Lanjutan...
Hai rekans remaja! Masih ingatkah 5 ciri penolong yang sepadan yang terbit di edisi Desember kemarin? Masih dapatkah kalian menyebutkan salah satunya? APAAAAA??? LUPAAAAA!!!! Ya sud, kita liat ringkasannya dulu. 5 Check list yang pertama adalah cinta Tuhan, dewasa, mampu menjadi ayah atau ibu, mampu menjadi sahabat, dan mampu menjadi kekasih. Nah uda pada ada belum nih di si doi? Kalo belum ada jangan buru-buru serius dulu. Kalo yang 5 kemarin aja belum ada apalagi yang ini, jangan-jangan masih jauh dari pelupuk mata (huh?!) Nah, dalam edisi kali ini kita bakal mem-break down check list yang lalu menjadi 3 point lagi. Check this out ya!!
6. Mau buka-bukaan
JANGAN PORNO DULU PIKIRANNYA!! Buka-bukaan disini bukan berarti kalian harus telanjang yaakk!! Itu kalo checklistnya dah lengkap dan uda diberkati pendeta, dan udah di dalam kamar (Ya masa mau di halaman rumah ?!?!) Ok, udah kejauhan ngomongnya, kembali ke....CHECK LISTNYA. Buka-bukaan disini artinya kalian berani jujur, baik soal masa lalu, ataupun sesuatu yang ingin kalian katakan pada pasangan. Bingung? Hmmm... gini deh misalnya: kamu diminta kasih masukan untuk baju yang dia gunakan hari itu. Terus menurut kamu bajunya itu nggak match, tapi kamu takut dia marah. Akhirnya kamu memutuskan untuk tetep bilang: bagusss kooo. Nah itu namanya nggak jujur! Kita cari pasangan bukan untuk cari aman, bukan juga hanya untuk kasih pujian ataupun terima pujian. Tapi jadi apa adanya kamu, sehingga pasangan juga belajar menerima yang namanya perbedaan. Kalo pacaran nggak pake perbedaan artinya pacaran itu nggak sehat!! Karena bagaimanapun setiap orang diciptakan berbeda satu dengan yang lain. Kalo sama sekali nggak ada yang beda atau semuanya sama selama-lamanya, artinya baik kita ataupun pasangan tidak menjadi diri sendiri, kita atau pasangan kita menggunakan topeng untuk menyenangkan hati pasangan. ARTINYA: hubungan itu palsu!! Karena didasari oleh kebohongan dan bukan kasih. Karena yang namanya kasih itu diwujudkan dengan menerima perbedaan bukan?
7. Mau ditegur, dievaluasi, ditingkatkan kualitasnya
Point ke 7 ini masih ada sambungannya dengan poin ke 6, (juga dengan poin ke2 dan 4 dewasa dan mampu menjadi sahabat). Sebagai manusia yang dewasa dan sahabat bagi pasangan, kita tidak hanya harus jujur dan terbuka kepada pasangan kita, namun juga bersedia menerima ‘konsekuwensi’ dampak dari kejujuran. Tak heran banyak orang yang mengatakan bahwa kejujuran itu menyakitkan. Karena kerap kali kejujuran menyeret kita pada sebuah konflik yang tentunya tidak menyenangkan. (Siapa manusia yang sukanya konflik? Gak ada kan?) oleh karena itu baik kita ataupun pasangan harus memiliki hati yang lebaaaarrr untuk dapat menerima masukan, teguran, evaluasi dari pasangan kita. TAPI yang namanya teguran di sini ada kriterianya loh, yaitu sesuai dengan FIRMAN TUHAN!! Dan disampaikan dengan HIKMAT TUHAN. Bukan dengan keinginan pribadi pasangan kita. Karena segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan akan menyeret kita pada hubungan penuh kekerasan. Kita akan menjadi manusia yang memaksakan kehendak diri dan bukan melakukan kehendak Tuhan.
8. Berani mengampuni
Mengampuni harus berani?! Kenapa nggak pake kata ‘mau’ tapi ‘berani’? karena sesungguhnya yang namanya pengampunan membutuhkan dari sekedar kemauan tapi keberanian.
Maksudnya? Gini loh. Kalian pernah disakiti teman? Lalu akhirnya musuhan dan akhirnya pertemanannya nggak pernah balik seperti semula? Nggak mudah kan untuk memperbaiki hubungan tersebut? Nah, Itu baru teman, biasanya disakiti pasangan jauh lebih sakit rasanya, karena pasangan itu adalah untuk seumur hidup, bukan untuk digonta-ganti atau dapat datang dan pergi seperti teman-teman kita di sekolah, kuliah dll.
Mengampuni pasangan bukan hal yang mudah, karena intensitas kita bertemu dan disakiti dengan kesalahan yang sama akan jauh lebih banyak ketimbang ketika kita hanya sekedar berteman, lebih dari itu mengampuni kadang membuat hubungan kita tidak kembali seperti semula karena adanya luka yang membekas. Nah, itulah kenapa kita butuh lebih dari sekedar mau tapi berani menghadapi sakitnya, termasuk berani untuk menaklukan sakitnya, hingga kita dapat memiliki hubungan yang tetap baik bahkan lebih baik dari waktu ke waktu. Karena bagaimanapun pasangan kita bukan dewa atau Tuhan. Dia adalah manusia yang mampu melakukan kesalahan, yang tidak sempurna, dan yang tidak sama baik itu cara pandang, cara hidup, sampai caranya menyelesaikan masalah, dengan cara kita. Ringkasnya sih: BERANI MENCINTA: BERANI DISAKITI DAN BERANI MENGAMPUNI.
Gimana teman-teman? Makin kompleks kan check list kita? Ya ! memang nggak mudah untuk dapat mencari dan menjadi pasangan yang mampu menjadi lebih dari sekedar teman bermesraan tapi menjadi penolong yang sepadan. Dann...check listnya belum berhenti sampai di sini, masih ada 2 lagi yang akan kita bahas pada edisi berikut. So, don’t miss it!!
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar