Hikmat Hidup
1 Raja2 2:10-12; 3: 3-14
Maz 34:9-14
Efesus 5: 15-20
Yohanes 6: 51-58
Tujuan: jemaat menghayati bahwa hikmat dibutuhkan sebagai landasan untuk hidup yang lebih bermakna.
Pertanyaan:
1. Apa itu hikmat?
2. Apa gunanya hikmat bagi manusia?
3. Bagaimana memperoleh hikmat hidup itu?
Apakah anda telah hidup bijaksana? Bagaimana anda menjawab pertanyaan ini? Adakah dari kita yang mengatakan bahwa kita telah hidup dengan bijaksana? Atau jangan jangan kita sendiri telah menyadari bahwa hidup kita jauh dari kebijaksanaan? Sadarkah saudara bahwa banyak manusia di dunia ini yang hidup dengan tidak bijaksana? Baik tubuh hingga akal budi yang adalah karunia Allah bagi manusia, dinodai dengan penggunaan yang tidak bijak dan bahkan membawa efek yang merusak.
Sering kali kita memakai baik itu rokok maupun minuman keras dan narkoba sebagai contoh gaya hidup yang tidak bijaksana, namun ternyata, hidup tanpa kebijaksanaan dapat dilakukan juga oleh mereka yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Adakah dari kita yang lebih suka memuaskan baik itu mata, telinga, mulut, tangan dan kaki dengan melakukan hal yang bukan hanya tidak berguna, namun menjadi pemuasan nafsu. Dengan makan makanan yang tidak sehat, atau berlebihan; begadang; menyaksikan infotaintment berlebihan; mengisi pikiran dengan berbagai bacaan yang alih-alih membangun, malah merusak akal sehat; hingga bekerja terlalu keras yang dapat menyebabkan penyakit orang kota kebanyakan...stress; dapat menjadi contoh nyata bahwa kita adalah manusia yang tidak bijaksana dalam menjalani hidup.
Mempertimbangkan dan memikirkan dengan sebaik mungkin, dengan juga menimbang segala resiko yang mungkin terjadi; cermat; teliti; menggunakan akal budinya adalah beberapa ciri dari orang yang berusaha hidup dengan bijaksana atau berhikmat. Rasanya tidak sulit untuk dilakukan bukan, apalagi dengan menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang dikaruniai akal budi yang memampukan manusia untuk dapat membedakan yang baik dan yang buruk. Tapi mengapa banyak manusia yangg tidak mampu hidup dengan menggunakan hikmat untuk hidup?
Hikmat hidup tidak akan pernah diperoleh oleh manusia, bila manusia pertama-tama tidak menghargai dan mau memaknai hidup. Hidup hanyalah sesuatu yang biasa, bahkan tidak berarti apa apa bila kita tidak mau melihat keistimewaan hidup.
Dalam kemudaannya Salomo telah melihat keistimewaan dalam kehidupannya sejak masa Daud, Ayahnya. Apa keistimewaannya? 1. Bahwa Ia dan Ayahnya hidup dalam jaminan kasih setia dan pemeliharaan Allah. 2. Dalam kemudaannya dia telah dipercayakan untuk naik ke atas tahta sebagai pemimpin atas bangsa yang besar.
Banyak dari kita yang berpendapat bahwa karena kita tidak mengalami apa yang dialami oleh Daud dan Salomo, maka hidup kita tidaklah istimewa? Salah saudara sekalian. Setiap hidup kita adalah istimewa dan berharga. Bila kematian kita saja berharga di mata Tuhan apalagi hidup kita? Hanya saja kita tidak mau melihat Karya Tuhan yang menjadikan hidup kita istimewa. Dapat saja Salomo atau Daud merasa bahwa hidupnya tidak istimewa, karena ia harus menanggung tanggung jwab yang luar biasa tidak mudah di masa dimana ia masih ingin bersenang-senang. Salomo dapat melihat hidupnya sebagai beban yang besar yang menyusahkan dan merusak keindahan dan sukacita masa mudanya.
Salomo tahu dengan pasti bahwa hidupnya adalah hidup yang istimewa, untuk itulah ia meminta hikmat. Tanpa hikmat dan kebijaksanaan, ia tidak akan dapat menjalani hidup dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik dan sesuai dengan standar Tuhan. Untuk itulah juga kita membutuhkan hikmat hidup, karena kita sebagai manusia adalah mahkluk yang bebas...bebas untuk memilih...bebas untuk berekspresi...bebas untuk menentukan apa yang baik dan yang jahat menurut persepsi dan pengetahuan kita yang terbatas...dan kebebasan itulah yang sering kali menjatuhkan harga diri kita sebagai manusia, yaitu ketika kita salah memilih jalan hidup kita.
Maka:
Untuk dapat memperoleh hikmat hidup, kita harus membuat diri kita waspada terhadap hidup dan segala konsekuensinya. Hidup bukan main-main, bukan juga sekedar panggung sandiwara. Hidup anda dan saya hanya 1 kali, maka gunakanlah kesempatan yang hanay satu kali ini sebaik mungkin, karena hidup tidak hanya menguras tenaga dan pikiran manusia, namun juga memperkaya jiwa dan pikiran manusia yang menjalaninya. Lalu apa yang harus kita lakukan:
1. Perhatikan dengan seksama. Bagaimana cara memperhatikan dengan seksama? Dengan seksama disini tentunya bukan asal memperhatikan bukan. Memperhatikan bukan berarti sebatas melihat, namun memberi perhatian kepadanya. Itulah yang harus kita lakukan terhadap hidup, memberi perhatian, agar hidup tidak menjadi sesuatu yang berlalu seperti uap saja. Apa kegunaannya? Dengan memperhatikan dengan seksama, kita dapat melihat segala sesuatu yang baru, yang selama ini tidak nampak, yang berharga, yang biasanya tertutup oleh rutinitas, yang unik, yang membuat hidup nampak lebih bermakna dan berwarna.
2. Jangan berlaku seperti orang bebal. Bebal bukan sekedar bodoh saja, namun sudah tahu salah dan keliru tapi tetap dilakukan. Artinya lebih bodoh dari orang bodoh. Sudah tahu api itu panas, namun tetap saja suka bermain api!! Berlakulah menjadi orang arif, yaitu hidup yang mau mengerti apa yang baik, yang berguna, yang diinginkan dan dikehendaki Allah.
3. Pergunakan waktu yang ada. Adakah dari kita yang tahu dengan pasti sampai usia berapa kita hidup? tentunya tidak ada. Harapan mungkin ada: “ saya ingin hidup hingga usia 75 tahun. Usia yang pas bagi manusia “. Tapi penentu yang sesungguhnya hanyalah Tuhan dan tidak ada yang lain. Menit dan detik bisa datang dan pergi tanpa kita sadari, namun itulah yang penting. Sering waktu berjalan begitu saja tanpa ada sesuatu yang kita lakukan baik untuk memperbaiki diri apalagi untuk memperbaiki kehidupan orang orang di sekitar kita. “Eh engak kerasa udah nambah satu tahun lagi.” Saudara –saudara Tuhan tidak melihat berapa tahun anda mampu hidup! tapi Ia ingin kita memperhatikan kualitas hidup kita, yaitu apa yang sanggup anda lakukan untuk Tuhan dan sesama sepanjang Tuhan masih memberikan kesempatan dan nafas hidup.
Anda bisa melakukan 3 hal diatas dengan mudah dengan bahan bakar yang tepat pula! Apa bahan bakar yang tepat? Firman Allah yang hidup dalam hidup Yesus. Yesus bukan sekedar roti yang mengenyangkan perut anda! Tapi juga merawatnya dari dalam. Yesus bukan hanya sekedar memberi hidup tapi menjadikan hidup kita semua bernilai dan bermakna. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar