Backstreet VS Frontstreet
Siapa sih anak muda yang ngak tau istilah ‘backstreet’? pasti teman-teman tahu pasti istilah ini. Ini adalah istilah yang saya kenal sekitar tahun 90-an, yaitu ketika banyak teman sekolah saya yang sudah mulai berpacaran. Apa sih arti backstreet itu sebenarnya? Yuk kita telusuri bersama!
Backstreet, yang arti harafiahnya adalah jalan belakang, merupakan istilah anak muda masa kini, yang menjalin hubungan dengan lawan jenis(berpacaran) tanpa diketahui oleh keluarga ataupun lingkungannya. Apa alasannya? Wah banyak sekali! Sebut saja karena baik keluarga, maupun lingkungan tidak menyetujui hubungan tersebut, atau karena terlalu banyak aturan dari pihak keluarga dan lingkungan. Kebanyakan, aturan dan larangan memang berasal dari orang tua pihak perempuan. Orang tua pihak perempuan biasanya khawatir kalau mengizinkan putrinya pacaran nanti bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Atau, bisa juga karena orangtua tak menyukai profil pacar anaknya, bisa karena beda status sosial, etnis, agama dan semacamnya. Nah, dengan gaya berpacaran ini, kedua sejoli dapat tetap membina hubungan tanpa diketahui oleh orang lain.
Gaya berpacaran seperti ini bukan tanpa konsekuensi loh! Walaupun banyak dari remaja menganggap backstreet akan mengurangi munculnya masalah-masalah yang berhubungan dengan orang tua. Malah sebaliknya, dengan gaya pacaran tersebut, kita akan menemukan banyak persoalan dengan orang tua, bahkan konflik antara dua sejoli tersebut. Hah kok bisa? Karena pada dasarnya backstreet adalah menyembunyikan suatu kebenaran, maka kita akan terbiasa membohongi orang tua kita bukan? Dari sanalah banyak konflik akan bermunculan. Misalnya: karena anak selalu menolak diajak pergi keluar. Sebenarnya bukan karena malas, tapi agar bisa bertemu dengan sang kekasih. Lama-kelamaan tentu orangtua akan curiga dan jadi sering marah-marah pada anaknya. Sedangkan konflik dengan pasangan sendairi bis terjadi karena kesulitan mengatur janji untuk bertemu. Kalau tidak pintar-pintar memahami, pasti jadi gampang berantem.
Pacaran backstreet juga dinilai lebih berat ketimbang pacaran normal (tidak backstreet). Konflik yang muncul lebih kompleks dan membebani pikiran. Hal itu akan memicu timbulnya stres. Sebab, ada harapan yang sama-sama tidak terpenuhi. Anak merasa orangtua tidak memenuhi harapannya, begitu juga seballiknya, anak tak memenuhi harapan orangtua. Kalau kedua belah pihak saling bersikeras, tentu energi negatif yang keluar semakin banyak. Beban pikiran yang awalnya hanya sebatas stres, lama-kelamaan berubah depresi.
Dimana ada niat, disitu pasti ada jalan, betul? Karena itu, sebelum memutuskan untuk pacaran,pasangan harus sudah yakin untuk melangkah bersama. Tunjukan kalau cinta yang dimiliki pasangan memang layak diperjuangkan. Sedangkan jika dari awal sudah ragu, sebaiknya memang tak usah diteruskan daripada pacaran backstreet tapi akhirnya hanya menyakitkan.
Ingat loh, pacaran itu bukan hanya untuk mengisi kesepian kita, atau hanya karena ingin eksis diantara teman sepergaulan. Karena hakekatnya pacaran adalah suatu tahapan yang harus dilewati manusia dalam rangka pengenalan sebelum memasuki masa pernikahan. Jadi bukan masa untuk saling memuaskan kebutuhan, keinginan, masing-masing individu. Nah, untuk itu cobalah simak beberapa tips untuk menghindari backstreet alias mencari frontstreet di bawah ini:
1. Cobalah untuk berterus terang alias jujur! Kejujuran dan keterbukaan adalah awal dari jalan keluar loh.
2. Cobalah untuk mengkomunikasikan perasaan dan niat kalian untuk berpacaran. Komunikasi adalah jalan terbaik bagi kedua belah pihak, orang tua, dan kalian sendiri.
3. Realistislah! Banyak pasangan yang tidak mampu berpikir realistis karena dimabuk asmara. Pikirkanlah apa yang akan kalian hadapi 5, 10,20 tahun mendatang sebagai keluarga, jangan cuma memikirkan apa yang sedang kalian hadapi hari ini, malam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar