Allah peduli?
“Bagaimana mungkin Allah peduli terhadap mereka yang lemah dan tertindas? Buktinya yang lemah semakin lemah yang tertindas semakin tertindas. Lebih lagi di masa modern seperti ini kita masih semakin banyak menjumpai mereka yang lemah dan tertindas bukan? Lalu dimana Allah? Apakah Allah memang ada? Bila Ia memang ada mengapa Ia berpangku tangan? Mengapa Dia membiarkan banyak hal buruk terjadi pada manusia?”
Benarkah pernyataan di atas? Apakah anda setuju, bahwa Allah adalah Allah yang tidak peduli akan penderitaan manusia? Atau anda lebih setuju bahwa Allah membiarkan penderitaan ada dalam hidup manusia agar manusia lebih peka terhadap apa yang sedang dialami oleh dunia, alam, dan sesama manusia? Anda dapat setuju dapat juga tidak setuju dengan pernyataan di atas. Namun bagaimana Firman Tuhan melihat penderitaan, penindasan manusia?
Pertama-tama tentunya kita harus menggunakan cara pandang Allah terhadap segala sesuatu (selalu cara pandang Allah, dan bukan cara pandang kita). Mengapa? Karena kita tidak akan pernah dapat mendapatkan pengertian yang benar yang membawa kita pada pengaminan atas apa yang Tuhan perbuat dalam kehidupan manusia. Tuhan tidak pernah melihat penderitaan dan kelemahan sebagai suatu aib, suatu yang perlu dijauhi, bahkan sesuatu yang membuat manusia tidak bahagia. Sebaliknya Ia memberi nilai positif terhadap segala hal yang manusia anggap kesialan dan segala sesuatu yang tidak menyenangkan.
Apakah nilai positif yang dimaksud di sini? Ini tentang kelimpahan! Bagi Allah kelimpahan bukanlah kekayaan, kelimpahan bukan juga kekuasan dan hormat, kelimpahan juga bukan bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan anak cucu kita hingga 7 turunan sekalipun. Tapi kelimpahan adalah soal sikap hati manusia. Kelimpahan tidak akan pernah dapat dinikmati oleh manusia bila manusia memiliki sikap hati yang salah.. Ia tidak akan pernah merasa cukup dalam hidup. Ia akan selalu merasa kurang dan kurang, kurang ini, kurang itu, suami saya kurang begini, isteri saya kurang begitu, anak anak saya kurang sekali dalam hal ini, orang tua saya apalagi....Hasilnya? Mengeluh! Walau hidup yang sedang dijalani sesungguhnya jauh dari yang namanya menderita, lemah dan tertindas. Karena kita tertindas oleh keinginan, cara pandang dan keangkuhan kita sendiri. Hasil terakhir kita akan merasa Allah tidak peduli terhadap hidup kita. Kita akan menyalahkan Allah yang dirasa berpangku tangan terhadap semua persoalan hidup yang kita alami.
Jadi bagaimana seharusnya? Imani Allah tidak akan pernah meninggalkan umatNya sedetikpun, segala sesuatu yang Allah izinkan terjadi dalam hidup manusia adalah untuk kebaikkan manusia itu sendiri dan bukan untuk kesenangan apalagi kepuasanNya. Dia bukan Allah macam itu. Dan tentunya milikilah sikap hati yang benar, dengan menggunakan kacamata Allah dalam melihat segala sesuatu. Maka dengan demikian anda kan melihat bahwa Allah begitu peduli akan hidup anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar