Tidak ada manusia yang tidak membutuhkan sesamanya manusia. Setiap manusia memang sudah dirancang untuk hidup bersama dengan manusia lain, dan untuk itulah mereka membentuk sebuah komunitas. Komunitas bukan hanya sekedar tempat, dimana terdapat orang-orang yang kita kenal atau bahkan tempat yang hanya terdiri dari teman-teman akrab kita. Komunitas adalah tempat dimana setiap orang atau makhluk yang ada berinteraksi, dan hidup bersama. Jadi, dapat dikatakan bahwa komunitas adalah tempat untuk saling memberi dan diberi, saling melengkapi dan memperkaya. Kok bisa? Tentu saja, karena, hal kedua yang perlu kita sadari tentang komunitas adalah, bahwa setiap orang yang ada memiliki kekayaan ( Ini bukan soal kekayaan materi loh!! ) , keunikan, kelebihan dan kekurangan yang berbeda satu dengan yang lain. Setiap manusia memiliki kekayaan spiritual, cara pandang, budaya, sejarah, intelektual, pengalaman hidup, hingga macam kepahitan dan kekecewaan yang tidak dapat dihindari.
Tapi proses memberi, diberi, melengkapi dan memperkaya bukanlah proses yang mudah. Layaknya sebuah proses menerima diri sendiri yang tidak mudah, apalagi proses menerima orang lain untuk masuk ke dalam kehidupan kita. Oleh karena itu proses tersebut memiliki berapa tahapan yang harus dilalui. Tahapan pertama yang harus dilalui adalah MENGENAL. Tak kenal maka tak sayang. Mengenal disini bukan hanya mengenal orang lain loh, tapi juga bagaimana mengenal diri sendiri. Jangan merasa telah mengenal diri seratus persen loh, karena berdasarkan penelitian ilmu psikologi yang dikenal sebagai Teori Gunung Es, manusia hanya mampu mengenal diri sebatas apa yang ada dalam kesadaran manusia itu sendiri. Sedangkan banyak hal yang berada di luar kesadaran manusia yang ternyata mempengaruhi kehidupan manusia secara signifikan. Nah, bila kita sudah belajar untuk mengenali diri sendiri, (walau pasti tidak akan pernah seratus persen, karena hanya Tuhan yang dapat mengenal kita sedemikian rupa) mari kita belajar untuk mengenal manusia lain. Nah dalam proses mengenal sesama ini juga bukan hanya mengenal nama, alamat, kapan ia berulang tahun, makanan kesukaannya, atau merek parfumnya. Lalu apa dong? Mari kita coba untuk mengenal cara berpikirnya, prinsipnya, apa yang ia junjung tinggi, apa yang menurutnya berharga dalam hidup dan apa yang tidak. Mengapa hal diatas penting? Banyak manusia, tanpa ia sadar memutuskan, menilai segala sesuatu berdasarkan hal-hal tersebut, termasuk ketika ia memutuskan untuk menjadi bagian dari hidup kita atau tidak. Dalam proses ini, hendaknya kita lebih banyak mendengar, mencari tahu, ketimbang menimpali atau menentang.
Bukan hanya kita yang harus mengenal dan mengerti orang lain bukan? Kita juga berhak menyatakan identitas dan jati diri kita, termasuk pendapat, prinsip dan apapun yang kita anggap penting untuk mereka ketahui. Bila penerimaan hanya terjadi sepihak maka kemungkinan besar kita akan menjadi ‘keset kaki’ dan bukan rekan, saudara atau sesama yang sepadan. Namun, cara kita menyampaikan siapa diri kita, identitas dan keinginan kita tidak bisa dilakukan dengan cara yang salah misalnya dengan kekerasan. Untuk itulah manusia membutuhkan KOMUNIKASI. Tentunya dengan pemahaman bahwa komunikasi bukan hanya sekedar bertanya jam berapa sekarang, atau apakah anda sudah berkeluarga atau belum, karena itu dapat kita lakukan dengan orang yang baru saja kita ketemui di jalan, bis kota, atau antrian bioskop. Komunikasi yang dimaksud di sini adalah komunikasi yang menandakan adanya pengiriman dan penerimaan pesan antara individu dengan individu yang lain sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti dengan benar dan tepat sasaran. Nah, karena mengenal adalah proses yang panjang, yang bahkan akan memakan seluruh waktu dalam hidup manusia, begitu juga dengan komunikasi. Kita tidak akan pernah dapat berhenti berkomunikasi satu dengan yang lain.
Sudah kenal, sudah saling berkomunikasi, apakah sudah cukup untuk membangun sebuah komunitas yang sehat dan mengatasi segala perbedaan kekayaan yang ada? Tidak tentunya. Kita masih harus menempuh 2 tahap terakhir. Yaitu MEMBENTUK HARMONI, dan MENCAPAI HASIL. Apa yang terjadi dalam pembentukan harmoni? Rangkaian nada akan jauh lebih berarti dari sebuah nada bukan? Dan tentunya rangkaian nada tersebut juga tidak disusun secara asal, namun disusun sedemikian rupa untuk menghasilkan rangkaian nada yang membentuk sebuah harmoni yang indah. Begitu juga dengan kita sebagai manusia, (bukan berarti banyak manusia lebih berharga dari satu manusia loh!!) ketika masing masing kita bersikap bersahabat, supportif, saling menerima perbedaan dan mendukung satu dengan yang lain, maka kita akan menciptakan sebuah iklim untuk menciptakan sebuah persatuan. Tidak mudah memang, karena pada tahap ini ada kalanya kita harus mengalah, mendahulukan kepentingan orang lain, dan mengakui kelebihan orang lain. Namun yang harus kita ingat adalah ini bukan soal menang dan kalah, tapi soal kebesaran hati untuk menerima sesama ciptaan Tuhan yang diciptakanNya baik adanya, sama seperti kita.
Dengan tercapainya sebuah pengenalan yang baik dan tepat, terbinanya komunikasi yang benar dan positif, serta terbentuknya rasa saling pengertian, tanpa kita sadari hal-hal tersebut akan membentuk suatu komunitas yang hidup untuk mencapai hasil bersama. Di dalam tahap inilah konflik sekalipun dapat diubah menjadi sebuah alat untuk mencapai kreativitas lebih. Komunitas bukan hanya menjadi tempat untuk berkumpul, kongkow-kongkow, atau sekedar refreshing, namun menjadi alat untuk memecahkan masalah. Waahhhh luar biasa bukan? Bila kita semua ingin mencapai tahap ini, mari kita usahakan setiap tahap berjalan dengan baik dan maksimal, dengan begitu bukan hanya kita menjadi berkat bagi komunitas dimana kita ada, namun komunitas kita juga dapat menjadi berkat bagi komunitas yang lebih besar!! Selamat menjadi berkat yang tak terkira!
Gathered from all places, Many homes and land
Many tounges and races, can we understand?
Learning common language, seeking one accord
Time to hear each other time to end discord.
Sharing our resources, we can reach world wide
We will work for justice for those long denied
“What can we accomplish? We are just a few”
Then we hear God’s answer: “ iT must start with you”
(Text: Barbara Price and Linda based on Eph 4.©2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar