pula maka ia akan nampak tidak berharga. Misalnya anda membuatkan cangkang permata anda dari besi biasa yang dapat berkarat dan menjadi hitam. Anda akan membuatkan sebuah cangkang dari emas murni yang tidak luntur dan berkarat dengan kualitas pembuatan yang baik, tidak kasar tapi rapi. Nah...coba hitung sekarang berapa banyak penambahan nilai yang anda lakukan untuk permata anda? Banyak bukan? Ya untuk menjadi sungguh-sungguh berharga, sebuah permata yang sudah berharga sekalipun harus dilengkapi oleh banyak hal yang membuatnya menjadi lebih sempurna dalam kualitas, bentuk dan keindahan. Begitu juga dengan kita. KITA INI DASARNYA SUDAH SANGAT BERHARGA DI MATA TUHAN, bahkan sangat berharga. Tapi pembentukkanNya akan membuat kita jadi lebih indah, lebih bernilai, lebih kaya, lebih lengkap dan tidak kekurangan suatu apapun.
Sesungguhnya iapapun yang melihat kita yang sudah sedemikian rupa dibentuK dan dilengkapi baik dengan hikmat, pengetahuan, dan berbagai karunia akan kagum pada dia Sang Pembuat Maha Karya. Siapa lagi kalau bukan Allah sendiri! TAPIIIII....Ia buat itu semua bukan untuk kemuliaan dan kemashuran diriNya sendiri, bukan juga semata-mata agar kita siap diutus kemanapun, kapanpun dan dalam keadaaan apapun. Loh? Lalu untuk apa? Paulus dalam 1 Kor 1:8-9 menyatakan maksud Allah membentuk dan memperlengkapi kita adalah agar kita teguh dan tidak bercacat hingga kesudahannya, dan agar kita menjadi layak masuk dalam persekutuan dengan anakNya Yesus Kristus yang adalah setia.
Allah tidak egois. Ia tidak memikirkan misi, kehendak dan impianNya saja, tapi Ia ingin kita memiliki kehidupan yang terbaik, yang sempurna. Ia ingin kita menjadi layak. Ia ingin kita menjadi manusia-manusia yang berhasil mengatasi tantangan hidup dan menang oleh pilihan kita, bukan karena Ia yang memilihkannya bagi kita. Tapi melengkapi membentuk dan melengkapi kita saja tidak cukup bagi Allah untuk membuat kita sungguh2 mendapatkan kehidupan yang terbaik, yang sempurna yang tidak bercacat. Mengapa? Karena ernyata membentuk dan memperlengkapi berlianjauh lebih mudah dari pada membentuk dan memperlengkapi manusia. Loh ko bisa? Karena manusia punya FREEWILL. Manusia adalah makhluk hidup yang punya pilihan. Andaikata si batu permata punya FREEWILL ia juga mungkin akan melakukan hal yang sama dengan kita. Dengan kehendak bebasnya si batu permata dapat berkata saya tidak mau diasah, sudut2 saya sudah sempurna kok. Saya tidak mau diberi cangkang, saya tidak mau dibatasi oleh lapisan emas yang tidak seberapa. Duh bagaimana tuh?Kalau begitu bagaimana mau diutus? Menyebarkan keselamatan hingga ke penjuru dunia? Kita tetap memilih kehidupan yang biasa-biasa saja, yang tidak sempurna, dan yang bercacat.
Allah tidak pernah memperlakukan kita seperti prajurit yang selalu harus di depan. Kalo mati ya mati duluan. Ketika Allah mengutus kita Ia tidak sembunyi di belakang kita, alih- alih Ia berada di barisan paling depan. Itulah mengapa pertama-tama Allah mengutus Yesus, bukan hanya untuk berbicara kepada kita tentang apa itu keselamatan bagi dunia, namun juga berbicara secara langsung melalui hidupNya. Ia menyadarkan kita apa arti diutus, yaitu ketaatan penuh terhadap yang mengutus. Ia menunjukkan apa tugas seseorang yang diutus, yaitu menunjukkan kasih dan mewujudkan kerajaan Allah dimanapun, kapanpun. Loh, kan Yesus sudah naik ke sorga, Dia tidak ada di depan kita lagi dong! Eitsss jangan salah Dia memang secara fisik sudah tidak ada di tengah-tengah kita, tapi kita tidak akan pernah mau diutus bila Roh Allah tidak mendorong kita melakukannya. Kita tidak akan pernah benar-benar setia melakukannya bila Roh Allah tidak menguatkan kita.
Jadi apa yang dapat kita simpulkan? Yang melayakkan kita dipanggil, yang membentuk dan melengkapi kita, yang mengutus dan memampukan kita untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab ini hanya TUHAN. Bukan diri kita, bukan kuat kuasa kita. Dialah pemilik inisiatif, Dia pula yang menjadikan segala sesuatu menjadi baik! Kini apa respon kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar